Suar.ID -Kisah cinta Bung Karno sering kita dengar begitu pula dengan sejumlah wanita yang telah mengisi kehidupannya.
Lalu, bagaimana dengan kisah cinta sang sahabat, Bung Hatta?
Kisah cinta sosok yang satu ini lebih jarang diperbincangkan.
Meski begitu, kehidupan percintaan Bung Hatta rupanya begitu menarik diikuti.
Baik Bung Karno maupun Bung Hatta dikenal sebagai Bapak Proklamator.
Dua sosok ini adalah tokoh penting di balik kemerdekaan Indonesia.
Merekalah dua orang yang mengantarkan bangsa Indonesia meraihkemerdekaannya.
Pada 17 Agustus 1945, Bung Karno membacakan teks proklamasi sebagai tanda kemerdekaan bangsa ini,s ementara Bung Hatta mendampingi di sisinya.
Mengulik tentang kisah cinta Bung Hatta, ada yang membuatnya berbeda dengan Soekarno saat membacakan teks proklamasi.
Saat itu, Bung Karno telah beristri, sementara Bung Hatta masih seorang bujangan.
Rupanya, hal itu tak terlepas dari sumpah yang ia ucapkan karena kecintaannya yang mendalam terhadap Tanah Air.
Bung Hatta dikenal sebagai sosok yang serius.
Lalu bagaimana kisah cinta tokoh negara yang satu ini?
Dilansir Kompas.com, keseriusan Bung Hatta pula yang membuat kisah cintanya terkesan datar.
Berikut, kisah cinta Bung Hatta yang tak banyak diketahui.
1. Dijebak Kencan Romantis
Hatta terkenal tekun dalam belajar.
Ia yang mendapat kesempatan belajar di Belanda, memanfaatkan hal tersebut untuk belajar sebaik mungkin.
Hal itu sebagai bagian dari upayanya untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
Teman-teman kuliahnya mengenal sosok Hatta sebagai orang yang lebih tertarik kepada buku ketimbang perempuan.
Pada suatu ketika, teman-temannya yang penasaran dengan sikap Hatta terhadap perempuan, “menjebak” Hatta dengan seorang perempuan.
Sebuah kencan romantis diatur.
Hatta dipertemukan dengan seorang gadis Polandia.
Gadis tersebut dikenal “mampu menggetarkan lelaki manapun”.
Dengan berbagai cara, gadis tersebut berusaha menggoda Hatta, sesuai permintaan teman-teman Hatta.
Namun, Hatta muda bergeming.
Akhirnya, keduanya hanya menghabiskan malam dengan makan malam.
Sesudahnya, mereka langsung berpisah.
Teman-teman Hatta pun menanyakan kepada gadis tersebut mengapa rayuannya gagal memikat Hatta.
Gadis itu menjawab singkat, “Hatta seperti pendeta.”
2. Sumpah Tak Menikah Sebelum Indonesia Merdeka
Dalam buku Seratus Tahun Bung Hatta, yang diterbitkan Kompaspada 2002, Meutia Farida Hatta menulis bahwa sejak muda, Bung Hatta berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Bahkan, pria kelahiran 12 Agustus 1902 itu bersumpah, ia tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka.
Hal itu bukan berarti tidak ada perempuan yang dekat dengan Hatta.
Mengutip Hatta, Hikayat Cinta, dan Kemerdekaan (2010), Hatta pernah dijodohkan dengan Nelly.
Nelly merupakan putri dari Mak Eteb Ayub, seorang pengusaha Minang, yang sudah seperti ayah angkat bagi Hatta.
Ayub mendukung kehidupan Hatta saat bersekolah di Batavia hingga Rotterdam, Belanda.
Bahkan saat Hatta pulang ke Tanah Air pada Juli 1932, Ayub berani menjemputnya di Tanjung Priok.
Padahal saat itu, Hatta sudah dianggap sebagai sosok yang berbahaya oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Ayub pun pernah ditangkap Belanda, setelah ketahuan membawa Hatta dalam sebuah perjalanan bisnis ke Jepang pada Februari 1933.
