Suar.ID - Seorang gadis Brasil berusia 15 tahun telah membingungkan dokter setelah diduga menangis darah dari matanya selama lebih dari seminggu.
Dokter hingga kini masih tidak mengetahui penyebabnya.
Gadis yang hanya diidentifikasi dengan nama Doris, mulai merasa sakit pada 12 September lalu.
Ibunya yang khawatir segera membawanya ke rumah sakit di kota asalnya, Sao Paolo.
Doris mengeluh sakit di perutnya dan dokter mendiagnosisnya dengan batu ginjal.
Dia diberi obat untuk rasa sakitnya dan dikirim pulang tidak lama kemudian.
Namun, pada Minggu pagi, dia kembali dilarikan ke ruang gawat darurat dengan darah keluar dari salah satu matanya.
Dokter memeriksa Doris, tetapi tidak dapat menentukan penyebab air mata darah tersebut, dan karena dia tidak melaporkan rasa sakit atau ketidaknyamanan, Doris sekali lagi dibolehkan untuk pulang.
"Anak perempuan saya melakukan tes yang tak terhitung jumlahnya, tetapi mereka (dokter) tidak dapat menemukan masalahnya."
"Dokter membolehkannya pulang dan kami kembali ke rumah saat fajar pada hari Senin," kata ibu gadis itu, Juliana Teixeira de Miranda.
"Kami akan melakukan apa pun yang diminta oleh para profesional, kami ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Juliana mengklaim bahwa beberapa jam setelah kembali dari rumah sakit, darah mulai mengalir dari kedua mata gadis itu, membuat keluarga semakin khawatir.
Sekali lagi, dia dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak ada yang tahu tentang kondisinya.
"Dia menjalani tomografi dan beberapa tes lainnya, tetapi dokter tidak menemukan apa pun dari adanya air mata darah."
"Karena tidak ada jawaban, minggu ini dokter memintanya untuk melakukan beberapa tes lagi untuk mencari penyebabnya," kata ibu Doris.
Doris mengatakan bahwa dia mengalami air mata darah sejak 13 September, dan gejala aneh itu bisa muncul kapan saja sepanjang hari.
Rumah sakit tempat dia diperiksa telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka perlu melakukan lebih banyak tes untuk menentukan penyebab air mata yang tidak biasa itu.
"Adanya darah di robekan disebut hemolacria, suatu kondisi yang sudah dijelaskan dalam literatur medis."
"Perawatan tergantung pada penyebabnya, tetapi kadang-kadang menghilang tiba-tiba, tanpa pengobatan dan tanpa diagnosis konklusif," kata dokter mata Rafael Antonio Barbosa Delsin mengatakan kepada UOL.
"Seringkali ini merupakan masalah pada tubuh pasien," tambah dokter Leandro Fonseca.
"Meskipun itu menyebabkan keheranan tertentu, itu bukanlah kasus yang rumit untuk ditangani."
"Bergantung pada penyebabnya, dapat diobati dengan antibiotik dan pengobatan hormonal."
"Situasi ini jarang menyebabkan masalah kesehatan lain bagi pasien." (Adrie Saputra)