Suar.ID - Hubungan Krisdayanti dan Raul Lemos dengan kedua anaknya, Aurel dan Azriel Hermansyah saat ini tengah menjadi sorotan.Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu Aurel Hermansyah perang sindiran dengan Raul Lemos di media sosial.Perselisihan keduanya dipicu oleh komentar Aurel Hermansyah di unggahan Instagram Krisdayanti.
Baca Juga: 3 Tahun Terlibat Perang Dingin hingga Blokir Kontak Jessica Iskandar, Nagita Slavina Enggak Sengaja Bongkar Alasannya Melakukan Tindakan Itu: Aku Terjebak ....Pada unggahan KD saat lebaran, Aurel mengatakan bahwa dirinya sulit sekali bertemu dengan sang ibu.Hal tersebut membuat Raul Lemos sontak marah hingga sempat memberikan sindiran untuk Aurel.
Raul bahkan menuding Aurel hanya mencari sensasi, lantaran selalu mengumbar permasalahan keluarga ke publik.Ditambah lagi Krisdayanti juga ikutan membagikan isi percakapan dengan Aurel ke Instagram.Puncaknya, Azriel Hermansyah turut menanggapi unggahan tersebut dengan menanyakan apakah perlu sang ibu mengunggah percakapan tersebut di media sosial.
Baca Juga: Mitos Kedutan di Alis Kiri Menurut Islam, Pertanda Apakah Ini?Akhirnya, Azriel pun menuliskan curahan hatinya mengenai permasalahan ini.Ia mengaku mendapat makian dari Raul Lemos melalui telepon.Anak kedua Anang dan KD ini juga mengungkapkan, sang kakak sampai menemui psikolog karena depresi yang ia alami.Lantas, bagaimana Psikolog menanggapi permasalahan pribadi yang terumbar ke publik ini?
Melansir dari tayangan video di kanal YouTube Intens Investigasi, Selasa (16/6/2020), beberapa psikolog mengungkapkan pendapatnya soal permasalahan ini.Menurut Psikolog Tika Bisono, masalah ini terjadi bukan pada netizen ataupun haters.Melainkan ada luka yang dipendam cukup lama dan kini mulai menganga hingga terungkap ke publik.
Baca Juga: Sinopsis Drama Korea VIP Episode 9: 'Setelah Badai', Bercerai atau Bertahan
"Ada yang masih ngganjel dan belum lancar. Dan yang mengganjal ini disimpan, sampai akhirnya meledak dengan sendirinya seperti sekarang," ungkap Tika Bisono."Anak-anak harus ditutupin dulu, tidak boleh terluka sedikitpun. Karena dari perceraian saja lukanya sudah menganga lebar," sambungnya.Di sisi lain psikolog lain juga melihat alasan di balik kasus ini jadi begitu rumit.Menurut psikolog, Bunda Romi ketika persoalan kedua belah pihak yang berseteru diumbar ke sosial media maka dijamin persoalan tersebut bukannya mengecil malah makin rumit dan membesar."Karena mau gimana pun masuk ke media sosial itu tidak ada solusinya. Adanya adalah bahan masalah. Bahan masalah itu lebih kepada nggak nyaman, sakit hati, malu, dan sebagainya," ujar Bunda Romi."Oleh karena itu, itu yang harus diminimalisir. Ngomong ke media sosial itu ibaratnya kayak ngomong sama rumput yang bergoyang, tetapi yang kena imbas belum tentu orang itu langsung tetapi mungkin kemana-mana, itu yang kemudian jauh memberi dampak yang negatif, itu namanya submisif," lanjut sang psikolog.Menurut para psikolog Poppy Amalya dan Seto Mulyadi terjadinya miss komunikasi adalah penyebab utamanya.
Baca Juga: Thalia Menangis Sesenggukan Gara-Gara Betrand Peto, Ruben Onsu: Dengerin Ayah, kan Onyo Punya Adek Dua"Jadi ini sebenarnya hanya miss komunikasi saja yang bisa diperbaiki. Sangat disayangkan kalau akhirnya kejadian yang pernah terjadi terulang," ungkap Poppy Amalya.Kak Seto mengusulkan agar dibangun komunikasi yang efektif antara Krisdayanti, Aurel dan Azriel."Jadi ini yang mohon betul-betul dijaga oleh para orangtua, bahwa di dalam membina kerukunan keluarga tetap komunikasi yang efektif yang sangat intens, betul-betul dilakukan dengan dua arah," kata Kak Seto."Juga mendengar suara anak bukan sekedar hanya memberikan nasehat, perintah, instruksi dan sebagainya, tapi juga menjadi semacam sahabat bagi putra putrinya," sambungnya.
Para psikolog juga memberikan saran kepada orangtua Aurel dan Azriel terkait dengan permasalahan ini.Mereka megungkapkan bahwa seharusnya baik Krisdayanti dan juga Anang Hermansyah meminta maaf kepada anak-anak agar masalahnya tidak berlarut-larut dan tidak menimbulkan efek di masa depan.Psikolog Poppy Amalia dan Bunda Romi pun menambahkan terkait siapa korban sebenarnya dalam kasus ini.Bahwa sikap anak-anak melampiaskan curahan isi hati mereka melalui media sosial merupakan bentuk ekspresi suasana hati yang sudah tak terbendung lagi.Menurut mereka, dalam hal ini memerlukan pengertian dari orangtua kandung untuk proaktif memulai komunikasi dari hati ke hati.