Suar.ID- Teka-teki dibalik tewasnya editor Metro TV, Yodi Prabowo akhirnya terungkap.
Bak petir disiang bolong, polisi tiba-tiba menduga kuat bahwa Yodi Prabowo tewas karena bunuh diri.
Sederet bukti pun dipaparkan oleh pihak kepolisian termasuk soal 4 luka tusukan yang ditemukan di dada korban.
Baca Juga: Awas, Gara-gara Gunakan Face Shield Tanpa Masker, Banyak Penderita Covid-19 Baru Bermunculan!
Polisi mengungkapkan sejumlah luka di dada editor Metro TV Yodi Prabowo terjadi akibat percobaan bunuh diri.
Dilansir dariTribunWow.com, hal itu terungkap dalam konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTubeKompas TV, Sabtu (25/7/2020).
Diketahui jenazah Yodi Prabowo ditemukan dengan luka tusuk di tepi Tol JORR Pesanggrahan, Jakarta Timur pada Jumat (10/7/2020) lalu.
Setelah muncul dugaan Yodi Prabowo dibunuh, polisi memastikan editor Metro TV tersebut bunuh diri.
Selain itu, ditemukan pisau yang berada di bawah jenazah korban di tempat kejadian perkara (TKP).
Dokter forensik dr Arif Wahyono menjelaskan hasil pemeriksaan terhadap jenazah Yodi Prabowo.
"Pada saat jenazah sudah kami terima, jenazah ini sudah dalam kondisi sudah mulai membusuk lanjut," kata dr Arif Wahyono.
Ia kemudian menjelaskan penemuan luka-luka pada tubuh Yodi Prabowo.
Dokter Arif menyebutkan terdapat sejumlah lebam mayat pada jenazah korban.
"Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan lain selain luka tusuk di dada atau luka kekerasan tajam di dada sebanyak empat kali," paparnya.
"Gambaran kekerasan di dada ini bermacam-macam," lanjut dr Arif.
Sejumlah luka tersebut memiliki kedalaman yang berbeda-beda.
Luka keempat akibat tusukan pisau akhirnya mengenai organ dalam.
"Ada yang kedalaman lukanya hanya sampai jaringan otot, kemudian (yang kedua) lebih dalam lagi, yang ketiga lebih dalam lagi, yang terakhir lebih dalam lagi," jelas dr Arif.
"Luka tersebut sampai menembus atau memotong bagian bawah paru-paru," ungkapnya.
Selain itu, ditemukan pula luka sayatan di bagian leher. Meskipun begitu, luka di bagian leher tidak sampai mengenai bagian vital.
"Di leher kami juga menemukan kekerasan tajam yang memotong tenggorokan, tapi tidak memotong pembuluh darah utama di leher, jadi hanya sampai tenggorokannya saja," terang dr Arif.
Selain di dada dan leher, tidak ditemukan luka lain di jenazah Yodi Prabowo.
Dokter Arif mengungkapkan ditemukan amfetamin di tubuh Yodi berdasarkan screening narkoba.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menambahkan, kemungkinan luka-luka tersebut dibuat sebelum akhirnya Yodi Prabowo berhasil bunuh diri.
"Setiap orang yang melakukan bunuh diri dengan senjata tajam, akan selalu ada bukti permulaan. Akan selalu ada luka percobaan," ungkap Tubagus Ade Hidayat.
"Dicoba-coba dulu," tambahnya.
Sesuai dengan keterangan dokter forensik, Yodi menderita luka dengan kedalaman yang berbeda-beda.
Ia menyebutkan beberapa luka awal yang dibuat Yodi dilakukan sebagai percobaan bunuh diri.
"Ditemukan fakta bahwa ada empat luka di dada. Yang dua atau tiga di antaranya adalah luka dangkal yang tidak sampai 2 sentimeter, hanya 1 sentimeter," papar Tubagus.
"Itulah yang kemudian dianggap sebagai melukai dengan percobaan," terangnya.