Seakan bisa Membaca Masa Depan, Pidato Presiden Soeharto Tahun 1995 Ini Prediksikan Keadaan Indonesia pada 2020, Begini Isinya

Minggu, 31 Mei 2020 | 09:30
Instagram Tutut Soeharto

Pidato Presiden Soeharto tahun 1995 tentang Indonesia pada 2020.

Suar.ID -Sebuah video pidato Presiden kedua RI, Soeharto 25 tahun silam sedang menjadi perbincangan.

Bukan sekadar video, dalam pidatonya Soeharto membicarakan prediksi kondisi Indonesia ke depan.

Padahal saat itu diketahui video tersebut diambil pada 1995.

Diketahui video tersebut diambil saat temu wicara Presiden Soeharto pada acara Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya, pada 23 November 1995 silam.

Baca Juga: Puluhan Tahun Kematian Ibu Tien Menjadi Misteri, Akhirnya Ajudan Soeharto Ungkapkan Hal yang sebenarnya Terjadi di Hari yang Membuat Satu Indonesia Berduka Itu

Dalam cuplikannya Soeharto menyampaikan prediksi bila Indonesia harus mempersiapkan kader bangsa.

Kader bangsa tersebut disiapkan bukan saja untuk membangun negeri, tetapi juga menghadapi segala cobaannya.

Salah satu yang harus dipersiapkan itu di antaranya adanya liberalisasi.

Kala itu Soeharto mengatakan nantinya di tahun 2020 bangsa Indonesia akan menghadapi liberalisasi.

Baca Juga: Pernah jadi Pasangan Paling Hot pada Masanya, Sayang Hubungan Keduanya Ditentang Keras oleh Ibu Tien Soeharto, Disebut akan Coreng Citra Keluarga Cendana

Maksud liberalisasi itu adalah adanya perdagangan bebas di dunia.

Terhitung pada saat itu, menurutnya artinya selama 25 tahun lagi Indonesia sebagai negara berkembang harus siap.

Demikian menurutnya, anak-anak atau pelajar sedia kala harus sudah dipersiapkan.

Para pelajar itulah sebagai bibit, ditanamkan untuk mencintai tanah air.

Indonesia Inside
Indonesia Inside

Baca Juga: Cerita Amien Rais Dapat Telepon Gelap dan Ancaman Disiram Air Keras Jelang Soeharto Turun: 'Apa Anda Sudah Bosan Hidup'

Dalam hal ini, kata Soeharto, termasuk mencintai produk dalam negeri.

Bila dalam rangka mempersiapkan kompetisi persaingan dengan bangsa lain masih kurang dan tak sempurna.

Maka, kata Soeharto, untuk menghadapi persaingan itu hanya ada satu kunci.

"Maka hanya dengan mencintai tanah air, para remaja yang akan hidup di tahun 2020 akan menjadi benteng, untuk mempertahankan dari pada keberlangsungan hidup negara dan bangsa," ujarnya.

Baca Juga: 32 Tahun Menjabat Sebagai Presiden, Ternyata Soeharto Pernah Jadi Seorang Pegawai Bank di Desa Sebelum jadi Tentara, Begini Kisahnya

Lebih lanjut Soeharto menjelaskan, seyogyanya para pemuda yang mencintai tanah air ia yang sebaiknya mencintai produk negeri.

"Jika pemuda nanti kesemsem dengan produk yang murah namun hasil produksi luar negeri atau impor, hancur daripada bangsanya.

"Karena produk dalam negeri tidak ada yang beli, pabriknya tutup, lantas semuanya tidak bisa bekerja, tidak bisa makan," sebut presiden kedua yang akrab disapa Pak Harto itu.

Demikian hal inilah menurutnya menjadi satu kunci dan kekuatan yang harus disiapkan.

Kompas.com
Kompas.com

Presiden ke-2 Republik Indonesia, Presiden Soeharto.

Baca Juga: Anaknya Ditendang Pangeran Cendana dari Kehidupan Pribadinya Demi Seorang Biduan Wanita, Siapa Sangka Sosok Ini adalah Orang Kepercayaan Presiden Soeharto!

Semua pendidikan hingga perguruan tinggi harus mampu mempersiapkannya.

Bukan karena curang, tetapi untuk menyelamatkan negara.

Soeharto saat itu yakin Indonesia akan mampu bersaing dari perdagangan bebas liberalisasi global tersebut.

Namun seandainya tidak, senjatanya adalah timbulkan jiwa nasionalisme.

Baca Juga: Genap 24 Tahun Lalu Ibu Tien Soeharto Meninggal Dunia, Tutut Soeharto Ungkapkan Detik-detik Terakahir Sang Ibu dan Isu Meninggal Karena Ditembak

Awalnya dalam video itu presiden kedua RI, Soeharto memberikan penjelasan tentang kepemudaan.

Ia menyampaikan tujuan pemuda bangsa untuk digodok menjadi generasi emas dan menjadi kader-kader bangsa.

Menurutnya hal itu sudah ia lakukan, agar kirab-kirab pemuda menjadi kader-kader yang turut mempersatukan bangsa.

Soeharto pun mengaku bahwa pihaknya sudah menyebarkan para pemuda di tiap-tiap provinsi.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Bob Hasan Raja Kayu di Era Orde Baru Pimpinan Soeharto Meninggal Dunia, Ternyata Begini Jejak Langkahnya Jadi 'Penguasa Hutan'

Ia menjelaskan artinya setiap pemuda yang tersebar itu memiliki mata dan telinga untuk mengetahui seluruh wilayah Indonesia.

Lantas menurutnya, bila para pemuda itu berkumpul kemudian berdiskusi bertukar pengalaman.

Setiap pemuda mewakili suara menyampaikan aspirasi setelah ia melihat pengalaman di daerahnya masing-masing.

Kebudayaan maupun kekuatan yang ada di masing-masing provinsi untuk dianalisa.

Baca Juga: Cintanya Terhalang Restu Ibu Tien Soeharto, Wanita Ini pun Gagal Menjadi Pendamping Pangeran Cendana Kesayangan Ibunya

Kemudian dari sanalah ditemukan hasil dan cara terbaik.

Menurut Soeharto, itulah yang merupakan modal terbaik dalam menyiapkan diri sebagai kader-kader bangsa.

"Yang penting, yang pertama, karena akan timbul jiwa kepahlawanannya jika mencintai tanah airnya," ujar Soeharto.

"Setelah mengetahui seluruh keadaan provinsi pasti akan mencintai tanah airnya."

"Jika sudah mencintai tanah airnya, tidak akan melepaskan tanggung jawabnya sebagai pemuda untuk dapat mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara dalam keadaan membangun, apalagi dalam keadaan bahaya," papar Soeharto.

Baca Juga: Mantan Menantu Keluarga Cendana Tetap Mempesona Walau Sudah Kepala 4, Ternyata Ini Rahasia Awet Muda Tata Cahyani Janda Tommy Soeharto, Pacarnya Bule Amerika

Setelah itu, Soeharto menjelaskan prediksi bahwa para pemuda bangsa itu pun harus menghadapi liberalisasi atau perdagangan dunia.

Dalam persaingan yang ketat, Soeharto menjelaskan bahwa para pemuda harus cinta produk negeri.

(Tribunnews Wiki)

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Youtube, Tribunnews Wiki