Suar.ID- Nasib Grace Millane benar-benar tragis.
Pada 1 Desember 2019 lalu wanita cantik ini tiba-tiba menghilang di Auckland, Selandia Baru.
Ketika menghilang, Millane diketahui sedang berwisata di Selandia Baru usai menyelesaikan kuliahnya.
Dia diketahui terakhir kali pergi bersama dengan seseorang yang ia kenal melalui aplikasi kencan online, Tinder.
Keduanya kemudian saling bertemu pada 1 Desember malam hari.
Melansir dariDaily Mirror, rekaman CCTV di lokasi kejadian menunjukkan keduanya sempat berciuman.
Lalu apa yang kemudian terjadi?
Selanjutnya keduanya terlihat berjalan ke arah hotel apartemen yang ditinggali oleh teman lelakinya tersebut.
Jaksa penuntut Robin McCoubrey mengungkapkan bahwa Millane tewas di dalam apartemen temannya itu setelah ditemukan luka di lehernya.
Di tubuhnya juga ditemukan sejumlah luka memar, khususnya di bagian dada dan lengan bagian atas.
Diduga, ia tewas dicekik oleh teman prianya tersebut.
Dalam persidangan, terdakwa mengaku tidak bersalah atas dakwaan pembunuhan yang dijeratkan terhadapnya.
"Hanya dua orang yang tahu apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Salah satu dari mereka tidak bisa memberitahu kita dan satu lagi tidak memberitahu kebenarannya soal apa yang terjadi," ungkap jaksa McCoubrey dalam persidangan.
Disebutkan jaksa McCoubrey bahwa terdakwa mengambil beberapa foto jasad Millane pada 2 Desember 2018, sebelum memasukkan jasad itu ke dalam koper dan membawanya ke Waitakere Ranges untuk dikuburkan.
Di persidangan juga terungkap bahwa terdakwa sempat berbohong kepada polisi, dengan awalnya mengaku hanya bertemu Millane untuk minum bersama lalu berpisah.
Terdakwa belakangan mengakui bahwa dirinya dan Millane pergi bersama ke apartemennya dan berhubungan intim.
Pengacara terdakwa, Ian Brookie, menuturkan kepada pengadilan bahwa kematian Millane adalah kecelakaan.
"Millane tewas akibat apa yang dilakukan mereka secara bersama-sama," sebutnya di persidangan seperti dikutip New Zealand Herald.
Kasus pembunuhan ini mengejutkan publik Selandia Baru, di mana tindak kejahatan serius semacam ini tergolong langka dan kota-kota di negara itu cenderung aman.
Kasus ini juga memicu perdebatan sengit soal angka tindak kekerasan terhadap wanita di Selandia Baru.
Ribuan orang menggelar acara doa bersama secara nasional setelah kematian Millane.
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Arden, menahan air mata saat meminta maaf kepada orangtua Millane atas nama warga Selandia Baru.
Orangtua Millane terbang ke Selandia Baru untuk menghadiri persidangan.