Tanpa Ada Sehalai Benangpun Tutupi Bagian Intimnya, Potret Wanita Bermasker Berjalan Santai Tanpa Mengenakan Celana Viral di Media Sosial

Selasa, 02 Februari 2021 | 06:45
GridHealth.ID

Seorang wanita bermasker yang berjalan tanpa mengenakan celana

Suar.ID - Pandemi virus corona ternyata juga mempengaruhi psikologis beberapa orang.

Tak sedikit yang merasakan stres akibat adanya virus yang mendunia ini.

Media sosial kembali dibuat heboh dengan beredarnya video yang menunjukan seorang wanita bermasker berjalan santai tanpa mengenakan celana.

Baca Juga: Didenda Rp 100 Ribu Karena Tak Pakai Masker, Pemuda di Bali ini Langsung Ngamuk dan Koar-koar Susah Cari Duit, Sempat Sindir Pejabat ini: Hukum Malah Tajam ke Bawah, Tumpul ke Atas!

Video tersebut baru saja diterima tim redaksi GridHEALTH.id, Senin (1/2/2021) sore.

Setelah diamati video singkat tersebut nampaknya terjadi di wilayah Indonesia.

Sebab sang perekam video beberapa kali berbicara menggunakan bahasa Indonesia.

"Dari muka...dari muka...," ujar salah satu pria yang merekam video sambil menaiki motor.

Video tersebut cukup mencengangkan sebab sang wanita bermasker itu nampak berjalan santai meski tak mengenakan celana.

Baca Juga: Digugat Gegara Kecolongan Keluyuran Tanpa Masker Usai Vaksin Covid-19, Raffi Ahmad Harap-harap Cemas Dapat Suntik Vaksin Kedua Hari Ini: Harusnya Sama

Bahkan wanita tersebut tampak tak risih meski direkam oleh para pengguna jalan.

Entah apa yang dialami wanita tersebut, namun yang pasti wanita bermasker itu seolah tak bermasalah dengan tidak mengenakan sehelai kain untuk menutupi kemaluannya.

Akan tetapi terlepas dari itu, pandemi Covid-19 ini memang dianggap dapat menyebabkan seseorang stres.

Hal itu diungkap dilaman Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Kondisi ini jika terus dibiarkan dapat memengaruhi kesehatan seseorang terutama kesehatan mental mental.

Menurut CDC, ketakutan dan kecemasan tentang penyakit luar biasa, seperti Covid-19 bisa menyebabkan emosi yang kuat pada orang dewasa maupun anak.

Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa individu mungkin mengalami masalah kesehatan mental untuk pertama kalinya selama pandemi.

Baca Juga: Tuai Kritikan Satu Negara Gara-gara Tak Pakai Masker Setelah Divaksin Covid-19, Inilah Sosok Pengusaha yang Pestanya jadi Sorotan Setelah Foto Raffi Ahmad Viral

Masalah penyesuaian, depresi, dan kecemasan mungkin timbul.

Sebuah studi tahun 2017 yang tercatat dalam Bulletin of World Health Organization, membuktikan bahwa ada peningkatan jumlah orang melaporkan kesehatan mental dan masalah psikososial selama wabah penyakit virus Ebola di Sierra Leone.

Senada dengan hal tersebut, sebuah studi tahun 2011 terkait wabah influenza H1N1 yang tercatat dalam J Ment Health juga menunjukkan peningkatan dalam berbagai gejala emosional, termasuk kelainan somatoform (gejala seperti rasa sakit dan kelelahan yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh penyebab fisik).

Meski begitu, perasaan takut, cemas, dan sedih adalah normal selama pandemi.

Tetapi dengan bersikap proaktif tentang kesehatan mental dapat membantu kita menjaga pikiran dan tubuh lebih kuat.

Oleh karenanya WHO berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk minimalkan menonton, membaca atau mendengarkan berita tentang Covid-19 yang bisa menyebabkan kita merasa cemas atau tertekan.

Sebaliknya, WHO merekomendasikan untuk mencari informasi hanya dari sumber tepercaya dan terutama sehingga kita dapat mengambil langkah untuk mempersiapkan rencana dan melindungi diri dan orang yang dicintai dari penularan virus Covid-19.

Sementara itu, terkait video yang beredar tersebut sampai saat ini belum ada klarifikasi dari pihak terkait. (Anjar Saputra/GridHealth.ID)

Baca Juga: Temannya Dikecam Orang 1 Indonesia Karena Gelar Pesta Tanpa Kenakan Masker Padahal Dipercaya Jadi Orang Pertama Yang Dapat Vaksin Covid-19, Baim Wong Langsung Lajukan Ini, Membela Nih Ye?

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi