Menanam Bunga Ini Ternyata Bisa Bikin Kaya Mendadak: Menghasilkan Putik yang Bila Sudah Diproses, 1 Pon Saja Bisa Hasilkan Rp 70 Juta!

Rabu, 11 Maret 2020 | 12:00
Pixabay

Safron

Suar.ID - Siapa yang tahu rempah apa yang jadi rempah termahal di dunia?

MungkinAndapernah melihat berbagai macam rempah-rempah.

Masakan biasanya diberi berbagai macam rempah seperti lada, pala, cengkeh, dan yang lainnya agar rasanya semakin sedap.

Nah, ada satu rempah-rempah legendaris dunia yang dikenal sangat mahal harganya, yaitu safron.

Baca Juga: Hasil Autopsi Anak Karen Pooroe telah Keluar, Kombes Pol Bastoni: Lebih Jelasnya BAP dari Dokternya

Untuk sekitar 1 pon atau 453 gram, harga safron lebih dari Rp 70 juta!

Mengapa safron jadi rempah termahal di dunia, ya?

Asal-Usul Rempah Safron

Safron ini warnanya merah, saat melihatnya mungkinAnda akan ingat cabai kering yang diiris tipis.

Baca Juga: Maling HP yang Sandera Seorang Wanita Mengaku hanya Spontan: Kalau Memang Saya Brutal, Tentunya Sudah Saya Lukai Cewek Itu

Dalam bahasa Inggris, safron disebut saffron.

Apa Anda tahu dari mana asalnya rempah safron?

Safron berasal dari bunga Crocus sativus atau saffron crocus.

Kelopak bunga crocus ini warnanya ungu.

Nah, safron adalah tangkai putik dari bunga saffron crocus.

Tangkai putik ini dikeringkan dan kemudian jadilah rempah-rempah dan bahan pewarna.

Bunga saffron crocus ini dipercaya berasal dari Yunani.

Tapi, tumbuhan ini banyak ditemukan di tempat lain selain Yunani, yaitu Iran, Maroko, India, Spanyol, Italia, Afganistan, Amerika Serikat, dan Belanda.

Namun, penghasil safron terbesar justru negara Iran, yaitu sekitar 90 persen produksi safron dunia.

Lalu apa yang membuat putik bunga crocus itu jadi mahal, ya?

Ternyata, ada alasan mengapa safron jadi rempah termahal di dunia, yaitu proses memanen safron yang penuh ketelitian dan kandungan spesial di dalamnya.

Unsplash
Photo by Mohammad Amiri on Unsplash

Bunga Crocus sativus yang menghasilkan safron

Baca Juga: Heboh Raffi Ahmad Minta Izin untuk Poligami, Sambil Menangis, Nagita Slavina Memberikan Jawaban Ini

Proses Memanen Safron

Saat memanen safron dari bunga, pekerjaannya harus dilakukan dengan hati-hati.

Di dalam bunga Crocus sativus, ada tiga tangkai putik atau safron.

Petani mengambil safron menggunakan alat pinset satu persatu, kemudian mengeringkannya di dalam sebuah wadah khusus.

Bunganya ini kecil-kecil, sehingga untuk lahan perkebunan bunga yang luas, harus ada banyak pekerja untuk memanen safron.

Belum lagi, untuk menghasilkan 1 pon safron, dibutuhkan sebanyak 170.000 bunga, lo!

Banyak sekali, kan?

Bunga ini mekar sekitar akhir bulan September sampai awal bulan Desember.

Supaya kualitasnya terjaga, safron juga dipanen pagi-pagi sekali, karena cahaya matahari bisa mengubah kandungan dari safron.

Para pekerja pun harus melakukannya dengan teliti dan hati-hati.

Pixabay
Pixabay

Safron yang belum dikeringkan

Baca Juga: Siswi SMK di Sidoarjo Hilang selama 1 Bulan, Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Begini Awal Mula Kejadiannya

Kandungan Istimewa Safron

Di dalam safron, ada kandungan yang sangat mahal, seperti picrocrocin, crocin, dan safranal.

Tiga kandungan inilah yang menentukan rasa, aroma, dan warna yang dihasilkan safron.

Dalam jumlah yang banyak, safron bisa membuat tubuh menghasilkan hormon yang membuat bahagia.

Bahkan, bisa mengurangi gejala beberapa penyakit.

Selain itu, safron juga baik untuk melawan kanker, hingga baik bagi ingatan di otak.

Safron ini kebanyakan digunakan untuk memasak.

Makanan Timur Tengah seperti di Iran, banyak menggunakan safron di resepnya.

Safron memiliki aroma yang harum dan rasanya sedikit manis, namun punya rasa lain yang sangat khas.

O iya, meski warnanya merah, jika digunakan sebagai pewarna, safron mengeluarkan warna kuning keemasan.

Wah, banyak ya keistimewaan rempah-rempah yang satu ini!

Tak heran jika harganya mahal, proses memanennya pun juga rumit dan butuh ketelitian.

(Avisena Ashari)

Artikel ini telah tayang di Bobo.ID dengan judul: Pantas Saja Safron Jadi Rempah Termahal di Dunia, Begini Proses Mendapatkannya

Tag

Editor : Adrie P. Saputra