Kesaksian Sukarelawan Uji Coba Vaksin Corona: Meski Menceret tapi Mengaku Bangga karena Hal Ini

Rabu, 25 Maret 2020 | 09:30
ist

Kesaksian sukarelawan yang memberanikan dirinya diuji coba vaksin corona.

Suar.ID- Kesaksian sukarelawan yang memberanikan dirinya diuji coba vaksin corona.

Mewabahnya Covid-19 sebagai pandemi di seluruh dunia membuat banyak ahli medis yang berbondong-bondong mencari vaksin untuk corona.

Salah satu yang sudah memulai uji coba vaksin corona adalah Kota Wuhan, China tempat virus ini muncul untuk kali pertama.

Tentu saja, ada efek samping yang ditimbulkan dari uji coba ini sebagai risiko yang harus ditanggung.

Meski ada yang mengaku mengalami menceret, suhu tubuh meninggi, hingga rasa gelisah, rata-rata relawan mengaku bangga sudah berpartisipasi.

Baca Juga: Sosok yang Menemani Vanessa Angel Periksa Kehamilan Ini ternyata Pernah Dikabarkan enggak Merestui Hubungannya dengan Bibi Ardiansyah! Begini Cara VA Meluluhkannya

1. Kesaksian Sukarelawan

sciencefocus.com
sciencefocus.com

(Ilustrasi) Virus corona

Vaksin virus corona itu dikembangkan oleh CanSino Biologics, sebuah perusahaan farmasi yang bekerja sama dengan militer China.

Uji coba terhadap 108 sukarelawan tersebut digelar di Wuhan pada Kamis (19/3/2020) setelah mendapat izin dari pemerintah pusat.

Dari ke-108 peserta, seorang peserta bernama Xiao Mi mengungapkan kesaksiannya.

Xiao Mi, masuk dalam kelompok dosis rendah, mengungkapkan dia tidak merasa takut saat mendaftar.

Baca Juga: Suaminya Disebut Tinggal Bawa Diri dan Celana Dalam beserta Isinya, Jawaban Rina Nose Ini justru Bikin Gemas, Bawa-bawa Gelar Pendidikan segala

2. Panas Tinggi dan Diare

The Economic Times
The Economic Times

(Ilustrasi) Diare

DiWeibo, Xiao mengisahkan bagaimana peneliti langsung menghubunginya sehari setelah mendaftar bahwa dia akan menjalani uji coba.

Saat itu, dia merasa takut setelah membaca bahwa ada kemungkinan efek samping dari vaksin virus corona.Seperti mengalami alergi.

Tetapi, dia berusaha menguasai diri dengan mengatakan efek samping tersebut merupakan "kemungkinan yang paling buruk".

"Dua orang dari kelompok kami suhu tubuhnya meningkat menjadi 38 derajat Celsius.

Kemudian ada juga yang mengalami diare," kata Xiao.

3. Takut tapi Ingin Membantu

Dia menuturkan, yang lebih penting, meski dia sempat merasa takut, adalah dia bisa memberikan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Xiao menjelaskan, dia ingin berperan bagi orang banyak untuk sekali saja dalam hidupnya.

Baca Juga: Artis Ini Bandel Banget, Masih Syuting Padahal sedang Ganas-ganasnya Wabah Virus Corona hingga Warga Geram, Tanggapan Manajernya justru bikin Semakin Emosi!

"Saya merasa bisa menanggung beban ini," jelas dia.

Dia mengatakan mendapat laporan bahwa orang pertama yang disuntik adalah Mayor Jenderal Chen Wei, ilmuwan militer yang memimpin percobaan.

Sukarelawan lain adalah Li Ming. Istrinya, Wang Feng, baru-baru ini pulih dari Covid-19, nama penyakit yang diakibatkan virus corona.

Wang menceritakan setelah mengalami gejala dan terkonfirmasi positif, dia mengalami kesulitan dalam mendapat diagnosa dan perawatan.

"Suami saya menemani saya melewati momen ini.

Jadi, dia sangat mengerti kesulitan yang dihadapi oleh pasien," tutur Wang.

4. Prosedur Vaksin

Tribunnews
Tribunnews

Rumah sakit rujukan corona

Berdasarkan informasi dari bagian uji klinis Beijing, para relawan yang berusia antara 18-60 tahun itu dibagi menjadi tiga kelompok besar.

Dengan setiap kelompok yang masing-masing beranggotakan 36 orang, mereka mulai mendapat dosis rendah, sedang, dan tinggi di fasilitas milik polisi.

Wang Junzhi, peneliti di Akademi Teknik China mengatakan diScience Daily, setelah menerima injeksi, para peserta dikarantina selama 14 hari dan terus diawasi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Rabu 25 Maret 2020: Libra, Seseorang Berusaha Mengecohmu, Keberuntungan di Tangan Sagittarius

5. Vaksin Terus Dikembangkan

Saat ini, baik China dan AS sama-sama berada di garisan depan untuk mengembangkan vaksin.

Beijing bahkan memerintahkan militer untuk turun tangan.

Wang Junzhi berujar, pengembangan program berjalan sukses, dengan banyak peneliti diharapkan bisa merampungkan uji praklinis mereka akhir Maret ini.

Tetapi, pakar virologi asal Universitas Queensland di Australia, Roy Hall, berkata butuh waktu lebih sebelum obat itu siap diproduksi massal.

"Kemungkinan butuh waktu 6-9 bulan untuk memulai uji klinis. Jadi, kemungkinan bakal siap dalam waktu setahun," pungkasnya.

Artikel ini pernah tayang di mataram.tribunnews.com dengan judul"Kesaksian Sukarelawan Uji Coba Vaksin Corona, Suhu Tubuh Mendadak Tinggi, Gelisah hingga Diare"

Editor : Adrie P. Saputra

Baca Lainnya