Suar.ID -Kabar perceraian pasangan Gading Marten dan Gisella Anastasia atau Gisel membuat kaget banyakpihak.
Lantarankeduanya terlihat adem ayem, namun tiba-tiba saja memutuskan untuk bercerai meskipunumur Pernikahan baru beberapa tahun.
Ketika mulaiketahuan memiliki niatan bercerai, keduanya kompak tak inginbersuara terkait penyebab perceraian.
Namun akhirnya, Gading Marten dan Gisella Anastasia resmi bercerai beberapa waktu lalu.
Bukan tanpa sebab, baik Gisel dan Gading kompak mengungkapkan bahwa perceraian mereka itu sudah dipikirkan baik-baik.
Bahkan sebenarnya keretakan rumah tangga mereka sudah muncul sekitar 1,5 tahun sebelum bercerai.
Meskipun Gisel dan Gading bercerai, keduanya tetap berkomitmen untuk menjalin komunikasi yang baik terlebih dalam hal membesarkan anak mereka, Gempita Nora Marten.
Dalam sebuah video yang diunggah oleh Raditya Dika di akun YouTube-nya, Gading membongkar alasan perceraian yang ia pilih adalah jalan terbaik daripada harus mempertahankan rumah tangganya bersama Gisel.
Mulanya, Gading diberi pertanyaan oleh Radit, apa arti perceraian menurut Gading.
Sontak Gading pun tertawa dan terlihat bingung ingin menjawab seperti apa.
Namun, tak lama Gading mengungkapakn bahwa perceraian itu merupakan pilihan yang terbaik dari yang terburuk.
Ia menjelaskan bahwa sebelum memilih untuk bercerai, pasti sudah ada beberapa pilihan untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga namun bercerai menjadi pilihan terbaik baginya dan Gisel.
Gading melanjutkan bahwa siapa saja berhak bahagia, ketika dalam menjalin rumah tangga malah membuat mood jelek setiap pulang ke rumah, hal itu malah menyiksa batin.
"Gue cuma pingin bilang yang harusnya bahagia adalah diri lu sendiri, diri lu harus bahagia, istri lu harus bahagia, oke kita pertahanin rumah tangga kita, mau pulang udah bete, percuma" begitu jelas Gading.
Ia mengaku hal itulah yang ia rasakan sebelumnya, sehingga lebih baik merelakan istri bahagia meskipun harus berpisah.
"Misalnya, gua bisa bahagia atau lo lihat istri lo bahagia di luar sana, gua akhirnya merelakan, makanya ada orang bilang, 'gua rela lihat lo bahagia tanpa ada gua' gitu," tambah Gading.
Lalu Radit pun bertanya bagaimana pendapat Gading ketika ada kasus suami istri yang sudah tak cocok, namun masih bertahan demi anak.
Menurut Gading, benar adanya ketika memiliki anak maka akan berusaha untuk mempertahankan rumah tangga, namun hal itu akan menyiksa batin masing-masing pasangan karena ketidakcocokan yang ada.
"Memang benar, begitu punya anak akan jadi bahan pertimbangan (untuk cerai), tapi ya itu tadi, ketika membelain anak, entar lu idup penuh dengan depresi, buat apa? Itu yang buat sakit," jelas Gading.
Gading kembali menjelaskan bahwa sebuah perceraian sudah melalui banyak tahap termasuk sudah menjadi bahan obrolan kedua pelah pihak bersama keluarga hingga akhirnya tercetus bercerai adalah jalan terbaik dari pilihan yang terburuk.
(Tribun Timur)