Suar.ID -Seorang pasien meninggal dunia dalam ambulans di parkiran RSUD RA Kartini Kepara.
Mbah Lukita, warga Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara meninggal dunia pada Senin (16/3/2020).
Sebelum meninggal dunia, Mbah Lukita sempat menunggu di dalam ambulans selama dua jam.
Meski sudah lama menunggu, namun Mbah Lukita juga tak kunjung mendapat pelayanan.
Sopir ambulans yang membawa Mbah Lukita, Abdul Rosyid bercerita, sekitar pukul 12.15 WIB ia membawa ke Puskesmas Pakis Aji.
Kondisi Mbah Lukita yang sudah drop, Abdul Rosyid membawanya ke RSUD Jepara.
"Karena memang keadaan almarhum sudah payah berangkatlah kami ke rumah sakit menggunakan ambulans sekitar 30 menit," kata dia dilansir dari Tribunjateng, Selasa (17/3/2020).
Setibanya di rumah sakit, kata Abdul Rosyid, kerabat meminta ranjang pasien atau gledek, untuk memindahkan Mbah Lukita dari ambulans.
Baca Juga: Akhirnya Vaksin Corona Sudah Ditemukan! Siap Diuji Coba ke 45 Orang Sukarelawan
"Tapi sama petugas berbaju putih memakai masker jawabnya 'gledek gledek, opo wes orak ono'," tirunya.
Pihak keluarga pun menunggu Mbah Lukita di dalam ambulans desa.
Tak tega Mbah Lukita menunggu lama, seorang cucunya memberanikan diri masuk ke RSUD Jepara dan meminta petugas memeriksa kakeknya.
Upaya tersebut berbuah hasil.
Baca Juga: Viral Kisah Cinta Mbak Nur Afilah: Nikah dengan Pria Afrika dengan Cara yang Tak Terduga!
Menurut Abdul Rosyid ada seorang petugas yang memeriksa Mbah Lukita.
"Alhamdulilah petugas kesehatan datang meskipun hanya didulek-dulek (memeriksa) dada pasien dan masuk kembali tanpa keterangan apapun," jelas dia.
Sekitar lima menit, pihak keluarga Mbah Lukita didatangi satpam dan didata.
Mbah Lukinto mendapatkan antrean nomor 19 dan diminta mendaftar lebih dulu ke kantor.
"Karena pasien belum mendapat gledek (ranjang pasien), kami pun menunggui pasien di dalam ambulan yang terparkir di UGD lalu kami di datangi pak satpam agar tidak parkir di sini," jelas dia.
Abdul Rosyid pun bersama pasien menunggu di parkiran karena kondisi pasien memang sudah tidak mungkin untuk diturunkan dari ambulans.
"Sekitar dua jam kami menunggu di parkiran hingga pasien akhirnya meninggal tanpa penanganan apapun dari petugas kesehatan," ujar dia.
Melansir Kompas.com, RSUD RA Kartini Jepara angkat suara terkait meninggalnya Mbah Lukita di parkiran rumah sakit.
Direktur RSUD RA Kartini Jepara, Dwi Susilowati menjelaskan, pasien tersebut datang saat ruangan IGD dalam kondisi penuh semuanya.
Semua tempat tidur berjumlah 13 unit dan tambahan 12 brankar (alat bantu membawa pasien) sudah terpakai seluruhnya.
"Memang kondisinya 25 unit tempat tidur dan brankar saat itu sudah terpakai semua, sehingga kami juga tidak bisa memberikan brankar itu untuk pasien," jelas Dwi, Selasa (17/3/2020) dilansir dari Tribunjateng.com.
Selain itu Dwi mengatakan keluarga Mbah Lukita menolak rujukan ke rumah sakit lain dan memilih untuk mengantre.
"Kami sudah berusaha untuk merujuk ke rumah sakit lain tapi pasien tidak bersedia, padahal kami sudah menganjurkannya," jelasnya.
Pasien mendapatkan antrean nomor 19.
Sekitar pukul 15.00 WIB petugas medis mencari keberadaan pasien.
Namun ternyata pasien yang masih di dalam ambulans menunggu di parkiran yang sedikit jauh dari IGD, sehingga petugas juga tidak mengetahuinya.
"Memang sempat diingatkan petugas keamanan untuk tidak parkir di ruang IGD."
"Tapi tidak perlu jauh-jauh juga nggak apa," jelas dia.
Dia menjelaskan, pasien yang dalam kondisi gawat darurat itu diharapkan bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit lainnya.
Apalagi pasien yang datang bersama keluarganya itu tanpa surat rujukan atau berangkat sendiri, sehingga harus melalui proses antrean.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita Sopir Ambulans yang Bawa Mbah Lukita, 2 Jam Menunggu Pelayanan hingga Meninggal di Parkiran