Suar.ID -Di akhir hayatnya, Anton Medan dikenal sebagai sosok yang begitu dikagumi.
Padahal siapa sangka, Anton Medan dulunya adalah seorang preman kelas kakap.
Setelah belasan kali masuk penjara dan dua kali pindah agama Anton Medan pun insaf.
Tak sekadar insaf, Anton Medan pun menjadi pendakwah.
Dia membangun pondok pesantren dan juga membangun masjid yang begitu ikonik.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, Ramdhan Effendi alias Anton Medan meninggal dunia pada Senin (15/3) kemarin.
Jenazahnya kemudian disemayamkan di rumah duka di Kelurahan Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rencananya, Anton Medan akan dimakamkan di dekat masjid Tan Kok Liong pada Selasa (16/3) ini.
Beberapa tokoh turut berbela sengkawa atas meninggalnya Anton Medan.
Tak kurang Wakil Presiden Ma'ruf Amin hingga mantan Gubernul DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengirimkan karangan bunga.
Tentu banyak dari kita yang bertanya-tanya, siapa Anton Medan?
Punya nama asli Tan Hok Lian, Anton Medan lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, pada 10 Oktober 1957.
Semasa hidupnya, Anton Medan dikenal sebagai mafia kelas kakap dan kemudian bertobat lalu memutuskan jadi penceramah.
Seperti disinggung tadi, Anton Medan punya jejak hitam yang begitu kelam di dunia kriminalitas.
Kompas.com mencatat,Anton Medan mengaku sudah 14 kali keluar masuk penjara sejak kecil.
Dia berulang kali masuk penjara atas kasus perampokan dan perjudian.
Dilansir dari Tribunnews.com, Anton Medan pernah menjadi sosok yang ditakuti saat era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Anton pernah dituduh ikut membakar salah seorang pengusaha saat kerusuhan 1998.
Mantan mafia kelas kakap itu kemudian memeluk agama islam pada tahun 1992.
Dia bahkan pernah menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) pad tahun 2012.
Sebelum memeluk agama islam, Anton mengaku menganut agama budha, lalu beralih ke kristen.
Setelah memeluk islam, Anton mendirikan sebuah masjid bernama Masjid Jami' Tan Hok Liang di area Pondok Pesantren At-Taibin, Cibinong.
Gaya khas bangunan Masjid Jami' Tan Hok Tek Liong itu megambil gaya bangunan Tionghoa sebagai ciri khas Anton yang keturunan Tionghoa.
Sejak dulu, Anton memang bercita-cita membangun pondok pesantren yang bisa dijadikan tempat belajar agama para mantan narapidana.
"Yang dibangun pertama Bapak (Anton Medan) kuburannya dulu, terus dilanjutin ngebangun pondok pesantren," kata Deni Chunk (41), pengurus Pondok Pesantren At-Taibin kepadaTribunnewsBogor.compada Juni 2017.
"Cita-cita bapak ingin bangun pesantren untuk mualaf Tionghoa, makannya didirikan pondok pesantren ini. Pembangunan sekitar dua tahun, baru mulai beroperasi pada 2004," kata Deni.
Anton Medan bahkan diketahui sudah menyiapkan liang lahat untuk dirinya di area Pondok Pesantren At-Taibin, Cibinong.
Namun, hingga berita ini ditulis, belum diketahui mengenai prosesi pemakaman Anton Medan.
Selamat jalan, Anton Medan. (Kompas.com)