Suar.ID -Italia diketahui menjadi satu dari sekian negara yang memiliki tingkat kematian akibat virus corona tertinggi di dunia.
Bahkan angka tersebut membuat Italia harus menutup semua bisnis mereka dan mengorbankan perekonomian negara.
Pejabat kesehatan Italia mengatakan, pemerintah mungkin harus segera mempertimbangkan pelonggaran pembatasan, setelah angka kematian harian akibat virus corona baru turun ke level terendah dalam lebih dari dua minggu terakhir.
Baca Juga: Tak Bisa Sembarangan, Begini Cara Cuci Masker Kain Agar Selalu Bersih dan Bisa Digunakan Kembali
Badan Perlindungan Sipil Italia melaporkan 525 kematian akibat virus corona pada Ahad (5/4). Ini merupakan kematian harian terendah di negara Mediterania sejak 427 kematian pada 19 Maret lalu. Angka itu juga turun 23% dari 681 kematian di Sabtu (4/4).
"Kurva mulai menurun dan jumlah kematian mulai berkurang," kata Direktur Institur Kesehatan Nasional (ISS) Italia Silvio Brusaferro kepada wartawan, Minggu (5/4), seperti dikutip Channelnewsasia.com.
"Jika data ini terkonfirmasi (dalam beberapa hari mendatang), kita harus mulai berpikir tentang Fase 2," ujar dia yang mengacu pada pelonggaran penguncian secara nasional yang berlangsung selama sebulan.
Fase kedua pertempuran Italia melawan virus corona yang sudah membunuh 15.887 orang mungkin lebih sulit bagi pemerintah untuk melakukan sesuatu dibanding fase pertama.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memutuskan, untuk mengatasi krisis terbesar di negeri piza dalam beberapa generasi mendatang, pemerintah terpaksa mengorbankan ekonomi demi kesehatan masyarakat.
Negara berpenduduk 60 juta ini menjadi negara demokrasi Barat pertama yang secara sukarela menutup hampir semua bisnis dan melarang pertemuan publik, termasuk sekadar jalan-jalan di taman, pada 12 Maret lalu.
Harian Corriere della Sera melaporkan, pemerintah akan membuka bisnis secara bertahap. Orang Italia kelak boleh pergi bekerja tapi wajib memakai masker dan menjaga jarak dengan orang lain sejauh dua meter setiap saat.
Selain kematian, jumlah pasien virus corona yang tidak kritis di Italia yang masih menjalani perawatan di rumahsakit untuk pertama kali turun pada Minggu (5/4) menjadi 28.949 orang dibanding Sabtu (4/4) sebanyak 29.010 orang.
Jumlah pasien dalam kondisi kritis yang tengah menjalani perawatan di rumahsakit juga turun, dari 3.994 pada Sabtu (4/4) menjadi 3.977 di Minggu (5/4). Ini merupakan penurunan harian kedua secara berturut-turut.
Kepala Badan Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli menyebutkan, penurunan jumlah kematian pada Minggu (5/4) merupakan "kabar baik".
"Tapi, kita seharusnya tidak membiarkan penguncian kita longgar," sebut dia seperti dikutip dariChannelnewsasia.com.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judulKasus kematian turun, Italia siap melonggarkan kebijakan lockdown.