Beredar Isu Vaksin Gotong Royong yang Ditujukan untuk Orang Kaya, Ternyata Ini Fakta yang Sebenarnya

Jumat, 26 Februari 2021 | 18:00
Thinkstock

Vaksin covid-19 telah disesuaikan isinya untuk menghadapi varian virus corona. Contohnya Moderna menyiapkan varian dari Afrika Selatan.

Suar.ID - Baru-baru ini, pemerintah tengah menyiapkan dua program vaksin.Program yang pertama adalah program vaksin gratis dan yang kedua dinamakan vaksin gotong royong.Wacana vaksin gotong royong kini menimbulkan pertanyaan di masyarakat.Lantas apa itu vaksin gotong royong, benarkah hanya untuk orang kaya?

Baca Juga: Pemerintah Israel Berikan Vaksin Corona kepada Warganya dengan Sangat Cepat, Menteri Kesehatan: Kami Terus Memimpin di Seluruh DuniaMenurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, program vaksin gotong royong ini telah ditentukan harga atau tarifnya.Itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Mengutip dari Tribunnews.com, program vaksin gotong royong merupakan program vaksin pemerintah yang diselenggarakan secara gotong royong melalui perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia.

Baca Juga: Kondisi Ashanty Dikabarkan Kritis, Anang Hermansyah Takutkan Hal Ini: Sempat Hampir tak Tertolong

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan pemerintah akan memberikan 3,5 juta dosis vaksin kepada pihak swasta melalui program vaksin gotong royong.Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pihak swasta, yang ingin mengadakan program vaksinasi bagi para karyawannya.Saat ini, pemerintah tengah mengupayakan pengadaan vaksin gotong royong sebanyak 20 juta dosis di tahun 2021.Lebih lanjut, Erick mengatakan program vaksin gotong royong akan diberikan secara gratis."Vaksin gotong royong gratis juga, tapi kita kasih kesempatan kepada pihak swasta yang ingin mengadakan dan membagikan secara gratis para pekerja yang sudah loyal pada perusahaan tersebut," jelas Erick, Selasa (23/2/2021).Koordinator Komunikasi Publik PMO Komite Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Arya Sinulingga, mengatakan ke depannya tata kelola vaksin gotong royong akan diatur secara ketat dan transparan."Seperti contohnya, vaksin yang digunakan tidak sama dengan program vaksinasi gratis pemerintah, kemudian tidak menggunakan fasilitas kesehatan pemerintah, dan pengusaha memberikan gratis pada pekerjanya," ujarnya, Selasa (23/2/2021), dikutip dari situs resmi covid19.co.id.Baca Juga: Dua Wanita Ini Nyamar jadi Nenek-nenek, Tujuan Mereka Ternyata Bikin Geleng-geleng Kepala

Kemudian Arya menambahkan, terdapat beberapa tantangan yang kini menghadang wacana ini."Tantangannya justru pada mendapatkan vaksinnya, karena seluruh dunia sedang sama-sama mencari vaksin saat ini, dan tentunya kita berusaha agar tidak mahal sehingga pengusaha mendapatkan vaksinnya dengan harga normal.""Tantangan selanjutnya adalah selentingan bahwa vaksin gotong royong ini untuk orang kaya, tapi sebenarnya ini untuk karyawan mereka, ini wajar mengingat karyawan juga rentan terpapar Covid-19,” paparnya.Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Shinta Widjaja Kamdani, menyampaikan dalam dua pekan ada 6.689 perusahaan yang tertarik mengikuti program ini.Selanjutnya, ia menuturkan perlu dilakukan sosialisasi untuk memperjelas posisi vaksin gotong royong di kalangan pekerja."Ketika nanti keluar aturannya, lebih jelas bahwa ini tidak ada niatan komersialisasi, benar-benar membantu percepatan vaksinasi, semua nanti dikontrol pemerintah.""Jadi objektifnya jelas yakni bersama membantu Indonesia. Tanpa keberhasilan vaksinasi, tidak mungkin kita bisa melakukan pemulihan ekonomi dengan baik, ini peran kita bersama sehingga kami pelaku usaha siap mendukung dan berpartisipasi,” terangnya.Lebih lanjut, peneliti dari Institue for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah, menjabarkan beberapa kriteria perusahaan yang diharapkan mengikuti program vaksinasi ini.“Bagi perusahaan, harapannya yang bisa mengikuti vaksinasi gotong royong ini adalah padat karya, berada di zona merah Covid-19, lalu memiliki efek multiplayer yang besar pada perekonomian nasional,” jelasnya.

Editor : Adrie Saputra

Sumber : Tribunnews.com

Baca Lainnya