Suar.ID -Polisi baru saja melakukan konferensi pers terkait teka-teki kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Menurut mereka ada dugaan Yodi melakukan bunuh diri, dan sebelumnya, dia disebut sempat melakukan tes HIVn di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Seperti dilansir kanal YouTubeKompas TV pada Sabtu (25/7), polisi mengungkap bahwa almarhum sempat cek ke dokter kelamin sebelum kematian.
Mulanya, Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menjelaskan bahwa adanya tranksaksi rekening Yodi pada ke Rumah Sakit dokter Cipto Mangunkusumo.
"Pertanyaan pertama tentang analisa keungan korbam dengan menggunakan debit BCA yang ada pada pemiliknya melakukan pembayaran di RSCM."
"Uang itu dilakukan untuk pemeriksaan laboratorium dan juga pemeriksaan konsultasi dokter," ujar Tubagus.
Tubagus berasumsi orang yang berkosunltasi ke dokter tentunya awalnya mengalami keluhan.
Setelah melakukan konsultasi, Yodi disebut melakukan pengecekan penyakit HIV.
"Dokter Ahli Penyakit Kelamin dan Kulit apa yang dilakukan adalah pengecekan, kenapa dia melakukan itu pasti ada keluhan."
"Pasti ada keluhan kemudian dia melakukan konsultasi, dokternya ahli kulit dan kelamin setelah itu dia melakukan konsultasi dan disarankan untuk melakukan pengecekan," jelas Tubagus.
Namun, belum diketahui hasil dari pengecekan tersebut apakah Yodi positif HIV atau tidak.
"Ada beberapa pengecekan salah satunya atas kehendaknya sendiri positif atau tidaknya HIV tapi hasil itu sampai dengan korban meninggal dunia belum sempat diambil."
"Tapi faktanya dia melakukan konsultasi di dokter penyakit dan kelamin," ungkap Tubagus.
Tubagus mengatakan bahwa hal itu ada kaitannya dengan dugaan bunuh diri.
Pasalnya setelah pengecekan ada dugaan depresi pada Yodi.
"Apakah ini terkait dengan adanya kemudian dugaan bunuh diri, sangat terkait kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi," kata Tubagus.
Ia menjelaskan bahwa bukti-bukti tersebut juga didiskusikan pada sejumlah ahli misalnya psikologi forensik
"Tapi ini dijelaskan oleh ahli di bidang psikologi forensik walaupuan ada beberapa yang sudah kita mintai keterangan dalam kapasitas sebagai keterangan ahli keterkaitan antara faktor-faktor tersebut dengan ada fakta penyeldiikan."
"Kita sudha lakukan pemeriksaan psikologi forensik memungkinkan tidak itu terkait dengan sana," kata Tubagus.
Deretan Bukti Yodi Disimpulkan Diduga Kuat Bunuh Diri
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (25/7/2020) Yodi Prabowo diduga kuat meninggal karena bunuh diri.
Polisi mengatakan hal demikian didasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan.
Pertama, motor Yodi yang ditemukan di sekitar TKP menunjukkan tidak ada ceceran darah.
Bahkan ceceran darah itu tidak ditemukan di motor sampai tempat Tempat Kejadian Perkara (TKP) di mana mayat Yodi ditemukan di pinggir jalan Tol Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Darah yang ditemukannya hanya di badan korban.
"Maka perkiraan kejadian jam 1200 -02.00 terpakir di sisi kiri. Tidak ditemukan ceceran darah."
"Kecuali ada yang di badan milik korban," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat.
Lalu, jenazah korban ditemukan dalam posisi tertelungkup.
Tangan korban bahkan tertindih di bawah.
"Jenazah ditemukan tertelungkup, di balik ditemukan pisau di bawah badan korban."
"Asumsinya tangan korban tertindih di bawah," jelas Tubagus.
Tubagus kembali mengatakan bahwa tak ada tanda-tanda perkelahian di sekitar TKP Yodi.
"TKP rapi dan tidak ada tanda-tanda perkelahian (beserta keterangan saksi)," katanya
Lalu, polisi mengatakan bahwa rambut dan sidik jari pada pisau yang ditemukan rupanya milik korban sendiri.
Saksi-saksi lain juga sempat diperiksa untuk dicocokan dengan sidik jari pada pisau.
Namun, tidak ada sidik jari saksi sesuai dengan sidik jari pada pisau.
Dari penyelidikan laboratorium forensik tidak menemukan DNA selain DNa almarhum.
"Tidak ditemukan sidik jari orang lain, hasilnya tidak ada yang identik dengan apa ayang tetinggal di TKP semuanya adalah milik korban."
"Tidak melihat ada kehadiran orang lain," kata Tubagus.
Lalu, DNA yang ditemukan pada pisau menunjukkan hanya ada DNA korban.
"Pisau itulah yang digunakan untuk melukai korban, dnanya baik depannya maupun gagangnya," katanya.
Pisau itu bahkan hanya ditemukan di ACE Hardware Rempoa.
Dari rekaman CCTV ACE Hardware Rempoa menunjukkan bahwa korban membeli pisau itu sendiri.
Polisi bahkan turut menunjukkan barang bukti parkir korban sempat ke sana hanya dalam delapan menit.
"Di ace hardware rempoa dilakukan yang menjual hanya toko itu," ujar polisi.
Lalu, dari penyelidikan ponsel maupun tranksaksi tak ada ancaman mencurigakan dari pihak lain.
"WA tidak ada yang mencurigakan tidak ada ancaman atau lain-lain."
"Transaksi BCA dan Mandiri tidak ada yang mencurigakan," kata dia.
Kemudian, polisi membenarkan ada dua konflik yang dialami Yodi.
Pertama terkait kisah cintanya dengan sang kekasih Suci Fitri serta wanita berinisial L meski sudah diselesaikan.
Sedangkan, satu konflik lain masih dirahasiakan oleh polisi.
Bahkan polisi juga mengungkit soal ungkapan Yodi berulang kali pada Suci Fitri tentang bagaimana jika dirinya meninggal dunia.
"Korban pernah menyatakan berulang-ulang ke S, kalau saya tidak ada, bagaimana? Menurut tafsiran kami tidak ada meninggal," ujar Tubagus
Sementara itu, Dokter Forensik dokter Arif menyebut Yodi meninggal karena luka tusuk di leher dan dada.
Tidak ada bukti penganiayaan lainnya dalam tubuh korban.
Selain itu dokter Arif menyebut dari hasil pemeriksaan urine Yodi, korban positif ampethamine.
"Kami lakukan screening pada narkoba di dalam urinenya kami temukan kandungan amphetamine positif," kata dokter Arif.
Dalam kesempatan tersebut, polisi menjelaskan bahwa narkoba jenis amphetamine membuat korbannya melakukan hal-hal berani di luar nalar manusia.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Diduga Kuat Bunuh Diri, Yodi Prabowo Sempat Cek HIV ke Dokter Kelamin, Polisi: Mungkin Depresi