Ashraf Sinclair Meninggal Dunia karena Serangan Jantung saat Pagi-pagi Buta, Ternyata Ini Alasan Mengapa Serangan Jantung Lebih Sering Terjadi di Pagi Hari

Selasa, 18 Februari 2020 | 09:15
Youtube.com: IT'S ME BCL

Cara Ashraf menatap BCL banjir pujian

Suar.ID -Kabar duka datang dari pesinetron sekaligus penyanyi, Bunga Citra Lestari.

Sang suami, Ashraf Sinclair, dikabarkan meninggal dunia di RS MMC Kuningan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 04.51 WIB.

Jenazah kabarnya sudah dibawa ke rumah duka.

Menurut kabar yang beredar, Asraf meninggal setelah mendapatkan serangan jantung dadakan.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Suami BCL, Ashraf Sinclair Meninggal Dunia Dini Hari Tadi

Menurut laporan Kompas.com, pada 2016 lalu, ada sekitar 17,7 juta orang meninggal dunia karena serangan jantung.

Nah, dari angka itu, sebanyak 80 persennya disebabkan oleh serangan jantung dadakan.

Kita tahu, serangan jantung sering terjadi tiba-tiba dan bisa datang kapan saja.

Ia bahkan suka datang di pagi hari--seperti yang dialami suami BCL itu.

Sebenarnya malah kebanyakan orang mengalami serangan jantung di pagi hari.

Apa yang membuat serangan jantung lebih banyak terjadi ketika pagi hari?

Masih menurut Kompas.com, serangan jantung biasanya terjadi ketika salah satu pembuluh darah mengalami penyumbatan, bisa karena terlalu banyak lemak.

Hal ini membuat aliran darah tidak lancar ke jantung, sehingga jantung kekurangan oksigen serta makanan.

Baca Juga: Dibanding Pria, Wanita Lebih Rentan Idap Serangan Jantung, Kok Bisa?

Maka itu, jaringan di sekitar otot jantung rusak dan mati, sampai tak bisa memompa darah lagi.

Kondisi ini memang bisa terjadi kapan saja, tapi para ahli menyatakan bahwa serangan jantung lebih sering terjadi di pagi hari.

Freepik
Freepik

(ilustrasi) pria meninggal dengan serangan jantung

Hal ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian, salah satunya penelitian yang melibatkan sebanyak 12 ribu lebih kasus penyakit jantung.

Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa serangan jantung memang lebih sering, bahkan juga disebut-sebut lebih berbahaya, jika terjadi di pagi hari.

Para ahli menyatakan bahwa hal tersebut berkaitan dengan jam biologis tubuh.

Di pagi hari, tubuh secara otomatis akan mempersiapkan semua organ untuk kembali bekerja dengan normal.

Sedangkan sebelumnya organ-organ tubuh bekerja dengan lambat, karena di malam hari kita beristirahat.

Baca Juga: Bikin Serangan Jantung, Ternyata Segini Tarif Pengacara Kondang Hotman Paris, Pantesan Jadi Idola hingga Dikelilingi Cewek Cantik

Ibaratnya, setiap pagi tubuh akan melakukan “pemanasan” pada setiap organnya, termasuk jantung dan pembuluh darah.

Permintaan darah dan makanan meningkat di dalam tubuh, sehingga jantung harus memompa darah lebih cepat.

Selain itu, pembuluh darah cenderung menyempit di pagi hari.

Hal ini yang membuat jantung semakin bekerja keras.

Jika saat itu ada penyumbatan di salah satu pembuluh darah, maka serangan jantung tidak bisa dihindari.

Ketika itu, seseorang akan mengalami berbagai gejala serangan jantung.

Apa yang harus dilakukan jika terkena serangan jantung di pagi hari?

tribunnews.com

Serangan jantung bisa terjadi bila mengkonsumsi gula aren berlebihan

Sebenarnya, sebelum serangan jantung terjadi, ada tanda-tanda awal yang bisa diwaspadai, seperti:

- Tiba-tiba lebih sulit bernapas

- Merasa dada tidak nyaman dan berdebar-debar

- Terasa sakit dan tidak nyaman pada bagian lengan dan leher

- Keringat dingin

- Merasa mual

- Tiba-tiba kepala terasa ringan atau kliyengan

Kadang-kadang juga, gejala awal serangan jantung pria dan wanita juga berbeda-beda.

Kebanyakan pria mungkin hanya akan mengalami rasa tidak nyaman dan tertekan pada bagian dada.

Namun, wanita yang akan mengalami serangan jantung, cenderung lebih banyak mengalami sesak napas, mual, dan muntah.

Gejala ini terkadang mengecoh kaum wanita karena hampir mirip dengan gejala ketika ia datang bulan atau premenstrual syndrome (PMS).

Akan tetapi, apa pun gejala yang dialami, sebaiknya jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat diperiksa lebih lanjut.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya