Menteri Sri Mulyani Buka-bukaan, Sebut Anggaran RI Sudah Siap untuk Lockdown, tapi Ini yang Menjadi Persoalan sehingga Masih Terus Digodok

Kamis, 19 Maret 2020 | 13:59
Kompas.com

Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal kesiapan lockdown terkait wabah virus corona.

Suar.ID -Banyak desakan yang diarahkan ke Presiden Jokowi untuk segera menerapkan kebijakan lockdown terkait wabah virus corona.

Pertanyannya, sudah siapkah Indonesia menerapkan strategi itu?

Kita tahu, sejauh ini, sudah ada beberapa negara yang menerapkan kebijakan lockdown untuk wilayah-wilayah yang menjadi episentrum penyebaran corona.

Mulai dari Italia, China, Denmark, Filipina, dan yang terakhir adalah Malaysia.

Untuk Indonesia sendiri, sampai saat ini belum diputuskan.

Terkait hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun angkat bicara.

Dia mengatkan, dari sisi anggaran, pihaknya mengaku siap mendukung berbagai kemungkinan termasuk lockdown alias isolasi secara penuh.

Meski begitu, pihaknya masih berupaya memutar otak untuk kesediaan sumber daya manusia.

Lebih-lebih dalam kaitannya dengandistribusi bahan logistik jika terjadi lockdown.

"Kita posisinya terus mendukung jangan sampai kekurangan resources," katanya, seperti dilaporkan Kompas.com, Kamis (19/3).

Masalahnya bukan uang, tegas Sri Mulyani.

Tapi SDM untuk logistic delivery, bagaimana menyampaikan kebutuhan pokok mereka supaya bisa mendapatkan kebutuhna pokok.

"Ini jadi pusat perhatian dari gugus tugas," ujar dia ketika melakukan video conference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Lebih lanjut dirinya pun menjelaskan, Kemenkeu tengah berkoordinasi dengan BNPB dalam mempersiapkan berbagai skenario penanganan virus corona ini.

Skenario tersebut termasuk penanganan di desa juga di lokasi dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi.

"Kalau BNPB memutuskan isolasi, pasti sudah dipikirkan juga bagaimana supporting growth. Bahkan sampai masalah ke desa. Kalau di desa, di mana permukiman cukup padat social distance sulit dilakukan," ujar dia.

Sri Mulyani juga menjelaskan, saat ini pemerintah pusat juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk bereaksi secara cepat untuk meminimalkan penularan virus corona.

"Jadi leadership tiap pemda sangat penting untuk minimalkan penularan, penyebaran, dan untuk bisa menciptakan mekanisme respons efektif, apakah self isolation, karantina, atau masuk puskesmas, rumah sakit, itu pilihan-pilihan yang kita lihat," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melarang pemerintah daerah untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah dalam menghadapi penyebaran virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Jokowi menegaskan bahwa kebijakan lockdown hanya dapat diambil oleh pemerintah pusat.

"Kebijakan lockdown, baik di tingkat nasional dan tingkat daerah, adalah kebijakan pemerintah pusat," ucap Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020).

"Kebijakan ini tak boleh diambil oleh pemda, dan tak ada kita berpikiran untuk kebijakan lockdown," kata Jokowi.

Jokowi menyebutkan, saat ini yang terpenting dilakukan adalah bagaimana mengurangi mobilitas orang.

Termasuk menjaga jarak serta mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko lebih besar pada penyebaran Covid-19.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas yang produktif dari rumah.

"Kebijakan belajar dari rumah kerja dari rumah dan ibadah di rumah perlu terus kita gencarkan untuk menghindari Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Jika RI Lockdown Anggaran Sudah Siap, tapi Logistik Belum"

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya