Banyak Barista yang Di-PHK Sepanjang Wabah Virus Corona, Komunitas Ini Galakkan Gerakkan Barista Asuh, Ternyata Ini Tujuannya

Kamis, 28 Mei 2020 | 19:12

Gerakan Barista Asuh

Suar.ID -Barista Guild Indonesia (BGI) menerima laporan dalam sehari setidaknya ada saja barista yang di-PHK.

Lebih-lebih di tengah wabah virus corona seperti sekarang ini.

Hingga saat ini, menurut dara BGI, ada sekitar 900 barista yang sudah dirumahkan.

Kedai kopi tempat mereka bekerja tak lagi kuat menghadapi pandemi virus corona sehingga terpaksa tumbang.

Fenomena tersebut membuat Yudistira Bawono, salah satu perwakilan BGI, bersama beberapa koleganya di industry kopi terus memutar otak.

Mereka terus berpikir, bagaimana caranya ikut berkontribusi menjaga industry kopi tanah air tetap kuat melawan pandemic dan memberi semangat para barista korban PHK.

Nah, dari putar otak itulah muncul ide brilian: Gerakan Barista Asuh.

Gerakan Barista Asuh merupakan gerakan untuk mengajak para pengusaha kedai kopi yang masih bertahan di tengah pandemi mau “mengadopsi” para barista korban PHK itu.

Mengadopsi artinya memberikan kesempatan satu shift per minggu bekerja bagi barista yang bersangkutan.

“Tapi terkait jumlah shift, jangka waktu dan mekanismenya bisa ditentukan masing-masing kedai kopi,” kata Yudis, sapaan akrabnya.

Tujuan gerakan ini antara lain untuk menjaga semangat para barista yang di-PHK, menyambung silaturahmi, serta membuka peluang lain.

Tak hanya itu, gerakan ini juga dimaksudkan untuk saling bertukar pengalaman dan member apresiasi meski hanya sekadar uang transportasi.

Sebelum gerakan ini terlaksana, BGI melakukan pendataan terlebih dahulu.

Hal ini ditujukan untuk memetakan seberapa besar dampak pandemi terhadap mereka yang bekerja di sektor hilir industry kopi.

Selain itu, BGI juga ingin memanfaatkan data untuk membuat program-program yang bisa membantu meringankan beban para barista yang terkena dampak virus corona.

Menariknya, program ini juga terbuka untuk kolaborasi dengan pihak mana pun yang memiliki tujuan sama dengan memanfaatkan data yang ada.

Gerakan Barista Asuh

Menurut data yang berhasil dihimpun oleh BGI per 22 Mei 2020,pekerja hilir kopi yang di-PHK lebih dari 900 orang.

Yang paling banyak berada di Jakarta (331 orang), lalu disusul Jawa Barat (174), Banten (80), Jawa Timur (72), Jawa Tengah (40), Yogyakarta (43) dan tempat-tempat lainnya.

Kalau dilihat dari status perkawinannya, 14 persen (sekitar 124 orang) sudah kawih, sementara mayoritasnya (757 orang) masih bujangan.

Di fase awal, gerakan ini akan mendata kedai kopi mana saja yang mau berpartisipasi dalam program Barista Asuh.

Bagi kedai kopi yang mau ikut, bisa mendaftar langsung melalui tautan: bit.ly/baristaasuh.

Sedangkanbagi barista yang ingin ikut mendaftar bisa mengkakses: bit.ly/solidaatsulit.

Atau juga untuk informasi lebih lanjut bisa melalui DM akun Instagram @mas_fotokopi.

Nantinya, data coffee shop yang berminatdan data barista korban PHK yang dimiliki BGI akan dibagi menjadi cluster-cluster berdasarkan wilayah.

Bagi barista yang tertarik, bisa mendaftar ke salah satu kedai kopi di klasternya.

Data barista pendaftar akan dibagikan ke kedai kopi terkait untuk diseleksi atau diatur gilirannya.

Nantinya, pengasuh akan menentukan mekanisme dan persyaratan sesui kondisi masing-masing.

Seperti berapa kali dalam seminggu bisa menyediakan shift untuk barista asuh, berapa lama bisa menerima barista asuh untuk bekerja, dan apa bentuk apresiasi yang bisa diberikan pada barista asuh.

Apakah berbentuk uang transportasi, uang makan, bingkisan, atau bentuk lainnya.

Meski begitu, sebelum menerima barista asuh, para pengasuh terlebih dahulu akan melakukan verifikasi latar belakang para calon barista asuh.

Misalnya melihat berkas calon barista asuh yang tercantum informasi kedai kopi terakhir tempatnya bekerja dan sponsor.

Setelah itu kedai kopi bisa menghubungi langsung calon barista asuh yang sudah dinyatakan lolos verifikasi.

Inti dari gerakan ini adalah untuk menjaga semangat barista yang dirumahkan sekaligus menyambung tali silaturahmi.

"Syukur-syukur bisamembuka peluang dan mendatangkan pemasukan bagi mereka," ujarnya.

Lantas apa manfaat bagi kedai kopi yang mengasuh barista?

Nah, dengan ikut gerakan Barista Asuh, kedai kopi juga jelas akan mendapatkan keuntungan.

Misalnya: barista-barista tersebut akan mengumukan di media sosialnya di mana kedai kopi yang mengasuhnya.

Selain mendapatkan tambahan eksposure di media sosial, para pelanggan tetap barista itu akan membeli produk kedai kopi pengasuhnya.

Dengan begitu, kedai kopi juga mendapatkan pemasukan.

Di sisi lain, barista dan kedai kopi juga bisa saling belajar dan tukar pengalaman dalam hal perkopian.

Dengan begitu, ekosistem industri kopi ini tetap terjaga, dan makin kuat menghadapi pandemi.

Sementara itu, pemilik akun @mas_fotokopi yang juga menjadi penggagas gerakan ini menerangkan, selama pandemi virus corona, banyak kedai kopi yang tertatih-tatih.

Apalagi sejak aturan PSBB diperketat.

Makin banyak kedai kopi yang tumbang.

"Terutama kedai kopi yang di mal-mal. Karena hampir semua mal di Jakarta tutup," ujarnya.

"Belum lagi kedai kopi yang mengandalkan konsep tempat keren untuk pelanggannya. Kini, pelanggan enggak boleh lagi nongkrong di situ. Omzet mereka kadang tak cukup dengan hanya berjualan online."

Uniknya, berdasarkan pantauan @mas_fotokopi, kini kedai kopi yang banyak bertahan justru berada di pinggiran Jakarta.

Biasanya yang berdiri sendiri di pinggiran jalan atau di ruko yang masih bisa bertahan hidup.

Karena itulah, @mas_fotokopi mengajak kedai kopi yang masih bisa bertahan untuk ikut gerakan Barista Asuh.

"Satu shift tapi dampaknya luar biasa. Ikut memperkuat ekosistem perkopian Indonesia," tegasnya.

Menurut data, sudah ada sekitar43 kedai kopi di berbagai daerah yang menyatakan komitmennya ikut gerakan Barista Asuh.

Misalnya A Tale of Two Coffee Beans, Contrast, Obar, Twin Coffee House, Oak Tree, dan lainnya.

Gerakan Barista Asuh ini menjadi bukti bahwa para pelaku bisnis kopi di Indonesia tak mengeluh dalam kondisi sesulit apa pun.

Tak ada dalam kamus mereka kata cengeng, apalagi minta-minta.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad