Covid-19 di Indonesia Meledak dan Mencatat Rekor Baru Lebih dari 2000 Kasus per Hari, Presiden Jokowi Berikan Peringatan Keras bagi Seluruh Rakyat Mengenai Gelombang Kedua Virus Corona: Kita Harus tetap Waspada akan Ketidakpastian Ekonomi Global

Kamis, 30 Juli 2020 | 10:00
Tribunnews

Presiden Jokowi berikan peringatan mengenai gelombang kedua virus corona di Indonesia.

Suar.ID -Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia harus mewaspadai munculnya gelombang kedua Covid-19.

Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, Selasa (28/7/2020).

Dalam rapat tersebut, Jokowi yakin perekonomian Indonesia akan bangkit tahun depan.

"Kita tetap harus waspada kemungkinan dan antisipasi kita terhadap risiko terjadinya gelombang kedua, second wave, dan masih berlanjutnya sekali lagi ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021," kata Jokowi, melansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Ternyata Ini Sosok George Floyd, Warga Amerika Serikat yang Kematiannya Picu Demonstrasi Besar-besaran di Negeri Paman Sam

Apa yang sebenarnya dimaksud sebagai gelombang kedua virus corona?

Seberapa buruk dampak yang dapat ditimbulkannya?

Apakah Indonesia kini telah melewati gelombang pertama?

Baca Juga: Semoga dapat Berjalan Efektif, Inilah Strategi Pemerintah dalam Mengantisipasi Gelombang Kedua Wabah Corona di Indonesia, Akankah Gunakan Herd Immunity? Pakar: Di Jawa Kemungkinan akan Lama

Gelombang kedua

Tidak ada definisi formal untuk istilah gelombang dua.

Analoginya, bayangkan gelombang air laut.

Jumlah kasus positif Covid-19 meningkat, lalu turun.

Dok. Kompas.com
Dok. Kompas.com

Baca Juga: Kemarin Terlanjur Berikan Kabar Baik, China Kembali Laporkan 108 Kasus Baru Virus Corona, Gelombang Kedua?

Setiap tren tersebut dikelompokkan menjadi satu gelombang.

Untuk menyebut berakhirnya sebuah gelombang, penyebaran virus corona harus sudah terkontrol dan jumlah kasusnya benar-benar menunjukkan penurunan.

Sementara, gelombang kedua dapat dikatakan muncul saat jumlah positif secara terus menerus meningkat setelah ada gelombang sebelumnya yang berakhir.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, juga mengatakan hal yang sama.

Baca Juga: Para Ahli Sudah Mewanti-wanti Gelombang Kedua Meski Indonesia Belum Sampai Puncak Pandemi Corona, Dapat Teratasi Jika Warga Lakukan Ini

"Gelombang kedua virus corona adalah bila suatu wilayah telah mencapai puncak terkena virus corona, kemudian terjadi penurunan."

"Setelah fase penurunan jumlah kasus tersebut, terjadi lonjakan lagi," kata Dicky sebagaimana dikutip Kompas.com, 14 April 2020.

Adapun gelombang kedua biasanya memiliki masa jeda yang relatif jauh dengan puncak gelombang pertama dan bisa memakan waktu sebulan atau lebih.

Awal atau akhir dari setiap gelombang tidak bisa diprediksi secara pasti.

Baca Juga: Kemarin Bisa Bernapas Lega, China Kembali Umumkan Lagi 78 Orang Positif Covid-19, Antisipasi Gelombang Kedua Virus Corona

Fenomena gelombang kedua ini kebanyakan diasosiasikan dengan pandemi Flu Spanyol di masa lampau.

eva.vn
eva.vn

Jutaan manusia yang terkena pandemi mengerikan Flu Spanyol.

Melansir Kompas.com, 29 Juni 2020, pada pandemi flu Spanyol 1918 yang menginfeksi 500 juta orang di dunia dan menyebabkan kematian lebih dari 50 juta orang, terjadi gelombang kedua yang lebih mematikan beberapa bulan setelah gelombang pertama.

Kemudian, gelombang ketiga terjadi di sejumlah negara pada tahun 1919.

(Tribun Medan)

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Kompas.com, Tribun Medan