Keberadaan Hatta di Jepang dikhawatirkan Belanda berdampak pada perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sebab, Hatta bertemu sejumlah pejabat, termasuk menteri pertahanan dan sejumlah anggota parlemen Jepang.
Kedekatan dengan Mak Etek Ayub itu menjadikan rekan, teman, bahkan tetua orang Minang di Batavia, meminta Hatta menikahi Nelly.
Namun, Bung Hatta tetap setia pada sumpahnya untuk tidak menikah sebelum Indonesia merdeka.
3. Kisah Anni
Kisah cinta Bung Hatta seolah berakhir karena dirinya terikat sumpah yang ia ucapkan.
Meski begitu, selain Nelly, Hatta sebenarnya pernah menaklukkan hati gadis cantik bernama Anni.
Menyadur dariHistoria, Mavis Rose, dalam Indonesia Free: A Political Biography of Mohammad Hatta (1991), menulis, Anni adalah aktivis perempuan, yang menjadi prasarana dalam Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung.
Namun, kisah cinta Bung Hatta dengan putri Tengku Nurdin, seorang pengalih bahasa pemerintahan Aceh itu, tidak berlanjut ke pernikahan.
Lantaran, Hatta sudah terikat dengan sumpahnya.
Anni kemudian menikah dengan seorang kawan dekat Soekarno, Abdul Rachim.
Pernikahan tersebut dikaruniai dua putri, yaitu Rahmi dan Titi.
4. Menikahi Rahmi
Setelah Indonesia merdeka, Bung Hatta menjabat sebagai wakil presiden.
Ia kemudian menikah saat berusia 43 tahun pada 18 November 1945.
Bung Hatta menikahi Rahmi, anak dari Anni dan Rachim.
Saat menikah, Rahmi berusia 19 tahun.
Pernikahan keduanya berlangsung di Megamendung, Bogor.
Mavis Rose tidak bisa menilai, apakah Rahmi menyimpan sosok yang dikagumi Hatta dalam diri Anni.
“Apakah Hatta melihat sifat Rahmi Rachim, yang sebelumnya begitu dia kagumi pada diri ibunya, dia tidak menyebutkan,” tulis Mavis, sebagaimana yang tertuang di Historia.
“Bahkan, dalam memoar Hatta, pernikahannya hanya ditandai dengan sebuah foto pasangan pengantin,” lanjut Mavis.
Namun, seorang putri Bung Hatta, Halida Hatta menganggap Mavis Rose telah salah menilai Hatta.
Menurut Halida, Anni pertama kali bertemu Hatta pada 1945, saat Soekarno datang melamar Rahmi untuk Hatta.
“Karena Bung Hatta dan nenek saya (mertua Hatta) beda usia cuma sembilan hari, maka keluarlah cerita seperti itu,” kata Halida.
5. Mas Kawin Berupa Buku
Pernikahan Bung Hatta dengan Rahmi pun meninggalkan kisah unik.
Hatta yang dikenal serius, juga merupakan seorang kolektor buku.
Melansir BBC Indonesia, saat menikah, Hatta menjadikan buku sebagai mas kawin pernikahannya.
Buku tersebut merupakan buku yang ia tulis saat menjalani pembuangan.
Buku tentang filsafat itu berjudul Alam Pikiran Yunani.
Seorang putri Bung Hatta, Meutia Farida Hatta mengungkapkan, ibunda Rahmi sampai terkejut dengan mas kawin pernikahan yang dibawa Hatta.
“Nenek saya terkejut, kok mas kawin berupa buku?"
"Padahal, keluarga mereka cukup berada, ada uang emas, ada perhiasan,” ungkap Meutia.
Tetapi, Hatta tetap ingin mempersembahkan buku sebagai mas kawinnya.
Kecintaannya Bung Hatta pada buku dan pengetahuan membuatnya yakin, buku dari hasil kerja dan pemikirannya sendiri lebih berharga sebagai bukti cinta, daripada harta benda lainnya.
Rahmi, menjadi kisah cinta Bung Hatta yang menemaninya hingga akhir hayat.(Kompas.com)