Aktivis Ravio Patra Ditangkap Polisi Diduga Setelah WhatsApp-nya Dibajak, Begini 7 Cara Mudah agar WhatsApp Enggak Diretas

Kamis, 23 April 2020 | 16:33
istockphoto.com

Ilustrasi Whatsapp dan Telegram

Suar.ID -Polda Metro Jaya sudah mengonfirmasi penangkapan aktivis Ravio Patra.

Seperti disampaikan Kompas.com, kepastian itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus pada Kamis (23/4).

Ravio sendiri ditangkap pada Rabu (22/4) malam di Jalan Blora, Menteng, Jakarta Pusat.

"Saya membenarkan tadi malam dari Ditreskrim Polda Metro telah mengamankan seseorang isinial RPA (Ravio Patra)," katanya.

Yusri menjelaskan, Ravio ditangkap atas dugaan penyebaran berita onar yang menghasut pada tindak kekerasan dan kebencian.

"Yang bersangkutan memang diduga menyiarkan berita onar dan atau menghasut untuk membuat kekerasan dan atau menyebarkan kebencian," ungkap Yusri.

Saat ini, lanjut Yusri, Ravio masih diperiksa di Polda Metro Jaya.

"Sementara ini, yang bersangkutan sekarang masih dilakukan pendalaman, pemeriksaan oleh Ditreskimum Polda Metro Jaya. Kita tunggu saja hasil pemeriksaan," jelas Yusri.

Ravio sebelumnya dikabarkan ditangkap oleh kepolisian atas dugaan penyebaran pesan bernada provokasi.

Kabar penangkapan itu dibenarkan oleh Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto.

Damar menduga penangkapan Ravio berkaitan dengan pesan berantai yang dikirim melalui nomor WhatsApp milik Ravio.

Dia menjelakan, awalnya Ravio menceritakan tentang peretasan akun WhatsApp miliknya pada Rabu (22/4/2020).

Selang dua jam, Ravio akhirnya bisa mengakses kembali akun WhatsAppnya.

Ravio pun baru mengetahui jika peretas akun WhatsAppnya telah mengirimkan pesan bernada provokatif.

Damar kemudian menyarankan Ravio mengumpulkan semua bukti berkaitan dengan peretasan akun WhatsAppnya.

Namun, Damar tidak dapat menghubungi Ravio pada Rabu pukul 19.14 WIB.

"Sudah lebih dari 12 jam tidak ada kabar, saya baru dapat informasi Ravio ditangkap semalam oleh intel polisi di depan rumah Aman," ungkap Damar.

Nah, terkait WhatsApp yang diretas, ada beberapa cara supaya WhatsApp kita enggak diretas.

Kita tahu,isu penyadapan pada aplikasi perpesanan Whatsapp menjadi perbincangan beberapa waktu belakangan ini.

Banyak yang mencoba meretas atau menyadap nomor Whatsapp seseorang dengan berbagai cara.

Bagaimana cara mencegah agar WhatsApp tidak disadap oleh orang lain?

Melalui Kompas.com, Dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Nurcahya Pradana Taufik Prakisya, memberikan beberapa cara mencegah WhatsApp Anda disadap.

1. Selalu pantau aktivitas WhatsApp Web Anda

Nurcahya menjelaskan, WhatsApp mencatat segala aktivitas komputer dan browser yang menggunakan WhatsApp web dengan akun Anda.

"Perhatikan secara berkala, apakah di dalam riwayat tersebut terdapat akses dari komputer yang tidak dikenal," kata Nurcahya.

Sebagai tindakan preventif, lebih baik selalu logout akun WhatsApp web setelah Anda menggunakannya.

Apalagi, jika Anda menggunakan Whatsapp Web bukan dari komputer milik Anda pribadi.

2. Gunakan two step verification

Langkah berikutnya, gunakan two step verification.

Jika mengaktifkan verifikasi dua tahap ini, segala upaya untuk memverifikasi nomor telepon Anda di WhatsApp harus disertai enam digit PIN yang telah Anda tentukan sebelumnya.

Untuk mengaktifkan verifikasi dua langkah, buka WhatsApp>Settings>Account>Two-step verification lalu pilih 'Enable'.

Ketika langkah ini diaktifkan, Anda juga dapat memasukkan alamat e-mail yang akan memungkinkan WhatsApp mengirimi Anda tautan melalui e-mail untuk menonaktifkan two step verification jika Anda lupa PIN enam digit Anda.

3. Jangan pernah memberikan OTP kepada siapa pun

Jika Anda mendapatkan sebuah pesan yang mencurigakan, seperti permintaan sebuah kode One Time Password atau OTP, jangan pernah dibalas.

Pada dasarnya, satu akun WhatsApp hanya dapat digunakan pada satu perangkat mobile saja.

Untuk berpindah perangkat, Whatsapp akan mengirim OTP ke nomor pemilik akun.

"Sekali saja Anda membalas permintaan kode OTP yang tidak pernah Anda minta sendiri, maka akun WhatsApp Anda akan berpindah ke perangkat si penyadap," kata Nurcahya.

4. Kurangi penggunaan WhatsApp dengan jaringan WiFi publik

Cara yang paling sering digunakan bagi peretas untuk mengakses aplikasi Anda adalah melalui koneksi WiFi yang tidak aman.

Perlu diketahui, sebagian besar peretasan email dilakukan melalui jaringan WiFi tidak aman.

"Cara yang sama juga bisa dilakukan pada semua aplikasi lain di ponsel, termasuk akun WhatsApp Anda," ujar Nurcahya.

Menurut dia, menggunakan koneksi jaringan WiFi yang tidak aman adalah tindakan yang sangat berisiko.

Dia mengingatkan agar menghindari penggunaan koneksi WIFI publik yang tidak aman. Langkah ini akan mencegah Anda dari risiko akun WhatsApp Anda disadap.

Penyadap dapat mengakses perangkat Anda jika berada pada koneksi jaringan lokal atau wifi yang sama.

"Itu sebabnya sangat disarankan untuk tidak masuk ke jaringan publik dan tidak aman," papar dia.

5. Blokir instalasi dari sumber yang tidak dikenal

Mengizinkan pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak dikenal membuat ponsel Anda rentan untuk diretas.

Karena itu, Anda harus mengunci pengaturan untuk menghentikan instalasi dari sumber yang tidak dikenal.

Jangan lupa pula untuk memeriksa rincian pengembang, peringkat, ulasan aplikasi yang sekiranya akan Anda pasang di perangkat Anda.

6. Pasang pengunci aplikasi

WhatsApp tidak memiliki fitur pengunci aplikasi. Meski demikian, Anda dapat mengunduh aplikasi yang dapat Anda gunakan untuk mengunci WhatsApp dengan kata sandi atau PIN.

Hal ini, kata Nurcahya, dapat membantu Anda mencegah siapa pun yang meminjam ponsel Anda untuk mengakses akun WhatsApp dengan mudah.

7. Deaktivasi akun Anda

Langkah terakhir yang dapat dilakukan jika akun Anda diretas adalah deaktivasi. "Deaktivasi akun dengan cara mengirim email ke support@whatsapp.com," kata Nurcahya.

Setelah e-mail Anda divalidasi oleh tim WhatsApp, akun Anda secara otomatis akan terhapus.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya