Suar.ID -Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, membongkar bobroknya BUMN.
Dalam tayangan dari akun YouTube POIN, Ahok awalnya menyebutkan tugasnya di Pertamina adalah sebagai seorang eksekutor.
"Saya ini seorang eksekutor, bukan pengawas sebetulnya."
"Komisaris di BUMN itu sebetulnya ibarat neraka lewat, surga belum masuk," kata Ahok.
Lebih lanjut, Ahok menyarankan agar Kementerian BUMN dibubarkan saja.
Hal tersebut, kata dia, dikarenakan banyak tata kelola perusahaan negara tidak efisien.
Ahok atau BTP secara gamblang menyatakan jika tata kelola buruk ini dirasakannya langsung setelah ia ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero).
"Kalo lihat Kementerian BUMN itu dibubarkan seharusnya," ujar Ahok.
"Kita harus membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," lanjutnya.
Ahok melanjutkan jika di Pertamina sendiri, sangat kental dengan lobi-lobi kepada menteri.
Bahkan, kata Ahok, sebagian besar komisaris di BUMN adalah titipan dari kementerian-kementerian.
"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya."
"Saya sempat marah-marah juga," kata Ahok.
"Jadi direksi-direksi semuanya main lobinya ke menteri, karena yang menentukan menteri."
"Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kemeterian," ungkapnya.
Baca Juga: Terbongkar, Ini Alasan Veronica Tan tetap Diam, meskipun Ahok Menundingnya sebagai Tukang Selingkuh
Dengan kejadian tersebut, Ahok berencana untuk memotong jalur birokrasi mereka dan mengusulkan jabatan lewat lelang terbuka.
"Saya potong jalur birokrasi mereka."
"Pertamina dulu naik pangkat mesti pakai Pertamina Reference Level (PRL)," kata Ahok menjelaskan.
"Jadi orang mesti kerja sampai Senior Vice President (SVP) itu bisa 20-an tahun ke atas, saya potong! Semua mesti lelang terbuka!" tegasnya.
Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Ahok: Salah Satu Orang Terdekatnya Dikabarkan telah Tutup Usia
Sistem Gaji di Pertamina
Selain permasalahan jabatan, Ahok juga membongkar soal gaji di Pertamina.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, persoalan gaji di Pertamina tidak masuk akal.
Dari penuturannya, banyak orang yang masih mendapatkan gaji besar meskipun orang tersebut telah dicopot dari jabatannya.
"Orang dicopot, misalnya dari jabatan direktur utama anak perusahaan, gajinya Rp 100 juta lebih, masa dicopot gaji masih sama? Alasannya karena dia orang lama," kata Ahok.
"Seharusnya gaji mengikuti jabatan Anda, tapi mereka bikin gaji pokoknya gede-gede semua."
"Jadi bayangin, orang kerja sekian tahun gaji pokok Rp 75 juta, dicopot enggak kerja pun dibayar segitu," jelasnya.
"Gila aja ini, saya rasa itu bisa dituntut, nah itu yang lagi kita ubah sistemnya," kata Ahok.
(Kompas.com)