Sekolah sedang Libur karena Virus Corona, 33 Anak di Denpasar malah Gelar Ajang Balap Liar

Sabtu, 21 Maret 2020 | 20:45
Tribun Pekanbaru

Ilustrasi balap liar

Suar.ID- Penyebaran virus corona yang begitu mengkawatirkan di Indonesia membuat berbagai daerah di Indonesia menerapkan kebijakan untuk meliburkan anak sekolah.

Namun, bukannya digunakan untuk belajar di rumah dan mengurangi aktivitas di luar ruangan, banyak pelajar yang justru tetap bandel.

Seperti yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Belum sempat ke Rumah Sakit untuk Pengecekan Corona? Jangan Khawatir, Lewat Website Buatan Indonesia Ini Kamu bisa Mendapatkan Diagnosa Dini

Pemerintah Bali pun menerapkan kebijakan untuk meliburkan para pelajar.

Namun, saat sekolah diliburkan untuk hindari penyebaran virus corona, 33 anak di Denpasar, Bali justru gelar balapan liar.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga KN Boy Jayawibawa mengatakan bahwa pihaknya masih belum menerima laporan terkait para pelajar yang terjaring razia karena aksi balapan liar yang dilakukan di Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar, Bali, Kamis (19/3/2020).

Hal tersebut ia sampaikan ketika dikonfirmasi kembali oleh Tribun Bali via telepon pada Jumat (20/3/2020) malam.

Sebelumnya perlu diketahui, sebanyak 33 anak berhasil terjaring oleh tim gabungan Polresta Denpasar bersama Satgas CTOC Polda Bali Kamis (19/3/2020) dini hari.

Baca Juga: Unik! Bupati Banyumas Hadapi Corona dengan Membuat Hand Sanitizer Berbahan Ciu, Berapa Harganya?

Anak-anak yang sebagian besar masih di bawah umur ini terjaring razia karena mengganggu ketertiban umum dengan melakukan aksi balap liar atau trek-trekan.

Terkait hal tersebut di atas, Kadis Boy mengatakan sampai saat ini belum menerima laporannya.

“Jumlahnya kan tiga puluh tiga anak, ada anak SMP, SMA, kuliah, dan pengangguran, di sini kewenangan kami kan SMA, tapi terlepas dari siapapun yang berwenang, kalau dilihat kejadian itu kan sudah malam. Nah dalam dunia pendidikan ada faktor pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non-formal.

KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN
KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN

Ilustrasi balap liar

"Kalau yang formal, dunia pendidikan di sekolah ini juga terbatas dari setengah 8 sampai pukul 4 sore, kemudian selepas siswa pulang dari sekolah mereka sudah memasuki dunia non-formal, katakanlah lingkungan masyarakat, kemudian lebih kecil lagi informal yakni orangtuanya,” papar Kadis Boy, Jumat (20/3/2020).

Dirinya mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya diterima secara formal di sekolah saja, tetapi juga di lingkungan masyarakat dan orangtua, sehingga peran kedua subyek tersebut sangatlah penting.

Kadis Boy menyayangkan apa yang telah terjadi ini di tengah-tengah kekhawatiran penyebaran Covid-19.

Dirinya pula menyayangkan tingkah laku anak-anak tersebut yang bukannya memanfaatkan waktu belajar ini, justru dihabiskan untuk hal yang tidak baik.

“Nah ini kan kami prihatin juga dengan suasana seperti ini, kok masih sempat-sempatnya melakukan aksi balap liar.

Baca Juga: Dulu Pernah Dibully karena Penampilannya, Sekarang 'Udang Cacat' Ini Telah Bertransformasi Jadi Sosok yang Cantik Menawan, Ternyata Ini Kunci yang Selalu Dia Pegang

"Nah marilah kita, baik dari orangtua dan masyarakat bersama-sama ikut mengawasi anak-anak kita. Terlebih sekarang agak sulit karena anak-anak dirumahkan dan tidak belajar ke sekolah sehingga susah mengontrolnya,” ungkapnya

Menurutnya, di sinilah pemahaman anak-anak mengenai bagaimana situasi sebenarnya tentang Covid-19 ini perlu ditingkatkan, mereka juga perlu menyadari situasi yang sedang terjadi dan bukan justru datang ke tempat keramaian.

Kendati telah mewanti para guru untuk senantiasa mengawasi para muridnya, Kadis Boy akan lebih menekankan kembali kepada para guru dan meningkatkan kinerja terkait pengawasan ini.

“(Pengawasan) ini untuk ke depannya akan lebih ditingkatkan lagi, tapi memang selama ini sudah. Kami juga memahami bahwa seperti yang telah dijelaskan tadi, jangkauannya kan dari setengah 8 sampai pukul 4 sore, setelah itu kan sudah ke lingkungan masyarakat dan orangtua,” kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau juga kepada orangtua yang anak-anaknya kerap mengikuti aksi balapan liar, agar dapat bersama-sama membina anak-anak supaya ke depannya lebih terarah.

“Manfaatkan situasi sekarang ini untuk belajar di rumah dan jangan keluar rumah. Kita semua sedang prihatin, pemerintah dan masyarakat sedang berusaha untuk menghindari penyebaran virus, jadi jangan justru melakukan hal seperti itu (trek-trekan),” pesannya.

Selain itu, Kadis Boy juga menambahkan tidak hanya jangan melakukan trek-trekan, tetapi juga sebisa mungkin tidak ke tempat keramaian seperti mall, pertokoan atau tempat wisata lain agar terhindar dari pandemi Covid-19 ini.

Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul "Kadisdikpora Provinsi Bali Sayangkan 33 Anak di Denpasar Balap Liar Ditengah Kekhawatiran Covid-19"

Editor : Adrie P. Saputra

Baca Lainnya