Suar.ID -Sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di Sawah Besar ini sempat membuat warga sekitar menjadi gempar.
Bagaimana tidak, pelakunya adalah seorang siswi SMP yang tega membunuh seorang bocah berinisial APA (5).
APA ini dibunuh saat sedang bermain di rumah pelaku pada Kamis (5/3).
Ditemui TribunJakarta, Ratnawati menuturkan curahan hatinya sepeninggal kepergian APA (5).
Terdengar suaranya sangat pelan dan serak sedih.
Ratnawati menjelaskan, sosok APA (5) yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dan putri satu-satunya.
"Anak ketiga, tapi perempuan satu-satunya," ujar Ratnawati.
Lebih lanjut, Ratnawati memaparkan, sang putrinya yang hendak masuk Taman Kanak-kanak (TK) di tahun ini.
Bahkan, Ratnawati menjelaskan rencana sang putri yang akan bersekolah bersama sang adik pelaku.
"Rencana tahun ini mau masuk sekolah. Tadinya mau sekolah bareng adiknya si pelaku," kata Ratnawati, di lokasi, Sabtu malam (7/3/2020).
Kepergian sang putri yang mendadak membuat Ratnawati merasa putrinya itu masih hidup.
"Saya merasa anak saya masih ada kok. Anak saya masih di rumah, lagi nonton. Tidak ke mana-mana," jelas Ratnawati.
Meski demikian, Ratnawati mengaku tidak berharap apapun untuk pelaku dan keluarganya.
"Saya tidak punya harapan apa-apa. Tidak punya sama sekali. Karena di hati saya tidak ada apa-apa," pungkasnya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, rumah antara pelaku dan korban ini jaraknya berdekatan.
Saat ini di depan rumah pelaku masih dipasang garis polisi.
Gadis ABG berinisial NF (15) nekat membunuh APA (5) karena terinspirasi dari film pembunuhan.
APA diketahui dibunuh di rumah NF di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (5/3/2020).
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto itu menuturkan pengakuan NF.
"Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," ujar Heru.
Heru menuturkan, saat itu APA berkunjung ke rumah tersangka dibunuh dengan cara ditenggelamkan ke dalam bak mandi selama 5 menit.
"Jadi, si anak (korban) diajak ke kamar mandi kemudian disuruh mengambil mainan yang ada di dalam (bak mandi). Anak itu diangkat dan dimasukan ke dalam bak, baru ditenggelamkan," ungkap Heru.
Kemudian, tersangka NF juga mencekik leher korban. Setelah korban lemas, korban pun diikat dan dimasukan ke dalam lemari.
Sebelumnya, tersangka berniat membuang jenazah korban.
Meski demikian, tersangka mengurungkan niatnya tersebut dan tetap menyimpan jenazah korban dalam lemari.
"Setelah (korban) lemas, baru dibawa naik ke atas, didudukan. Karena (korban) mengeluarkan darah, lalu disumpal pakai tisu dan diikat. Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore, akhirnya disimpan di dalam lemari," ungkap Heru.
Keesokan harinya, Heru menjelaskan, tersangka beraktivitas seperti biasa.
Baca Juga: Tiga Kematian Terjadi Berdekatan, Baim Wong Petik Hikmah: Jangan Cuma Lewat Begitu Saja
Ketika perjalanan menuju sekolah, tersangka memilih berganti pakaian dan menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.
Saat itu NF sengaja membawa pakaian lain selain seragam sekolah, untuk menuju kantor polisi tersebut.
"Polisi saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar Yusri, mencontohkan ucapan NF saat laporan di Polsek Metro Tamansari.
"Ini awalnya polisi tidak percaya, tapi setelah lihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambungnya.
Lantaran lokasi pembunuhan berada di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Polsek Metro Tamansari menyerahkan kasus tersebut kepada Polsek Metro Sawah Besar.
Saat ini, kasus dugaan pembunuhan tersebut masih diselidiki oleh Polsek Sawah Besar.
Nantinya, polisi akan memeriksa kondisi kejiwaan tersangka.
"Kita enggak tahu, apakah ini karena kondisi kejiwaan dia, makanya kita selidiki," aku Heru.
(Kurniawati Hasjanah)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Curahan Hati Ibunda Korban Pembunuhan Gadis ABG Merasa Anak Masih Ada: Dia Lagi Nonton".