Suar.ID -Dipanggil Kakek Sugiono oleh netizen Indonesia, Aktor film panas Jepang,Shigeo Tokuda kaget hingga berikan pesan ini.
Dikenal dengan sebutan Kakek Sugiono, bintang film porno veteran asal Jepang bernama Shigeo Tokuda semacam legenda di industri film dewasa.
Tanpa disadari, sosok Shigeo Tokuda alias Kakek Sugiono sudah satu dekade main film dewasa Jepang.
Jauh sebelum menjadi pemeran film dewasa, ternyata dulunya Kakek Sugiono seorang pejudi.
Dari bisnis judi, mulailah ia coba-coba menonton film dewasa hingga akhirnya tertarik memerankannya.
Track record-nya dalam dunia film sempat diungkapnya di depan awak media.
Meski sudah berumur lansia, dirinya kerap mau main bareng wanita muda yang masih berumur 20-an.
"Saya sudah main film dengan berbagai wanita mulai yang 20-an tahun hingga yang 70 tahunan.
Namun paling enak menikmati kerja main film dengan wanita usia 30-40 tahunan, karena bisa berkomunikasi dengan baik," kata Tokuda kepada Tribunnews.com beberapa waktu silam.
Shigeo Tokuda memang pria yang unik.
Dalam hubungan kerja lelaki dan wanita, dia menekankan yang terpenting adalah komunikasi.
Tokuda yang sering disebut Kakek Sugiono di Indonesia mulanya kagetmendapat julukan tersebut.
Namun, ia mengakui turut merasa senang atas reaksi masyarakat Indonesia terhadap dirinya.
"Salam saya buat pencinta saya di Indonesia," kata dia.
Selama kerjanya lebih dari 26 tahun sebagai pemain film dewasa di Jepang, hingga saat ini, Tokuda merasa kurang enak saat berpasangan dengan wanita usia 20 tahunan, meskipun dia telah bermain untuk sedikitnya 400 film produksi dua perusahaan film.
"Saat saya berpasangan dengan wanita usia 20 tahunan, memang mereka memanggil papa, kakek dan sebagainya, tetapi bukan itu yang penting,"
"Komunikasi, bagaimana kita bisa berbicara bersama pas antara lelaki dan perempuan, sehingga nyaman," ujarnya.
Tokuda mengakui para wanitabekerja film dewasa hanya untuk mendapat duit saja, tanpa ada maksud lainnya.
"Tapi kita kan membuat film supaya enak ditonton oleh pembeli film kita."
"Kalau pemain filmnya tak nyaman dalam berkomunikasi dalam berhubungan kan jadi tak enak ditonton dan akan tidak laku film tersebut," jelasnya.
Jadi sebenarnya, dalam hubungan lelaki dan perempuan, lepas dari segi usia, menurutnya yang terpenting adalah komunikasi dua arah antar keduanya.
"Kalau sudah pas bicaranya, enak komunikasinya, pasti segalanya berjalan lancar dan film juga jadi enak ditonton," kata dia.
Sedangkan wanita usia 30 sampai 40 tahunan biasanya memang sudah matang, sehingga komunikasi juga sangat enak.
"Demikian pula wanita yang berusia 50 tahun ke atas sampai 70 tahun tentu sudah matang, enak komunikasinya."
"Tetapi kita kan lihat pembelinya, jarang orang mau beli film dewasa yang kedua pemainnya sama-sama tua, bukan berarti tidak ada,"
"Kalau demikian, ya artinya film kita tidak akan banyak terjual semuanya, jadi rugi bukan?" tambahnya.
Oleh karena itu, menurutnya perpaduan antara tua dan muda, yang cantik dan kakek-kakek masih bisa dilakukan dan bisa saja menarik bagi banyak orang.
Diakuinya selama ini, filmnya ditonton paling banyak orang dewasa, mulai sekitar usia 40 tahun ke atas. tetapi anak muda mungkin kurang begitu suka.
"Tidak apa-apa, karena usia 30 tahun ke atas adalah kelas yang punya uang, sudah bekerja dan mapan, jadi pas dengan produk yang kita keluarkan dan ada pembelinya serta punya uang," ujarnya.