Suar.ID -Main tangan tidaklah dibenarkan dalam hal apa pun, tak terkecuali dalam parenting atau mendidik anak.
Kekerasan fisik yang disertai dengan kekerasan verbal dapat menghancurkan mental seorang anak.
Mendidik anak memang bukan perkara mudah sebagai orangtua, sesekali bersikap keras memang perlu, namun bukan berarti sampai menghancurkan sang anak.
Salah-salah, anak bisa tumbuh menjadi pribadi dengan perangai buruk, atau bahkan melakukan tindakan nekat lantaran.
Seperti kasus yang terjadi pada siswa SMP di Wuhan, China ini.
Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun nekat melompat dari lantai 5 gedung sekolahnya.
Inisden tragis ini terjadi usai sang siswa dimarahi dan di tampar oleh ibunya di hadapan teman-teman sekelasnya.
Dilansir dari China Press (29/9), siswa itu dipergoki guru saat bermain poker dengan teman sekelasnya.
Pihak sekolah pun langsung mengambil tindakan dan memanggil orangtua mereka.
Sementara orangtua berbicara dnegan guru, mereka diminta berdiri di koridor sebagai hukuman.
Dalam rekaman CCTV, saat ibu dari siswa yan tak disebutkan namanya itu tiba, ia terlihat sangat marah.
Ibunya langsung memarahinya di koridor, bahkan menamparnya.
Sang putra terlihat tetap tenang menghadapi amarah ibunya.
Usai memarahi putranya, ibu siswa tersebut langsung diantar pergi oleh seorang guru.
Sementara putranya terlihat berdiam diri di tempat dengan tenang.
Dalam sekejap, insiden nahas pun terjadi.
Setelah selama 3 menit berdiri diam dan tenang, siswa tersebut langsung melompat begitu saja.
Dia segera dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal pada jam 9 malam.
Memarahi dan bahkan mempermalukan anak di depan publik tak dapat dipungkiri memamng masih kerap dilakukan orangtua.
Dengan harapan anak malu dan tak mengulangi perbuatannya.
Namun, di sisi lain hal tersebut dapat mengakibatkan trauma emosional dan psikologis tersendiri bagi anak-anak mereka.