Suar.ID -Tak hanya manusia, virus corona juga menjangkiti seekor kucing di Belgia.
Kabarnya, ia adalah kucing pertama yang terinfeksi virus dari Wuhan, China, ini.
Kepastikan itu dikabarkan langsung oleh otoritas kota Liege, Belgia, pada Jumat (27/3), bahwa kucing tersebut tertular pemiliknya.
Kucing itu kini telah dites dan mengalami sejumlah gejala sakit mirip pneumonia pada sakit corona.
Antara lain flu dan kesulitan bernapas.
"Kucing itu diare, muntah, dan kesulitan bernapas," kata Prof. Steven van Gucht, seperti dilansir Washington Examiner.
"Para peneliti menemukan virus corona pada kotoran si kucing."
Belum jelas sekarang bagaimana pemilik dan kucing tersebut bisa saling menularkan virus.
Profesor ini juga menegaskan bahwa penularan penyakit dari hewan ke manusia sangat tidak mungkin.
"Kami ingin tegaskan bahwa ini adalah kasus yang terisolasi," tambah Gucht lagi.
"Resiko transmisi virus dari hewan ke manusia sangatlah kecil."
Walau disebut sebagai kucing pertama yang terkena virus corona, ia bukan hewan peliharan pertama yang mengalami nasib naas tersebut.
Sebelumnya, seekor anjingdi Hong Kong dikarantina setelah dinyatakan positif virus “tingkat rendah”.
Anjing itu dimiliki oleh seorang wanita yang juga menderita sakit Covid-19.
Tak lama kemudian, pomeranian berusia 17 tahun itu meninggal setelah pulang dari karantina.
Menurut data dari Universitas John Hopkins, ada lebih dari 9.100 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan setidaknya 353 kematian di Belgia.
Sementara itu menurut Worldometers, Belgia telah mengantongi 9.134.
Jumlah ini sebelumnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebanyak 1.850.
Sementara itu angka kesembuhannya 1.063.
Menyoal potensi penularan Covid-19 pada hewan peliharaan, dokter hewan dari American Veterinary Medical Association Gail Golab mengatakan hal yang sama dengan Gucht.
"Kami tidak terlalu khawatir terkait penularan Covid-19 melalui kontak dengan anjing atau kucing," jelasnya.
Golab juga mengatakan bahwa virus bertahan paling baik pada permukaan yang halus, seperti halnya gagang pintu.
"Bahan berpori, seperti bulu hewan peliharaan, cenderung menyerap dan menjebak patogen," jelasnya lagi.
"Sehingga membuatnya lebih sulit untuk menular melalui sentuhan."
Anggapan ni juga diamini Dewan Nasional Perlindungan Hewan Belgia.
Menurut pihaknya, tidak ada alasan pemilik hewan lantas menjauhi peliharaannya terkait khawatir tertular Covid-19.
Tetapi perlu diperhatikan juga, sebelum dan setelah menyentuh binatang baiknya adalah mencuci tangan dan menjaga kebersihan.
Lantaran kasus baru-baru ini mengambarkan penularan dari manusia ke kucing, bukannya antar kucing.
"Jangan kembali ke abad pertengahan yang suram, ketika orang-orang yang tidak mengerti memburu dan membunuh kucing karena takut mereka akan tertular wabah," ungkap Dewan Nasional Perlindungan Hewan Belgia melansir Metro.
Sementara itu anjing-anjing di Medical Detection Dogs justru dilatih untuk 'memburu' orang yang terinfeksi corona.
"Anjing yang mengidentifikasi Covid-19 akan dilatih dengan cara yang sama seperti anjing-anjing yang telah dilatih oleh lembaga amal untuk mendeteksi penyakit seperti kanker, parkinson dan infeksi bakteri."
"Dengan cara mencium sampel di ruang penelitian dan mengindikasinya saat mereka menemukan itu."
Mereka juga bisa mendeteksi perubahan suhu pada kulit, sehingga berpotensi mengetahui apakah seseorang mengalami demam," jelas lembaga amal ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kucing di Belgia Terjangkit Covid-19, Alami Gejala Diare sampai Sesak Napas