Suar.ID - Polisi sedang mencari perselisihan antara dua keluarga di Blok 234 Toa Payoh Lorong 8, Singapura, selama empat tahun terakhir.
Woon berbagikisahnya di Stomp bahwa tetangga sebelah mereka membuntuti mereka dan merekam diengan ponsel mereka.
"Selama empat tahun terakhir, kami telah disiksa secara mental," kata Woon.
"Keluargayang berjumlah empat orang itu telahmenuduh kami meretas Internet mereka dan memblokirnya."
"Mereka mengatakan kami meretas akun Facebook mereka dan mengobrol dengan teman-teman mereka."
"Salah satu putra mereka mengatakan bahwa kami menembakkan laser pada sehingga mereka tidak bisa bekerja."
"Mereka bahkan telah memanggil polisi kepada kami berkali-kali, menuduh kami membuat banyak suara sepanjang hari dan malam."
Woon mengatakan tuduhan keluarga itu salah dan bahwa ayah dan salah satu putranya meneriaki mereka setiap hari.
"Mereka telah melemparkan kata-kata vulgar kepada kami dari luar pintu kami dengan menuduh kami membunuh orang," katanya.
"Mereka juga melakukan pengintaian setiap kali kami meninggalkan flat dan mengambil foto kami.'
"Mereka bahkan tahu jam berapa ibuku pergi ke pasar dan jam berapa kita semua meninggalkan rumah."
"Mereka berteriak di pagi hari dan di tengah malam."
"Saya harus memakai penutup telinga untuk bisa tidur."
"Semua ini sangat menegangkan secara mental bagi keluarga saya."
"Ibuku sudah tua, kami semua sangat takut dan khawatir."
"Baik sayamaupun adik laki-laki saya biasanya tidak di rumah karena kami sedang bekerja."
Woon berbagi dengan Stomp sebuah video yang diambil pada tanggal 19 Mei tentang tetangganya yang lansia meneriakan kata-kata kasar kepada keluarganya.
Dia membuat laporan polisi hari itu juga.
Mengutip dariStomp, polisimengatakan bahwa sebuah laporan telah diajukan dan sedang menyelidiki masalah tersebut.
Woon mengatakan bahwa setelah membuat laporan polisi, mereka disarankan untuk tetap di dalam rumah, menutup pintu dan menghindari tetangga mereka.
"Kami tetap diam dalam ketakutan berharap itu semua akan berhenti, tetapi keadaan jusstru semakin buruk."
"Dengan tetap diam. mereka mengutuk danmenyumpahi kami setiap hari."
"Mereka mengancam akan 'memutilasi' dan membunuh kita."
"Ini sangat menegangkan secara mental bagi kami semua."
"Kami adalah manusia dan sangat tertekan."
(Adrie P. Saputra/Suar.ID)