Suar.ID - Ketika Tara Jane Langston dirawat di rumah sakit dengan coronavirus, ia dan keluarganya dihadapkan dengan cobaan yang mengerikan.
Trauma itu diperparah oleh netizenyang membanjiri kotak masuk media sosial keluarga itu dengan pesan yang menuduh mereka berbohong.
Melansir dari The Guardian (20/3/2020), Richard Langston, suami Tara Jane, mengatakan bahwa video yang dibagikan secara luas di mana istrinya menggambarkan pengalamannya tentang corona dinilai netizen bohong.
"Itu membuat saya mempertanyakan sisi kemanusiaan," kataRichard dari rumahnya di Middlesex, di mana ia mengisolasi diri dengan anak-anaknya.
Richard mengatakan istrinya yang berusia 39 tahun adalah ibu dua anak yang bugar dan sehat sebelum dia tertular virus dan dirawat di rumah sakit dalam perawatan intensif.
Dia mulai merasa tidak sehat seminggu Senin lalu dan pergi ke rumah sakit setelah menelepon 111.
Staf rumah sakit memberi tahu dia menderita infeksi dada dan dia diberi resep antibiotik dan dipulangkan.
Richard menyamakan kondisi istrinya seperti terkena jarum di paru-parunya.
"Itu adalah cobaan yang mengerikan dan menakutkan," katanya.
Setelah didiagnosis dengan Covid-19 pada hari Minggu, Tara Jane mengirim video ke grup Whatsapp bersama rekan-rekannya.
Melansir dari Instagram @makassar_iinfo, Tara Jane Langston menggambarkan bahwa saat bernapas ia merasa seperti ada pecahan kaca di paru-parunya.
"Ini sepertiada kaca dalam paru-parumu, sulit untuk menjelaskannya, tapi setiap napas adalah perjuangan," kata Tara dalam video itu.Video tersebut dia buat untuk memperingatkan semua orang yang meremehkan covid-19 sebagaimana yang dulu ia lakukan.
Dia dulu menganggap covid-19 ini terlalu dilebih-lebihkan, dan hanya sekedar omong kosong yang berlebihan
Karena itu, Tara ingin bahwa semua yang melihat video ini, supaya benar-benar memperhatikan Social Distancing, tidak berkerumun dan berkumpul agar mengurangi potensi penularan virus itu.
Seperti yang kita tahu, di UK, pada hari Senin 16/03/2020, PM Boris Johnson menghimbau penduduk UK menghentikan aktivitas berkerumun dan berkumpul, yang diabaikan banyak orang, karena menganggapnya remeh
Per-hari Jumat (20/03/2020), kasus covid-19 di UK sudah tercatat 3000 kasus dengan 120 meninggal.
Di UK saat ini, fasilitas kesehatan penuh, pasien melebihi kapasitas tampung, dan alat-alat support kesehatan sangat kurang, tenaga kesehatan juga babak belur, akibat mereka tidak mau menaati himbauan untuk tidak berkerumun.