Tanpa Tedeng Aling-aling, Sosok Ini Sebut Luhut Binsar Pandjaitan Lebih Berbahaya dari Virus Corona

Sabtu, 04 April 2020 | 11:34
Kompas.com

Luhut Pandjaitan.

Suar.ID -Pernyataan keras disampaikan oleh pengalamat ekonomi Faisal Basri.

Melalui cuitannya di Twitter, dia menyebut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan lebih berbahaya dibanding virus corona.

"Luhut Panjaitan lebih berbahaya dari coronavirus COVID-19," tulisnya, Jumat (3/4).

Terkait hal itu, banyak yang menyebut apa yang disampaikan oleh Faisal berlebihan.

Hingga berita ini diturunkan cuitan Faisal Basri tersebut diretwit 15.000 kali dan disukai 28.800 orang.

Namun cuitan Faisal Basri kali ini banyak yang mengomentari negatif terutama karena dianggap lebay alias berlebihan.

Berikut komentar teratas terhadap cuitan Faisal Basri hingga pukul 5.40 wib.

@Andy68516126 Virus corona sdh membunuh byk manusia di dunia.. ekonomi porak poranda.. klu LBP paling bs bunuh si didu doank.. ayolah bung, fitnah sm kritik itu beda lo..

@Zoelfik47281559: Anda serius???

@MustaanAli4: Keras kalau terukur gak apa2 Pak Faisal Basri Jempolan

@Khairil40353168: Apa dasar anda bilang bigitu jgn asbun aja biar publik tau

@dimas_skeptis: Saya pernah hadir di seminar dimana bang Faisal jadi pembicara. Argumen2 abang keren. Ayo bang, janganlah begitu. Bantah substansinya, biar diskusi jadi bergizi Tangan melipat. FightRacism

@talkingapes1: Saya rasa ga perlu pake argumen kl ngomongin luhut panjaitan

@Lundaye1: Kalau anda gentleman!! tag aja org yg anda omongin!!

@IndonesiaLabour: Saya yakin dia ga akan berani Tag, kita agak kok gaya permainannya hehehe pasti statment berhubungan dengan Dadidu dan si kumis antik hehehe

Pakar ekonomi Faisal Basri.

Sarankan Lockdown Jakarta

Sebelumnya Faisal Basri menyatakan, cara mengantisipasi penyebaran Virus Corona atau Covid-19 dari tiap negara, berbeda-beda tergantung budaya dan pendekatannya.

Faisal Basri menjelaskan, Hong Kong memilih untuk utamakan liburkan sekolah, dan Korea Selatan tidak melakukan kebijakan lockdown karena sanggup mendeteksi banyak warganya.

Sedangkan nasib Indonesia menurutnya akan lebih baik jika pemerintah memutuskan untuk memberlakukan kebijakan lockdown, khususnya di epicentrum atau pusat penyebaran Covid-19.

"Keputusan kita bergantung kondisi kita. Tidak punya pilihan kecuali lockdown, terutama Jakarta," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Jumat (27/3).

Penyebaran Covid-19 di Jakarta dinilainya sudah mengkhawatirkan layaknya New York, sehingga kebijakan lockdown terbatas jadi satu-satunya pilihan.

"Di Jakarta menyebar ke mana-mana. Indonesia lebih mudah lakukan lockdown terbatas karena kepulauan, jaga saja Jakarta," sarannya.

Adapun karena virus ini juga sudah terdeteksi menjalar ke kota lain di Pulau Jawa, maka harus dibatasi agar tidak merembet ke provinsi lain.

"Sekarang sudah 27 provinsi, tambah 3 provinsi. Waktu saya catat masih 20, 14, karena monitoring belum memadai."

"Harus buat mobilitas dari Jakarta ke daerah lain makin sulit," papar Faisal Basri.

Tersinggung Said Didu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Menhub Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan tersingung dengan ucapan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.

Luhut akan menuntut ke jalur hukum atas pernyataan Said Didu yang dianggap menyudutkan dirinya.

Hal itu merupakan buntut dari pernyataan Said Didu yang menyatakan Luhut dinilai mementingkan keuntungan pribadi saja tanpa memikirkan penanganan virus corona.

“Bila dalam dua kali 24 jam tidak minta maaf maka kami akan menempuh jalur hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku," ujar Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, melalui keterangan tertulis, Jumat (3/4/2020).

Jodi juga membenarkan bahwa pimpinannya tersebut telah mengetahui kejadian pencemaran nama baik Luhut.

KompasTV

Said Didu puji langkah Erick Thohir tunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Maka dari itu, melalui Jodi, Luhut meminta agar Said Didu menyatakan maaf secara langsung kepadanya dan melalui semua media sosialnya terhitung mulai hari ini.

“Secara keseluruhan, seseorang dapat dikenakan pasal hate speech, Pasal 317 KUHP dan 318 KUHP dan juga dapat dikenakan Pasal 45A ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 terkait ITE jika menyebarkan ujaran kebencian, yaitu bisa memprovokasi, menghasut, serta penyebaran kabar atau berita bohong melalui media sosial,” tegas Jodi.

Asal mula tuntutan ini terjadi dari kanal YouTube Said Didu Muhammad Said Didu yang diwawancarai Hersubeno Arief berdurasi 22 menit beberapa waktu lalu.

Dalam video tersebut, Said Didu menyoroti soal isu persiapan pemindahan ibu kota negara (IKN) baru yang masih terus berjalan di tengah usaha pemerintah dan semua pihak menangani wabah Covid-19.

Said Didu mengatakan, hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak memprioritaskan masalah kesejahteraan rakyat umum dan hanya mementingkan legacy.

Said Didu menyebutkan bahwa Luhut ngotot agar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak “mengganggu” dana untuk pembangunan IKN baru dan hal tersebut dapat menambah beban utang negara.

“Kenapa itu dilakukan karena ada pihak yang ngotot untuk agar anggarannya tidak dipotong, dan saya pikir pimpro (pimpinan proyek) pemindahan ibu kota, Luhut Pandjaitan, itulah yang ngotot agar anggarannya tidak dipotong."

"Sehingga, Sri Mulyani punya ide untuk menaikkan jumlah utang,” ucap Said Didu dalam video tersebut.

“Kalau Luhut kan kita sudah tahulah. Ya memang menurut saya di kepala beliau itu hanya uang, uang, dan uang," kata Said Didu.

Said Didu mengaku, selama ini dia tidak melihat bagaimana LBP berniat untuk membangun bangsa.

"Saya tidak pernah melihat bagaimana dia mau berpikir membangun bangsa dan negara."

"Memang karakternya demikian, hanya uang, uang, dan uang."

"Saya berdoa mudah-mudahan terbersit kembali Sapta Marga yang pernah diucapkan oleh beliau sehingga berpikir untuk rakyat bangsa dan negara. Bukan uang, uang, dan uang,” ujar Said Didu.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Luhut Dituding Lebih Berbahaya dari Virus Corona, Faisal Basri Dianggap Berlebihan, Luhut Trending

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya