Suar.ID - Seorang perempuan asal Desa Laiyolo, Kecamatan Bontosikuyu, Selayar, Sulawesi Selatan, Asdianti merupakan pembeli tanah di Pulau Lantigiang seharga Rp 900 juta.
Ia juga telah membayar uang muka Rp 10 juta kepada seorang penjual pulau bernama Syamsul Alam alias SA.
Anak kedua dari dua bersaudara ini dibesarkan dari keluarga petani cengkeh.
Dia mengenyam bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama di Selayar, tanah kelahirannya.
Baca Juga: Viral Pulau Lantigiang Selayar Dijual Seharga Rp 900 Juta, Terungkap Sosok Bukan Kaleng-kaleng yang Jadi Pembelinya, Rupanya Seorang Direktur yang Kerap Wara-wiri Luar Negeri!Asdianti kemudian melanjutkan SMA di Makassar.
Lulus dari SMA, ia mengambil kuliah jurusan bisnis di salah satu perguruan tinggi swasta di Bali.
Menyandang gelar sarjana, ia berkerja menjadi sales consultant di sebuah perusahaan properti di Bali.
Saat itu, ia dipertemukan dengan seorang pria warga negara Italia yang kini menjadi suaminya. Keduanya kini menetap di Bali.
"15 tahun yang lalu suami jadi bos saya, jadi satu tempat kerja. Memang saya sudah lama tinggal di Bali sekitar 21 tahun," kata Asdianti kepada Kompas.com, Senin (1/2/2021).
Asdianti sejak menjadi sales diketahui pernah menawarkan penyewaan sebuah villa di Bali dengan harga Rp 400 juta per tahun.
"Sampai sekarang saya menawarkan vila di Bali Rp 80 juta per bulan sampai Rp 400 juta setahun," ungkapnya.Berkat jerih payahnya selama ini, Asdianti menabung hingga membeli tanah di Pulau Lantigiang Selayar seluas 4 hektar.
Asdianti kini merupakan direktur di PT Selayar Mandiri Utama.
Diberitakan sebelumnya, Asdianti mengaku sebelum membeli tanah, pihaknya sudah mendatangi Balai Taman Nasional Taka Bonerate di tahun 2017 untuk berkonsultasi.
Pihak Balai Taman Nasional Taka Bonerate menyarankan untuk membangun pada zona pemanfaatan, karena di dalam kawasan terdapat zona-zona yang berbeda.
Zona inti adalah zona yang tidak bisa dibangun sama sekali.
Baca Juga: Heboh Tanda SOS di Pulau Laki Dekat Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182, Basarnas Bakal Lakukan Ini
"Karena Balai Taman Nasional Taka Bonerate waktu itu menyarankan Pulau Lantigiang, Pulau Belang- belang dan pulau lain, tapi saya tertarik hanya Lantigiang dan Latondu Besar,"tutur Asdianti saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (31/1/2021).
Menurut Asdianti, sebelum masuk Taman Nasional Taka Bonerate, Pulau Lantigiang sudah dijadikan lahan kebun pohon kelapa oleh Syamsul Alam.
Bahkan, masyarakat yang ada di Pulau Jinato dan pulau lainnya tahu bahwa yang bercocok tanam dan berkebun itu dulu keluarga Syamsul Alam.
"Saya membeli tanah di Pulau Lantigiang, bukan pulau. Dan tanah itu untuk membangun water bungalows di tempat kelahiran saya yaitu Selayar," kata Asdianti lagi.
Rencananya, Asdianti akan mengambil pertimbangan teknis yang dikeluarkan Taman Nasional Taka Bonerate, Senin (1/2/2021).Pulau yang berpasir putih itu dijual oleh Syamsu Alam kepada Asdianti seharga Rp 900 juta.
Sementara itu, Pengacara Asdianti Zainuddin mengatakan, tanah di Pulau Lantigiang itu dikuasai oleh kakek Syamsu Alam, Dorra sejak tahun 1942.
"Masyarakat duluan ada di sana sementara Taman Nasional Taka Bonerate ada pada tahun 2000," ungkapnya.
Asdianti membeli tanah di sana, dengan adanya surat keterangan kepemilikan tanah di Pulau Lantigiang tahun 2015.
Sementara transaksi jual beli dilakukan pada tahun 2019.
Kasus pembelian tanah tersebut ditangani Polres Selayar dan Zainuddin tetap siap menghadapi proses hukum.