Desa Ini Dihuni oleh Ribuan Janda, Banyak Pria yang Mati secara Tragis di Tempat Ini

Sabtu, 27 Februari 2021 | 12:30
Bayu Dwi Mardana

Harimau bengal.

Suar.ID -Sebuah desa di India ini dihuni hanya oleh para janda saja.

Jumlah mereka pun ribuan.

Mereka kehilangan suaminya dari kejadian mengerikan, yaitu korban terkaman harimau.

Para “janda harimau” itu tinggal di South 24 Parganas, West Bengal, India, sebagaimana dilansir dari The Irish Sun, Rabu (23/2/2021).

Baca Juga: Dianggap Dapat Membahayakan Gara-gara Ucapannya, Nikita Mirzani Sebut Elza Syarief Bakal Digelandang Polisi: Sudah Dipanggil, Tapi Diem-diem

Mereka mengaku, para suami mereka dianiaya sampai mati oleh harimau ketika berkelana ke dalam hutan untuk menangkap ikan, kepiting, serta mengumpulkan madu.

Presiden Forum Dakshinbanga Matsyajibi, Pradip Chatterjee, mengatakan kepada Vice News bahwa ada sekitar 3.000 wanita yang menjadi janda di desa tersebut.

Chatterjee berujar, para suami di desa tersebut tewas karena dibunuh oleh harimau.

Serangan harimau sering dilaporkan terjadi.

Baca Juga: Bukan Rizky Febian, Akhirnya Anya Geraldine Beberkan Sosok yang Bikin Hubungannya dengan Ovi Rangkuti Kandas: Jadi Dia Kesalnya Bukan Sama Iky...

Bahkan pada April 2020, penduduk desa melaporkan setidaknya ada 60 serangan harimau di daerah itu.

Serangan harimau semakin meningkat ketika para pria berbondong-bondong pulang kampung ke daerah tersebut setelah merantau ke kota-kota besar.

Chatterjee mengatakan, para pria melepaskan pekerjaan mereka sebagai buruh di kota dan pulang kampung ke daerah itu agar bisa bekerja di dalam hutan.

Mereka tergiur karena bekerja di hutan dapat menghasilkan hingga 700 rupee (Rp 136.000) dalam sehari dibandingkan pendapatan sebagai pekerjaan buruh yang hanya 200 rupee (Rp 39.000).

Mereka kemudian memasuki area terlarang, menempatkan diri mereka dalam bahaya diserang oleh harimau bengal yang terancam punah.

Dan bakau di hutan merupakan habitat penting bagi harimau.

Dari 60.000 pekerja di hutan, Chatterjee mengatakan bahwa hanya seperempat dari mereka yang memiliki izin untuk bekerja.

Oleh karena itu, orang-orang yang tidak memiliki izin bekerja dianggap sebagai pekerja ilegal dan keluarga korban takut melapor jika ada serangan harimau yang mematikan.

Baca Juga: Kerap Dijenguk Para Artis Selama di Penjara, Kuasa Hukum Saipul Jamil Ungkap Kondisi sang Pedangdut yang Dikabarkan Jatuh Bangkrut: Berusaha untuk yang Terbaik

"Mereka tidak meminta kompensasi karena takut akan tindakan hukum.

"Mereka bahkan takut melaporkan kematian,” ujar Chatterjee.

Direktur Lapangan Suaka Harimau Sundarban Tapas Das mengatakan hanya mendapat laporan sebanyak 21 kematian resmi akibat penyerangan harimau.

Dari 21 laporan tersebut, hanya empat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi.

Pemerintah India hanya memberikan kompensasi jika kematian terjadi di luar zona larangan masuk.

Salah satu janda, Haridasi Mandal menceritakan bahwa suaminya, Haren (46), dibunuh oleh harimau pada 2014.

Dia mengatakan, putra tertuanya kini juga mulai bekerja di daerah yang sama.

Oleh karena itu, Haridasi sekarang hidup dengan rasa takut akan kehilangan anggota keluarga lain yang pergi ke hutan.

Baca Juga: Reputasinya Terjun Bebas, Nissa Sabyan Dicap Anak Durhaka oleh Tetangga, Rupanya Belum Lama Pindah ke Lingkungannya Sekarang

Janda lain, Sulata Mandal (35) bertutur bahwa suaminya, Sujit, tewas saat memancing pada April 2020.

"Anak-anak saya membuatku berjanji untuk tidak pernah pergi ke hutan lagi.

"Tetapi penghasilan saya sekarang sangat sedikit dengan melakukan pekerjaan serabutan ini,” turut Sulata.

"Kecuali saya tidak menemukan pilihan lain untuk menghasilkan cukup uang untuk menjalankan rumah, saya harus kembali ke hutan," imbuh Sulata.

Menurut pemerintah India, sekitar 40 hingga 50 orang tewas akibat serangan harimau setiap tahunnya.

Tag

Editor : Adrie Saputra

Sumber intisari