Nekat Lebih Pilih Naik Kapal Daripada Pesawat Tapi Lupa Kasih Tahu Pihak Maskapai, 2 Sosok Ini Akhirnya Selamat Dari Kecelakaan Maut Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

Rabu, 13 Januari 2021 | 15:15
Antaranews.com

Nekat Lebih Pilih Naik Kapal Tapi Lupa Kasih Tahu Pihak Maskapai, 2 Sosok Ini Akhirnya Selamat Dari Kecelakaan Maut Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182: Orangtua Saja Menangis, Mengira Saya Kenapa-napa

Nekat Lebih Pilih Naik Kapal Tapi Lupa Kasih Tahu Pihak Maskapai, 2 Sosok Ini Akhirnya Selamat Dari Kecelakaan Maut Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182: Orangtua Saja Menangis, Mengira Saya Kenapa-napa

Suar.ID -Keputusan Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo ternyata berhasil menyelamatkan nyawa keduanya dari kecelakaan maut.

Sedianya, dua pria itu adalah penumpang Sriwijaya Air SJ-182, tapi di menit-menit terakhir memutuskan pindah moda transportasi ke kapal.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Salmafina Akhirnya Bongkar Alasan Sebenarnya Yang Bikin Taqy Malik Jatuhkan Talak | Cerita Di Balik Ditemukannya Jaket Pink Minnie Mouse Milik Balita Korban Sriwijaya Air, Bikin Terenyuh

Nama keduanya masih tertera dalam manifes pesawat lantara mereka lupa lapor ke pihak maskapai kalau nggak jadi naik pesawat.

Lalu bagaimana reaksi keluarga saat tahu nama keduanya masuk dalam daftar manifes penumpang Sriwijaya Air Sj-182 yang jatuh di Laut Jawa?

Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo adalah sepasang teman, keduanya berasal dari Kupang, NTT, dan Aceh Tenggara, Aceh.

Keduanya selamat dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak lantaran batal berangkat.

Keduanya tiba dengan selamat di Pontianak menggunakan KM Lawit.

Ditemui di rumah milik bosnya di Jl HRA Rachman, Gang Nusa, Swignyo, Sungai Jawi, Kota Pontianak, Senin (11/1/2021) malam, Paulus Yulius Kollo menceritakan pengalamannya.

Menurut keterangan Yulius, dirinya sudahmendengar kabar tentang pesawat hilang kontak tersebut dari pelabuhan, masih dekat dengan kapal.

Dia mendengar kabar itu dari bos dan keluarganya,bahwa terdapat musibah pesawat hilang kontak pada tanggal 9.

"Keluarga sempat khawatir dengan adanya kejadian tersebut. Waktu kami membatalkan tiket penerbangan tidak memberikan informasi kepada pihak maskapai Sriwijaya Air," kata Yulius.

Baca Juga: KNKT Menduga Mesin Pesawat Masih Hidup sebelum Membentur Air Berdasarkan Hasil Temuan Bagian Pesawat Ini

"Setahu orang-orang kami menaiki pesawat padahal kami sudah beralih menggunakan kapal laut. Jadi, tiket kami juga aktif di pihak maskapai Sriwijaya Air."

Orangtuanya menunggu kabar dari tanggal 9 malam sampai tanggal 10 pagi karena nama yulius paling atas di daftar manifes.

Setelah sampai di dekat pelabuhan, ia mencoba menghubungi orang tua dan keluarganya.

"Orangtua saya menangis, mengira bahwa saya sudah kenapa-kenapa. Semua jalan Tuhan saya bisa selamat dan memang nasib saya beserta teman saya," tambahnya.

Selain itu, jika Yulius memang memaksakan untuk tes Swab PCR, ia tidak tahu lagii akan duduk disini lagi atau sudah di tempat yang lain," pungkasnya.

Paulus Yulius Kollo lantas menceritakan pengalamannya.

“Kita dari Makassar sampai di Jakarta dari pukul 19:00 WIB tanggal 5 Januari. Waktu itu, kita transit menuju ke Kota Pontianak," kata Yulius lagi.

"Transit dari Pesawat itu menjadi Pukul 05:00 Wib tanggal 5. Kita menginap di Bandara, kebetulan ada keluarga di Kota Jakarta jadi menginap semalam."

Paulus bersama rombongan terdiri dari enam orang saat itu.

Yulius mengatakan, sampai di Bandara pihak maskapai Sriwijaya Air memberhentikan karena kebijakan dari Pemerintah Provinsi Kalbar melaksanakan Swab PCR Negatif untuk bisa terbang ke Kota Pontianak.

Baca Juga: Permintaan Terakhir Mia Trestiyani: Pramugari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Alami Kecelakaan Nahas

"Tim dari Makassar yang berangkat terdiri dari 6 orang. Saya dan Indra Wibowo hanya melaksanakan Swab Antigen jadi kami tidak diperbolehkan karena hanya melaksanakan swab tersebut, serta bos saya berdebat dengan pihak maskapai Sriwijaya Air.

Setelah berdebat, pihak maskapai Sriwijaya Air memanggil managernya berbicara dengan bos saya. Akhirnya manager maskapai tersebut memberi jalan tengah bagi kami," sambungnya.

Manager Maskapai Sriwijaya Air meminta untuk mengreschedule tiketnya, 4 orang lanjut saya berserta teman saya batal berangkat pada tanggal 5 itu.

Mereka melanjutkan Swab, ia dan temannya ditahan untuk berangkat serta di reschedule ke tanggal 9.

Selain itu, Yulius menambahkan, pada tanggal 8 ingin pergi ke salah satu rumah sakit di jakarta untuk mengecek biaya Swab PCR.

Harganya bervariasi untuk 3 hari tes sekitar 1,3 juta dan yang instan 6 jam kalau tidak salah harganya 2,6 juta.

"Tiket kita besok tanggal 9 jadi harus tes instan cek biaya saya hubungi bos memberitahukan harga tesnya. Bos berkata kalau memang tesnya lebih mahal lebih baik coba mencek dari Kapal PELNI,"jelasnya.

Baca Juga: Dirut Sriwijaya Air Akhirnya Buka Suara ke Publik Terkait Kondisi yang Sesungguhnya dari Pesawat SJ 182

"Saya cek dari kapal akan berangkat Pukul 17:00 Wib dari Tanjung Priok Jakarta menuju Pontianak. Bos saya mengatakan ya sudah dengan kapal laut saja dan tes kesehatan di kapal.

Jadi tanggal 8 sore kita berangkat dari jakarta menuju Kota Pontianak. Perjalanannya 2 hari 2 malam, tanggal 10 pukul 09:00 Wib kita datang di pelabuhan pontianak,"pungkasnya. (tribun pontianak/Jovi Lasta)

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad