Dianggap sebagai Olahraga Intensitas Tinggi, Siapa Sangka CrossFit Pernah 'Membunuh' Istrukturnya Sendiri, Begini Penjelasannya

Rabu, 19 Februari 2020 | 20:00
freepik

Ilustrasi crossfit

Suar.ID -Siapa yang menyangka Ashraf Sinclair yang begitu giat mempraktikkan pola hidup sehat tiba-tiba meninggal dunia.

Suami Bunga Citra Lestari itu mengembuskan napas terakhir pada Selasa (18/2) pagi di RS MMC, Kuningan, Jakarta Selatan.

Tentu banyak pihak terkejut denga kematian Ashraf yang mendadak itu.

Semasa masih hidup, ayah Noah Sincliar itu sering membagikan momen kebersamaan dengan keluarganya di akun instagramnya @ashrafsinclair.

Dia juga sering membagikan momen olahraganya.

Aktor berdarah Inggris itu juga terlihat sering melakukan perawatan tubuh, salah satunya menggunakan stimulator sit up.

Ia juga dikenal pebisnis unggul, dengan salah satu bisnisnya adalah sanggar kebugaran (gym) bernama CrossFit Equator.

CrossFit adalah program kebugaran bermerk yang dibuat oleh Greg Glassman dan Lauren Jenai pada tahun 2000 silam.

Telah terkenal ke seantero negara, CrossFit dipromosikan menjadi latihan fisik dan olahraga fitness kompetitif.

Instagram @ashrafsinclair/Facebook Harley Fowler
Instagram @ashrafsinclair/Facebook Harley Fowler

Diduga Jadi Penyebab Kematian Ashraf Sinclair, Ternyata Latihan CrossFit Pernah Bunuh Pelatih Kebugaran hingga Serang Jantung

Namun siapa sangka, pada tahun 2018 silam terdapat kasus trainer CrossFit meninggal dunia.

Dilansir dari Daily Mail, Harley Fowler (32) dilaporkan meninggal dunia karena serangan jantung saat berolahraga di Thailand, tempatnya merayakan pernikahan keduanya.

Ia meninggal mendadak, sebabkan syok kepada keluarga dan teman-teman karena ia diklaim tidak memiliki sakit sebelumnya.

Sementara itu melansir newshub.com, pemilik CrossFit Hibiscus sekaligus rekan kerjanya, John Taurua mengatakan kematian tersebut "sangat tidak disangka".

"Yang kami tahu hanya dia pergi berolahraga, jatuh pingsan dan kemudian mereka tidak dapat menyelamatkannya.

"Dia berlatih setiap hari, tidak meminum alkohol. Dia dalam kondisi paling prima dalam tubuhnya."

CrossFit telah banyak dicurigai sebagai penyebab kondisi mematikan yang mengancam nyawa manusia.

Mengutip nypost.com, banyak peneliti ingatkan adanya kondisi ginjal yang fatal, yang berkaitan dengan CrossFit.

Kondisi ini disebut rhabdomyolysis, yang sebabkan otot bocor dan melepas protein bernama myoglobin ke darah.

Kondisi ini dapat sebabkan gagal ginjal bahkan kematian.

Rhabdomyolysis dapat disebabkan oleh latihan ekstrim, dan bisa terjadi karena rendahnya tingkat energi di sel.

Jika sel kekurangan energi maka tugas seperti menjaga keseimbangan elektrolit akan tidak terlaksana dan dinding sel akan bocor.

Kondisi kebocoran otot ini biasanya menyerang orang tua, tetapi juga bisa menyerang orang muda yang lakukan olahraga berlebihan.

Rhabdomyolysis selain sebabkan gagal ginjal juga bisa sebabkan ritme jantung jadi tidak teratur, hingga akhirnya terjadi serangan jantung dan kematian.

Kondisi ini sudah sering dikaitkan dengan CrossFit, tetapi di komunitas CrossFit sendiri justru menggunakannya sebagai lelucon semata

Para pecandu CrossFit menggunakan tuduhan ini sebagai kebanggaan, bahkan saat mereka masuk rumah sakit seakan-akan hal tersebut adalah dedikasi mereka dengan latihan kebugaran.

