Suar.ID -Nama Tengku Muhammad Fakhry sempat begitu menghebohkan publik Indonesia.
Ketika itu, Pangeran Kelantan, Malaysia, itu diduga melakukan KDRT kepada istrinya, Manohara, seorang model Indonesia.
Sekira Agustus 2008 lalu, ibu Manohara, Daisy Fajarina, mengaku dilarang bertemu bahkan berkomunikasi setelah menikah dengan Pangeran Kelantan itu.
Didampingi kuasa hukumnya, Afrian Bondjol ”Boy” dari OC Kaligis & Associates, dan pengacara keluarga, Yuri Darmas, Daisy bahkan sempat mendatangi Direktorat Perlindungan WNI di gedung Departemen Luar Negeri, Jumat (24/4) pagi.
Tak hanya itu, Daisy juga menemui M Ridha Saleh yang waktu itu Wakil Ketua/Bidang Internal Komnas HAM. ”Kami membawa bukti telah terjadi tindak kekerasan dan kesewenang-wenangan terhadap Manohara sebagai warga negara Indonesia yang ada di Malaysia,” ujar Boy.
Selain dukungan dalam negeri, ibu Manohara juga meminta dukungan Komnas HAM di Malaysia dan berkirim surat ke kementerian luar negeri di Kuala Lumpur.
Tujuan mereka ada tiga hal, yakni pengaduan tindak kekerasan, pelecehan warga negara, dan pencekalan yang tidak beralasan.
Kepada kedua instansi tersebut, Boy menunjukkan bukti rekaman suara Mano saat menelepon ibunya, fotokopian surat keterangan dokter Naek L Tobing, dan fotokopi surat Mano buat Tengku Fakhry.
Berkas-berkas tersebut dibuat saat Mano kabur ke Indonesia, antara Oktober 2008-Februari 2009.
Dalam surat keterangan pemeriksaannya, akhir Februari 2009, dr Naek L Tobing mengungkapkan adanya kekerasan seksual yang dilakukan Tengku Fakhry terhadap Mano.
Demikian pernyataan dr Naek:
”Bahwa Nyonya Manohara, berusia 17 tahun mengeluh diperlakukan dengan kekerasan oleh suami, misalnya dipaksa coitus (berhubungan seks) sewaktu haid. Akibatnya dia sedih dan bingung.”
Dalam suratnya kepada Fakhry, Mano menuliskan bahwa Fakhry telah menyakiti dirinya di malam pertama pernikahan mereka.
Manohara dipaksa untuk berhubungan seks, padahal Mano sedang menstruasi.
Mano menyebut Fakhry sering tak bersikap dewasa, misalnya meminta Mano terus mengganti nomor telepon seluler agar tidak bisa dihubungi teman.
Di akhir Februari hingga 9 Maret 2009, Fakhry mengajak Mano dan keluarga Umroh ke Mekah.
Lalu dia mencoba membujuk Mano kembali ke Istana Kelantan seraya berjanji bahwa dirinya akan berubah jadi suami yang baik, dan akan meresmikan pernikahan di Indonesia.
Tapi nyatanya selesai Umroh, Mano dipisahkan dengan keluarganya.
Setelah itu, ibu dan nenek Mano dicekal Pemerintah Malaysia.
Surat pencekalan yang ditandatangani ketua Urusan Imigrasi Malaysia, Wan Teh Binti Abd Kadir, tanggal 19 Maret 2009, ditujukan kepada Daisy, tanpa alasan.
”Pencekalan ini tidak berdasarkan hukum, karena Ibu Daisy bukan koruptor, buron, atau teroris,” jelas Boy.
Tak hanya itu, Manohara juga disebut memiliki luka sayatan, sundutan rokok hingga suntikan hormon yang membuat tubuhnya naik berat badan drastis.
Siapa sangka, usai perlakuannya kepada Manohara yang tak manusiawi, rupanya Tengku Fakhry kena getahnya.
Menurut laporan Nova pada Januari 2010, Tengku Fakhry terlibat konflik dengan sang kakak, Tengku Muhammad Faris Petra.
Faris Petra juga penerus tahta kerajaan Kelantan.
Tak sekadar konflik, perselisihan itu berujung pada "terusirnya" Fakhry dari kerajaan Kelantan.
Hakim akan memberikan keputusan setelah mendengar dan mempelajari kuasa prerogatif pemerintah.
Hakim telah meminta Tengku Muhammad Fakhry, yang diwakili pengacaranya, K. Shanmuga, untuk menjelaskan persoalan yang terjadi sebelum mengambil keputusan.
Bak diusir dari istana Kelantan, kakak Tengku Fakhry tak menunjukan kemurahan hatinya pada sang adik.
Beberapa media Malaysia memberitakan, Tengku Fakhry mengajukan permohonan pada Mahkamah Tinggi agar menganulir keputusan Pemangku Raja Kelantan, Tengku Muhammad Faris Petra.
Kakak kandung Fakhry itu membatalkan pelantikan Fakhry sebagai anggota majelis Kerajaan Negeri Kelantan pada 16 September 2009.
Menurut aturan lembagaan Kelantan, majelis bertanggungjawab untuk menentukan bakal pengganti Sultan dan memastikan tak ada kekosongan pemerintahan lebih dari setahun.
Konflik antara Tengku Fakhry dan sang kakak telah melebar dan mengungkit kembali kasus Manohara yang diduga dianiaya Fakhry ketika mereka masih tinggal seatap.
Fakhry mencurigai pegawai istana Kelantan telah menyebar gosip tak sedap mengenai dirinya selama tinggal bersama Manohara.