Suar.ID -Setelah 20 tahun terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, tidak juga membuat negara Timor Leste makmur.
Negara kecil di Pulau Timor itu masih terbelengguh dengan kemiskinan, pengangguran dan korupsi
Padahal, cita-cita suci rakyat Timor Leste yang ngontot ingin merdeka adalah mengatur diri sendiri dengan kekayaan yang melimpah agar sejahtera.
Lembaga pembangunan PBB, UNDP pun menyebut negara kecil itu berada di urutan 152 dari 162 negara termiskin di dunia.
Kabartersebut mengejutkan bagi rakyat Timor Leste, sebuah negara yang telah memisahkan diri dari Indonesia.
Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao membeberkan permasalahan pokok negara itu.
Ia pesimis rakyat Timor Leste akan keluar dari zona krisis kemiskinan.
Gusmao mengungkapkan bahwa Timor Leste memiliki dana abadi dengan nominal ratusan triliunan rupiah.
Dana itu, katanya sekarang tersimpan di Bank New York, Amerika Serikat.
Namun dia mengatakan bahwa, meski dana ratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste akan menjadi negara yang mati.
Menyadur dari The Oekui Post, Rabu (16/9/2020), laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan bahwa, jumlah dana perminyakan Timor Leste yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliyar dolar AS (Rp 273 triliun – kurs Rp 14.840).
Mulai 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliyar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.
Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Inilah Alasan Brilian BJ Habibie Melepas Timor Leste di Masa Lalu
Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berfikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.
Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.
Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa, negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.
Gusmao juga sangat percaya bahwa, Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.
“Anggaran bisa saja lolos, tetapi prosedurnya yang bermasalah,” katanya.
Ia menambahkan, dana perminyakan masih ada.
Tetapi menurutnya, jika pemerintah Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.
Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, membayar catering juga tidak tahu bagaimana cara mengelola uang.
Pemerintahan itu juga tutup mata dalam menganggarkan proyek yang bersifat emergensi, seperti pandemi Covid-19.
“Ini artinya, selama 10 tahun mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah kemana."
"Kalau 10 tahun mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan,” katanya.
Gusmao menyebutkan, hampir dua tahun lebih pemerintahan yang dipimpin PM Taur Matan Ruak tidak memiliki anggaran negara, bahkan hingga saat ini.
Sementara itu, PM Taur Matan Ruak mengatakan bahwa, tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan.
“Karena pertama, anggaran negara tidak lolos di Parlemen Nasional, dimana negara terpaksa menggunakan dana duaddecimal,” katanya.
Selain itu, Ruak menyebut Timor Leste dilanda bencana alam pada 13 Maret 2020 dan 22 Mei 2020, yang merusak rumah warga dan fasilitas publik yang mengalami kerugian mencapai 50 juta dolar AS (Rp 742 miliyar).
“Terakhir, timbul Covid-19 yang bukan hanya memberikan pengaruh terhadap layanan kesehatan, tetapi memicu dampak ekonomi dan sosial,” ujarnya.
(Pos Kupang)