Gejala rhabdomyolysis antara lain rasa sakit, muncul rasa lelah dan urin berwarna teh yang artinya myoglobin telah dilepaskan.

Beberapa orang juga dapat alami pusing dan rasa lesu yang berlebihan.

Oleh sebab itu, untuk para penyuka latihan kebugaran, sadari batas tubuh Anda, jika sudah terlalu berlebihan maka ada baiknya Anda beristirahat.

Daily Mail

Mendiang Harley Fowler yang meninggal saat lakukan latihan kebugaran CrossFit

Siapkah tubuhmu lakukan CrossFit?

Setiap orang bisa melakukan CrossFit, namun setiap orang juga berisiko cedera ketika melakukannya.

Lantaran risiko tersebut, maka tidak semua orang aman melakukan latihan berintensitas tinggi ini.

Nah, saat ingin melakukan latihan CrossFit, bagaimana Anda tahu tubuh Anda siap melakukannya?

Menurut dokter spesialis olahraga Michael Triangto, CrossFit termasuk dalam olahraga intensitas tinggi.

Artinya, CrossFit memaksa tubuh mengeluarkan keringat, berdampak lebih cepat dan banyak pada organ serta otot, dibandingkan olahraga berintensitas rendah.

Namun, menentukan intensitas olahraga yang cocok untuk seseorang sifatnya sangat subjektif.

"Intensitas olahraga yang cocok untuk saya yang setiap hari olahraga tentunya berbeda dengan intensitas olahraga yang cocok bagi orang yang jarang berolahraga," ujarnya saat dihubungi Kompas Health.

Untuk menentukannya secara objektif, lanjut dia, kita membutuhkan ukuran yang pasti.

Salah satu pengukuran yang cukup akurat adalah denyut jantung saat olahraga.

Menurut Michael, denyut jantung adalah hal yang bisa jadi parameter kebugaran seseorang.

Hitungan denyut jantung maksimal saat berolahraga adalah 220 dikurangi usia dalam tahun denyut per menit.

"Jadi misalnya usia seseorang dua puluh, berarti denyut jantungnya saat berolahraga tidak boleh melebihi 220 dikurangi 20, yaitu 200 denyut permenit," ujar dokter yang berpraktik di Klinik Slim + Health Sport Therapy ini.

Namun untuk menjadi lebih sehat, Michael menyarankan untuk menjaga angka denyut jantung masih di bawah angka maksimal tersebut, atau 60-70 persen dari angka maksimal.

Sehingga dengan perhitungan di atas, angkanya berkisar 120-160 denyut per menit.

"Kisaran tersebut perlu diperhatikan, karena jika kurang maka olahraga tidak akan terlalu bermanfaat bagi kesehatan, sementara jika lebih, akan berisiko, seperti cedera atau serangan jantung," tuturnya.

Sementara itu, dokter spesialis olahraga Andi Kurniawan mengatakan, sebelum melakukan olahraga sebaiknya dilakukan terlebih dahulu tes kebugaran.

"Khususnya bagi yang orang yang baru akan memulai olahraga," ujar dokter yang berpraktik di Indonesia Sport Medicine Centre ini.

Andi menjelaskan, tes kebugaran antara lain terdiri dari tes fleksibitas, kekuatan, ketahanan, dan sebagainya.

Selain itu pada tes ini juga akan diketahui faktor-faktor risiko yang bersifat individual, riwayat kesehatan, dan problem kesehatan yang dimiliki.

Bagaimana mengetahui latihan sudah melampaui batas dan harus dihentikan?

Andi menerangkan, selain denyut jantung, kelelahan otot bisa jadi penandanya.

Jika otot mulai lemas saat melakukan gerakan atau mengangkat beban saat melakukan CrossFit, sebaiknya segera hentikan latihan.

(Maymunah Nasution/KTW/Intisari-Online.com)

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya