Suar.ID -Seorang ibu dibuat nyaris pingsan akibat kelakuan putrinya sendiri.
Bagiamana tidak, sang putri ini malah terjaring razia yang dilakukan oleh Satpol PP.
Kejadian ini terjadi di kota Tangerang, Banten, pada Minggu (4/10).
Dilansir Tribunnews.com, sang ibu yang berinisial STN ini begitu terpukul saat tahu putrinyayang masih bertatus SMP ini malah terlibat prostitusi.
"Sumpah dia bilangnya mau buat konten youtube sama temen-temennya. Saya enggak tahu kalau dia jual diri," kata STN di KantorSatpol PPKotaTangerang.
Kendati sedang kesulitan ekonomi, STN mengaku kecewa putrinya bekerja sebagai pemuas nafsu lelaki hidung belang.
"Kamu kenapa? Sudah kamu sekolah saja biar mama yang cari biaya.
"Ade, mama enggak ikhlas dunia akhirat kalau kamu dapat uang dari jual diri, biarin mama saja yang capek," ucapnya terdengar lirih.
Bahkan STN pun sempat jatuh pingsan saat petugas menunjukkan barang bukti beberapa alat kontrasepsi yang didapati dari tas putrinya ini.
"Ade, papah pasti lihat apa yang ade perbuat. Kasian papah ade," katanya STN tampak tubuhnya lunglai.
Berbeda dengan STN, AF kakak kandung salah satu PSK yang saat itu turut diamankan mengaku kalau telah mengetahui pekerjaan adik bungsunya.
Bahkan AF mengaku kalau sudah menasehati adik bungsunya yang masih berumur 16 tahun ini.
Sayangnya hal ini tak diindahkan oleh sang adik.
"Saya capek Lak ngurus ini anak. Sudah aja saya sekolahin malahan enggak masuk-masuk."
"Giliran saya enggak bolehin keluar dia ngamuk-ngamuk sampai jedotin pala ke tembok, saya sudah bingung ngurus ini anak," ungkap AF.
Meski demikian, AF meminta kepada petugas untuk memberikan kesempatan agar adik bungsunya ini mendapat pembinaan oleh keluarga.
"Saya malu Pak. Saya mohon untuk kali ini, habis ini saya bakal kirim dia ke pesantren dari pada kayak gini terus," tuturnya.
Ghufron Falfeli selaku Kepala Bidang Gakumda Satpol PP Kota Tangerang menjelaskan dalam operasi penegakan Perda 7/8 tahun 2005.
Pihaknya mendapat 7 orang terduga PSK dan 3 pasangan bukan suami istri.
Para terduga PSK ini memanfaatkan aplikasi pesan singkat jejaring sosial MiChat dalam rangka melancarkan aksinya.
"Berdasarkan keterangan yang kami gali, awalnya mereka tidak mengenal satu sama lainnya."
"Namun karena sering menginap di hotel tersebut mereka membuat semacam komunitas," beber Ghufron.
Bahkan, ketujuh orang terduga PSK ini secara swadaya menyewa 3 kamar sekaligus untuk memuluskan aksinya.
"Dua kamar mereka pakai untuk layani tamu. Satu kamar mereka pakai untuk berkumpul dan mereka patungan untuk membayar tiga kamar itu," imbuhnya.
Ia mengungkapkan kalau ketujuh orang terduga PSK ini dikembalikan kepada orangtua guna dilakukan pembinaan.
"Karena masih di bawah umur kami minta kepada keluarga untuk menjemputnya."
"Dan dibuatkan pernyataan kesanggupan untuk melakukan pembinaan terhadap anak - anak tersebut," kata Ghufron.