Suar.ID -Kasus klinik aborsi di Jalan Percetakan Negara III, Senen, Jakarta Pusat, masih menjadi sorotan publik.
Melansir dari GridHot.ID, klinik aborsi tersebut diketahui digerebek pada Rabu (9/9/2020) lalu.
Menurut keterangan, klinik tersebut ternyata telah beroperasi sejak tahun 2017.
Hal tersebut diungkap oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus.
Baca Juga: Kakak Ipar Bongkar Fitnah 'Kejam' Rizki DA pada Nadya Mustika, Ridho DA Tak Terima: Cari Panggung?
"Klinik ini sudah menjalani praktik sejak 2017," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus saat rilis yang disiarkan secara daring, Rabu (23/9/2020).
Selama menjalani praktik sejak tiga tahun silam, sekitar 32.760 janin yang digugurkan dari pasien yang datang.
Pelaku mengaku bahwa setiap harinya mereka bisa melayani hingga enam pasien.
"Dihitung dari 2017, ada 32.760 janin yang sudah digugurkan. Ini yang sudah kita hitung sementara," kata Yusri.
Namun, polisi masih mendalami catatan buku pasien yang menjadi barang bukti untuk mengetahui jumlah janin selama klinik tersebut beroperasi.
"Kita masih dalami lagi karena memang ada bukti-bukti lagi karena memang biasanya mereka masukkan dalam buku-buku," ucap Yusri.
Melansir dariTribun Jakarta, salah satu tersangka kasus klinik aborsi ilegal di Jalan Percetakan Negara III, Senen, Jakarta Pusat, meninggal dunia.
Dia adalah SWS, pria berusia 84 tahun yang bertugas sebagai dokter di klinik aborsi ilegal tersebut.
"Iya (meninggal) karena sakit bawaan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).
SWS meninggal dunia pada pagi ini pukul 09.00. Ia mengembuskan napas terakhirnya di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Yang bersangkutan sebelumnya sudah dirawat selama tiga hari," ujar Yusri.
Dikutip dari Tribunnews.com, dokter klinik aborsi, SWS (84) meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020).
Ternyata, tersangka juga terpapar Covid-19.
Kepala Bagian Humas Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta, AKBP Kristianingsih membenarkan kabar tersebut.
Hal itu diketahui usai Dr SWS dilakukan pemeriksaan Covid-19.
"Iya (meninggal karena Covid-19)," kata Kristianingsih kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).
Lebih lanjut, ia mengatakan tersangka dokter SWS juga sempat mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Tadi meninggal jam 09.00 pagi di ruang ICU," tukasnya.