Suar.ID -Walau bagaimana pun, keberadaan makam pasti kerap kali membuat orang takut.
Hingga terkadang dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Terlebih jika keberadaan makam tersebut berada di tempat yang tidak semestinya.
Pasti akan banyak isu-isu mistis yang beredar di masyarakat.
Seperti keberadaan sebuah makam di pinggir jalan Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur.
Sebuah makam secara terletak di pinggir jalanan aspal, tak jauh dari jembatan.
Tak pelak membuat siapa pun yang lewat dan melihatnya bertanya-tanya atau bahkan ketakutan.
Yang lebih aneh lagi, makam tersebut terletak hanya 30 meter dari areal pemakaman umum.
Baca Juga: Hasil Autopsi Anak Karen Pooroe telah Keluar, Kombes Pol Bastoni: Lebih Jelasnya BAP dari Dokternya
Menurut kabar, makam di desa tersebut memang sudah dikenal angker.
Bermacam isu pun merebak akibat keberadaan makam yang tidak semestinya.
Seperti yang menyebut makam itu adalah makam warga yang ditolak.
Ada pula yang menjadikannya sebagai gurauan, sebagai makam orang yang menimbun masker di saat orang lain membutuhkan.
"Sejak lama makam Desa Ngranti kan dikenal angker.
Begitu ada makam di tepi jalan, semakin membuat orang takut," ucap seorang warga bernama Agung, dikutip dari Surya Malang (10/3/2020).
Namun faktanya, makam di tepi perbatasan dengan Dusun Glotan, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat ini adalah makam palsu alias abal-abal.
Tidak ada mayat yang benar-benar dikebumikan di dalamnya.
Menurut Ketua RT 1 RW1 Dusun Miren 1, Desa Ngranti, Suwito, makam itu adalah bentuk rasa putus asa pemerintah desa.
Sebab sudah bertahun-tahun lokasi itu dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menghentikan warga buang sampah sembarangan, salah satunya memasang papan larangan.
Sayangany semua usaha seperti sia-sia, karena tumupukan sampah di lokasi tersebut tetap saja menggunung.
"Jadi di tengah rasa putus asa, akhirnya muncul ide membuat makam palsu itu. Harapannya warga tidak lagi buang sampah di situ," terang Suwito.
Makam yang dibuat perangkat bersama warga 10 hari lalu ini cukup efektif.
Sebab pada titik di mana makam ini berada, kini tidak ada sampah yang dibuang warga.
Dengan adanya makam palsu ini, Suwito berharap bisa menghentikan perilaku buang sampah sembarangan warga.
"Karena kalau sampah sudah menggunung, kami pula yang repot. Perangkat yang harus membersihkan," ucap Suwito.
Keberadaan sampah ini juga menimbulkan prasangka di antara warga Desa Tanggung dan Desa Ngranti, lantaran belum diketahui siapa pelaku pembuang sampah sebenarnya.
Selama ini warga Desa Tanggung yang dituding sebagai pembuang sampah.
Suwito menduga sampah-sampah itu dibuang saat malam hari, sehingga pelakunya tidak ketahuan.
Tahu-tahu saat siang hari sampah rumah tangga sudah menumpuk tinggi.
Banyak di antaranya jatuh ke Kali Ngranti, dan mencemari saluran air.
"Kades juga sudah membuat sayembara, bagi yang bisa menangkap pelakunya akan diberi hadiah. Tapi belum ada yang tertangkap," tutur Suwito.