Miliarder Bangkrut dan Jadi Tukang Sampah, Nasib Ngenes Pemenang Lotre Rp 233 Miliar yang Habiskan Uang dengan Cara-Cara Gila

Rabu, 19 Februari 2020 | 10:45
The Sun

Michael Carroll dulu milyader sekarang beginilah nasibnya.

Suar.ID -Punya uang segudang membuat pria bernama Michael Carroll asal Inggris ini merasa seolah tak akan jatuh miskin.

Uang yang dimenangkannya dari lotre dihambur-hamburkan tanpa mengenal batasan.

Hingga akhirnya ia bangkrut dan harus bekerja menjadi tukang sampah.

Pada tahun 2002 silam nasib Carroll berubah ketika ia memenangkan lottere yang mengubah jalan hidupnya.

Baca Juga: Viral Video Driver Ojek Online Berubah Menjadi Polisi, Pengendara yang Ditegur Langsung Kaget dan Lakukan Hal Ini!

Sebelumnya, ia hanyalah seorang pria biasa yang bekerja sebagai pengemas biskuit dan dibayar 204 Poundsterling (Rp3 juta) per-minggu.

Carroll memenangkan lottere sebanyak 15,5 Dollar AS (Rp223 Milliar). Namun ia bingung dengan uang sebanyak itu apa yang akan dia lakukan.

Akhirnya Carrol yang waktu itu masih berusia 19 tahun bersumpah untuk untuk menyia-nyiakan uang yang diterimanya tersebut.

Baca Juga: Selama 24 Tahun Jadi Budak Seks Sang Ayah, Hingga Akhirnya Memiliki 7 Anak, Penderitaan Gadis Ini Berasa Setiap Harinya Hidup di Neraka!

Carroll membeli sebuah rumah d idekat Swaffham, Norfolk tetapi rumahnya tidak dirawat dan dihancurkan begitu saja ketika dijual.

Ia menghabiskan jutaan dollar untuk mobil yang dihancurkan, helikopter, menyewa perempuan.

Parahnya lagi, ia juga seorang pecandu kokain yang bisa ditemukan disetiap sudut rumahnya.

Ia dikenal sebagai pemenang lottere legendaris dan dijuluki "Lotto Lout" di negara asalnya, Inggris.

Michael Carroll melakukan persis apa yang orang-orang kaya dengan uangnya ia menghabiskan semuanya dengan membeli obat-obatan dan pelacur.

Baca Juga: Memiliki Garis Tangan Berbentuk Huruf M? Ternyata Langka dan Ada Arti Khusus Tentang Diri Pemiliknya!

Dailymail melaporkan bahwa pada tahun 2003, Carroll diduga merokok dengan kokain dengan pengeluaran 3.000 Dollar AS (Rp43 Juta) setiap hari.

Ia juga secara teratur mengadakan pesta-pesta untuk memanjakan di rumahnya senilai 500.000 Dollar AS (Rp7 Milliar).

Cara lain untuk menghabiskan uangnya dengan membeli banyak mobil mewah yang dia tabrakan ke arena pacuan kuda buatannya sendiri.

Tabiat buruk lainnya adalah perilaku Carroll yang mengusir istri dan anak perempuannya.

Mirror

Michael Carroll saat menjadi tukang sampah

Baca Juga: 23 Hari Koma, Seorang Ibu Akhirnya Membuka Mata Saat Bayinya Dibaringkan di Atas Dadanya, Tim Medis yang Menyaksikan pun Menangis

Hanya delapan tahun kemudian, Carroll telah menghabiskan semua uangnya tersebut.

Keadaan kumuh dari rumah, lima kamar tidur itu juga membuat Carroll terpaksa menerima kerugian sebesar 600.000 Poundsterling (Rp8 Milliar) atas penjualan rumah itu.

Pagar-pagar yang hancur, jendela-jendela yang hancur dan puing-puing di kebun mencerminkan penurunan Carroll dari miliuner ke orang miskin.

Seandainya dia merawatnya, properti itu dianggap bernilai setidaknya 700.000 poundsterling (Rp10 Milliar)

Sebaliknya, ia menjual rumah bobrok di Swaffham, Norfolk, hanya seharga 142.000 poundsterling (Rp2 Milliar).

Walhasil, Carroll kembali untuk hidup terpuruk dengan penghasilan 67 Dollar AS (Rp900 Ribu) per minggu dan sebagai tukang sampah.

Toutiao
Toutiao

Beginilah keseharian Michael Carrol sekarang

Ia juga menerima tunjangan pengangguran dan kembali ke gaya hidup lebih sederhana yang cocok untuknya.

"Pesta telah berakhir dan kembali ke kenyataan," kata Carroll kepada Daily Mail pada tahun 2010.

"Saya sudah tidak punya dua sen untuk digosok bersama dan itulah yang saya suka. Saya merasa lebih mudah untuk hidup dengan 67 Dollar AS." (Afif Khoirul M)

Baca Juga: Merasa Ada yang Tak Beres Saat PRT ini Menjaga Anaknya, Wanita ini Kaget Saat Lihat Kelakuan Menjijikkan PRTnya yang Terekam CCTV!

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Kisah Tragis Pemenang Lotere Rp223 Milliar, Habiskan Uangnya Dengan Cara Gila Hingga Bangkrut dan Jadi Tukang Sampah

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber intisari