Bukan karena Kinerjanya, Berdasarkan Survei, Hal Inilah yang Membuat Banyak Orang Memilih Anies Baswedan sebagai Capres pada 2024

Rabu, 26 Februari 2020 | 09:30
Kompas.com

Suar.ID -Media Survei Nasional (Median) telah merilis hasil survei terhadap 23 tokoh yang dianggap sebagai calon kuat dalam pemilihan presiden 2024.

Hasilnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memperoleh elektabilitas tertinggi dengan raihan 18,8 persen suara.

Menempel ketatdi bawahnya adalah Anies Baswedan (15,8 persen), Sandiaga Uno (9,6 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (8,3 persen), dan Ridwan Kamil (5,7 persen).

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mengungkapkan, responden yang memilih Anies Baswedan bukanlah karena faktor kinerja.

Baca Juga: Jakarta Banjir di Hari Libur, Bamus Betawi Ajak Masyarakat Tetap Bersyukur: Doa Anies Gubernur Sholeh

Namun, lebih kepada Sang Gubernur DKI yangmemiliki pahamreligius, serta dekat dengan ulama dan gerakan 212.

Berdasarkan pemetaan hasil survei,terdapat tiga alasan publik memilih Anies Baswedan.

Di antaranya, religius dan dekat dengan ulama (15,1 persen), cerdas dan pintar (11,3 persen), serta dianggap punya tutur kata bagus (8,8 persen).

Baca Juga: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil Luwes Goyang TikTok di Panggung Mata Najwa, Penonton Pun Langsung Heboh Dibuatnya!

"Jadi faktor itu agak kuat menempel di Anies Baswedan," kata Rico dalam acara rilis survei nasional di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020) melansir dari Tribunnews.

"Lalu tutur katanya, orang suka gaya bahasanya, caranya menyampaikan."

"Tapi kalau faktor kinerja belum jadi alasan utama orang memilih Anies," jelasnya.

Instagram Hotman Paris Official
Instagram Hotman Paris Official

Baca Juga: Wow! Anies Baswedan Unjuk Kebolehan Main TikTok Lagu 'Kumur-kumur', Netizen: Merakyat!

Sedangkan mantan partnernya di DKI, Sandiaga Uno, dipilih karena alasan cerdas dan pintar (14 persen), serta peduli dan dermawan (8,7 persen).

Lalu karena alasan pengusaha (8,7 persen), serta muda (5,8 persen), dan ganteng (5,2 persen).

Sedangkan alasan responden memilih Prabowo Subianto dilatarbelakangi alasankarena memiliki ketegasan (34 persen), berwibawa (12,1 persen), berani (4,4 persen), dan dianggap mampu memimpin (4,4 persen).

Baca Juga: Wow! Anies Baswedan Unjuk Kebolehan Main TikTok Lagu 'Kumur-kumur', Netizen: Merakyat!

Disukai Pendukung 212

Hasil survei Median menunjukkan 28,8 persen publik suka dengan gerakan 212.

Sedangkan 20,7 persen lainnya menjawab tidak suka.

Sisanya sebanyak 50,6 persen tidak menjawab.

Kompas.com
Kompas.com

Anies Baswedan memberikan pidato saat Reuni 212 pada 2018 silam.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, Begini Penghormatan Terakhir Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jadi Sorotan Netizen

Data ini merupakan bagian dari survei nasional Median, soal seberapa minat masyarakat terhadap gerakan 212 yang bermula pada 2017 lalu, dan masih konsisten terlaksana.

"Yang mengatakan suka itu 28,8 persen, yang definitif tidak suka 20,7 persen. Tapi lebih banyak yang sebenarnya tidak punya jawaban," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun.

Ia menjelaskan, mayoritas yang suka dengan aksi 212 memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.

Disusul dua tokoh lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Baca Juga: Anies Baswedan Tak Bisa Berkata-kata saat Melihat Hasil Survei Terkait Banjir di Jakarta, Ahok Berikan Jawaban Menohok: Siapa pun Gubernurnya Bisa Berhasil Asalkan...

Ketiganya jadi sosok yang dipilih oleh penyuka aksi 212.

"Jadi kita bisa melihat mayoritas yang suka terhadap 212 itu memilihnya tiga orang, Prabowo, Anies, Sandi. Dengan sebagian besar pilihannya itu justru ke Anies Baswedan," ungkapnya.

Sementara, 20,7 persen publik yang menyatakan tidak suka dengan gerakan 212, cenderung memilih Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Ridwan Kamil.

Rico mengira, Prabowo dipilih oleh dua kubu publik tak terlepas dari dirinya yang merapat ke kabinet Jokowi-Maruf Amin.

"Sejauh ini baru Pak Prabowo yang dianggap menyerap pemilih yang suka 212 dan tidak suka 212. Mungkin ini karena Prabowo masuk di kabinet Jokowi," ulas Rico.

(Warta Kota)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Warta Kota, Tribunnews

Baca Lainnya