Psikolog Sebut Fenomena Ghosting Tampak Nyata karena Media Sosial

Senin, 08 Maret 2021 | 14:01

Ilustrasi 'Ghosting'

HAI-Online.com - Dalam beberapa hari terakhir, 'ghosting' menjadi istilah yang banyak dibicarakan netizen di Indonesia.

Hal itu bermuladari kisah asmara putra ketiga Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang dikabarkan meninggalkan mantan kekasihnya, Felicia Tissue,menjalin hubunganbaru dengan seorang perempuan bernama Nadya Arifta.

Hal itu membuat ibunda Felicia, Meilia, geram dengan menyebutKaesangmenghilang begitu saja tanpa kabar.

Nah, perilaku menghilang tanpa kabar dalam suatu hubungan itulah yang dikenal dengan istilah ghosting.

Baca Juga: Kaesang Ghosting Felicia, Ini Dia 4 Cara Buat Menghadapi Gebetan yang Suka Ghosting!

Mengutip Live Science, ghosting berarti memutuskan semua komunikasi tanpa memberikan penjelasan.Ghosting dapat terjadi pada siapa saja, baik pria atau wanita, dan wajar terjadi dalam suatu hubungan apapun.

Namun, belum banyak penelitian terkait perilaku ini. Suatu studi 2018 terhadap 1.300 orang, menemukan sekitar seperempat dari partisipan telah di-ghosting oleh pasangannya.

Sedangkan seperlima dari partisipan mengaku telah melakukan tindakan ghosting. Hasil penelitian telah diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships.

Selain dalam hubungan, ghosting juga merupakan perilaku yang umum dalam pertemanan atau bahkan hubungan profesional.

Menurut psikolog Tara Collins dari Winthrop University, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengakhiri hubungan, termasuk melalui ghosting.

Dia menjelaskan, menghilang tanpa kabar ada kaitannya dengan kemajuan teknologi yang telah mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain.

"Adanya media sosial dan teknologi membuat orang semakin mudah dihubungi. Jadi ketika ada perilaku ghosting dapat langsung terlihat," kata Collins.

Baca Juga: Kaesang Ghosting Felicia? Kalo Masih PDKT, Ternyata 6 Alasan Kenapa Lo Dighosting

PIXABAY/JESHOOTS-COM

Ilustrasi menggunakan media sosial di ponsel.

Dalam makalah tahun 2012 yang diterbitkan di Journal of Research in Personality, Collins dan rekannya menganalisis beberapa taktik dalam putus cinta.

Salah satunya adalah menghindari. Dalam taktik ini, seseorang akan mengurangi kontaknya dengan pasangan, menghindari pertemuan, dan semakin jarang menceritakan kehidupan pribadinya.

Ada juga yang memutuskan hubungan melalui perantara. Harapannya pihak ketiga dapat mengomunikasikan kepada pasangan keinginan untuk putus.

Collins mengatakan, ghosting merupakan kombinasi dari menghindar dan melalui perantara.

"Orang yang ghosting menghindari melihat dan berbicara dengan pasangannya. Tapi media sosial dapat memberi tahu hal lain, media sosial adalah pihak ketiga," ujarnya.

Tindakan ghosting dapat mengungkapkan kepribadian seseorang. Mereka yang melakukan ghosting biasanya cenderung menghindari kedekatan emosional dalam hubungan.

"Orang-orang yang tidak suka memiliki kedekatan emosional, mereka mungkin lebih cenderung melakukan ghosting,"tegasCollins.

Baca Juga: Ini Arti Istilah Ghosting yang Sering Muncul di Kalangan Anak Muda

Dari penjelasan di atas, merupakan hal yang masuk akaldi saat komunikasi semakin mudah, di satu sisi memutuskan komunikasi juga semakin tampak nyata di era media sosial ini.

Jadi, bijak-bijaklah dalammenjaga komunikasi dalamhubungan ya, sob. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengakhiri Hubungan dengan Ghosting, Wajar atau Tidak?"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya