Suar.ID - Rekaman menakutkan dari Kota Wuhan yang diselimuti kabut tebal telah memicu kekhawatiran akan jumlah korban jiwa akibat coronavirus.
Adasumber yang mengklaim bahwajumlahkematian lebih banyak dari laporan resmi.
Video yang beredar memperlihatkan Kota Wuhan yang diselimuti kabut misterius.
Video tersebut telah menimbulkan kekhawatiran netizen bahwa kabut asap tersebut adalah hasil dari asap krematorium.
Melansir dari Daily Star (4/2/2020), mayat yang terinfeksi coronavirus dikatakan telah dikremasi selama "24 jam sehari".
Itu terjadi sehari setelah Komisi Kesehatan Nasional di China memerintahkan semua kematian akibat virus korona harus dikremasi.
Orang yang tewas akibat virus corona tidak boleh dikubur di dalam tanahuntuk mencegah penyebaran penyakit.
Warga negara China menyuarakan keprihatinan mereka di media sosial, menunjukkan jumlah kematian bisa "jauh lebih tinggi" daripada laporanresmi.
Wuhan, seperti banyak kota di China, memiliki tingkat polusi yang tinggi dan tidak ada bukti kuat untuk mengonfirmasi bahwa kabut asap itu ada hubungannya dengan mayat yang dibakar.
Namun, itu tidak menghentikan orang berspekulasi tentang peningkatan polusi, dengan satu pengguna Twitter menulis, "Kremasi berjalan 24 jam sehari.
"Dibutuhkan 1-3 untuk membakar mayat, itu membakar 112-336 mayat SEHARI!"
"Jumlah korban tewas pasti jauh lebih tinggi daripada yang diberitakan."
Netizenlain menulis di media sosial, "Semua orang tahu keseriusannya, tetapi saat ini, saya hanya bisa mengungkapkannya di sini!"
"Krematorium rumah duka utama di Wuhan saat ini bekerja 24 jam!"
Baca Juga: Ngeri, Kota Wuhan Tampak Menyala Merah dari Satelit, Ilmuan Berikan Penjelasan yang Mengejutkan!
Pejabat Partai Komunis telah mengeluarkan instruksi ketat tentang penanganan orang mati karena jumlah korban tewas terus meningkat.
Partai itu telah melarang penguburan untuk menghentikan penyebaran virus lebih lanjut.
Ketakutan muncul setelah pejabat Partai Komunis mengeluarkan instruksi ketat untuk membakar tubuh yang terinfeksi virus corona dengan "segera".
Warga juga menyatakan keprihatinan atas polusi udara di kota yang belum turun di bawah rata-rata tahunan Wuhan sejak pekan lalu.
Menurut Peta Udara Dunia, tingkat polusi Wuhan masuk kategori "berbahaya" dengan ketinggian 121 AQI, meskipun kota itu telah dikunci selama lebih dari seminggu.
Pejabat China telah mengonfirmasi setidaknya 426 kematian di dalam negeri dengan kematian pertama di luar daratan China dilaporkan di Filipina.
Tetapi spekulasi tentang keakuratan jumlah korban resmi muncul setelah warga Wuhan, Fang Bin, ditangkap karena syuting di dalam rumah sakit kota.
Rekaman Bin menunjukkan tumpukan mayat di Rumah Sakit Ketiga Wuhan dengan petugas medis melemparkan kantong mayat ke bagian belakang bus.
Dalam video klip itu, Bin menghitung lebih dari 8 kantong mayat di dalam truk.
Dokter yang mengenakan jas hazmat dapat terlihat mencoba menyelamatkan korban di video.
Bin ditangkap, tetapi kemudian dibebaskan oleh polisi yang menyita komputernya dan mengaku bahwa ia "takut" ditangkap lagi.
(Adrie P. Saputra/Suar.ID)