Seolah belum Bisa 'Move On', Para Nelayan Tetap Mengadu ke Susi Pudjiastuti yang Sudah Tidak Menjabat sebagai Menteri saat Ada Hal Ini di Natuna

Rabu, 15 Juli 2020 | 18:30
Tribun WIki

Ilustrasi cantrang

Suar.ID - Maraknya lagi kapal cantrang membuatAliansi Nelayan Natuna di Kepulauan Riau (Kepri) mengadu ke Susi Pudjiastuti.

Seolah belum move on, para nelayanmengadu ke Susi Pudjiastuti yang saat inisudah tidaklagi menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Para nelayan menolak kehadiran kapal-kapal cantrang yang saat ini kembali beroperasi di perairan Natuna.

Sebab, kapal-kapal yang berasal dari Pantura ini menangkap ikan menggunakan cantrang yang lokasinya di bawah 12 mil laut.

Baca Juga: Sukses Meski cuma Lulusan SMP, Inilah Jumlah Kekayaan Susi Pudjiastuti yang Kalahkan Presiden Jokowi

Aliansi Nelayan Natuna mengirim pesan singkat kepada Susi yang menyebar di aplikasi pesan WhatsApp.

Kepada Susi, para nelayan mengadukan nasib mereka yang terdampak kapal-kapal cantrang.

Mereka juga menyampaikan kekhawatiran mengenai terumbu karang yang terancam rusak.

Mengutip dari Tribunnews Wiki, Ketua Aliansi Nelayan Natuna Kepri Herman membenarkan isi pesan dalam WhatsApp tersebut.

Baca Juga: Bingung Cara Menghabiskannya, Ternyata Segini Jumlah Kekayaan Susi Pudjiastuti si Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Jangan Remehkan Lulusan SMP

Herman mengaku hal ini dilakukan karena pihaknya menolak kehadiran kapal-kapal cantrang yang saat ini mulai marak di perairan Natuna.

"Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan hal ini, karena jika hal ini terus dilakukan, akan banyak terumbu karang yang rusak dan terancam punah," kata Herman melalui telepon, Selasa (14/7/2020).

Herman mengatakan, para nelayan sebenarnya sudah mengadukan hal ini kepada pemerintah.

Tribunnews | Bola Sport

Kapal asing terpergok curi ikan (kiri) dan Susi Pudjiastuti (kanan).

Namun pada kenyataannya kapal cantrang ini tetap juga beroperasi di Laut Natuna.

"Tadi kami juga menginformasikan ke Bu Susi melalui pesan WhatsApp, namun belum direspons. Mungkin karena Bu Susi sedang sibuk," kata Herman.

Herman mengatakan, pada dasarnya para nelayan tidak mempermasalahkan apabila kapal cantrang ini beroperasi di atas 50 mil laut.

Baca Juga: Tak Hanya Tenggelamkan Kapal, Ternyata Ada 3 Aturan Zaman Menteri Susi yang Ditenggelamkan oleh Penggantinya Ini

Sebab nelayan Natuna rata-rata mencari ikan menggunakan kapal kecil atau kapal 5 GT.

Menurut Herman, nelayan Natuna merupakan nelayan sepenuhnya tanpa pekerjaan sampingan.

Berbeda dengan nelayan yang ada di kapal cantrang, yang memiliki cukong atau pemilik kapal.

"Kenapa kami menolak, karena nelayan Pantura tidak seperti kami nelayan Natuna yang merupakan nelayan mandiri," kata Herman.

Herman mengatakan, nelayan Natuna tidak saja sebagai pemilik kapal dan pemilik alat tangkap sendiri, untuk proses menjual hasil laut juga dilakukan sendiri.

Hal itu yang menyebabkan harga jualnya cukup tinggi, karena ikan yang dijual murni ikan langsung dari tangkapan saat itu juga.

Berbeda dengan ikan yang disimpan selama beberapa hari di lokasi penyimpanan atau gudang ikan yang berada di darat.

Baca Juga: Putra Tampan Susi Pudjiastuti Digoda oleh Komika Ini, Reaksi Mantan Menteri Kelautan: Lo Berani Bayar Komisi Mertua Berapa?

Herman memastikan bahwa para nelayan Natuna selalu menjaga kearifan lokal, sehingga hasil laut Natuna selalu bisa dirasakan oleh anak dan cucu dari generasi yang berbeda.

"Namun untuk saat ini kami jamin akan tidak ada lagi, karena kapal cantrang akan menyapu bersih semua terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang ada di Natuna."

"Karena kapal cantrang tersebut melakukan tangkap di bawah 12 mil, lebih tepatnya di sekitaran Pulau Subi," kata Herman.

Saat ini para nelayan Natuna hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemerintah.

"Berharap dapat perlindungan, yang ada malah terus terjepit," kata Herman.

Tag

Editor : Adrie P. Saputra