Suar.ID -Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD memimpin rapat guna membahas persiapan pulau atau tempat khusus untuk penanggulangan penyakit menular, seperti virus Corona.
Sebelumnya, upaya untuk mengevakuasi 245 warga negara Indonesia di Wuhan berjalan lancar pada Sabtu (1/2/2020) lalu.
Kementerian Luar Negeri bersama beberapa mitra kerjanya berhasil membawa pulang WNI yang berada di China.
Namun, 245WNI tersebut kini belum bisa bertemu langsung dengan keluarga mereka.
Untuk sementara, ratusan WNI itu dibawa ke Kepulauan Natuna untuk dikarantina dan dilakukan observasi kesehatan selama 14 hari.
Aapabila dalam14 hari tersebut lolos dari observasi, WNI akan dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
Meskipun saat ini pemerintah telah menetapkan Kabupaten Natuna sebagai lokasi karantina, namun sejumlah warga Natuna tetap menolak kedatangan 245 WNI tersebut.
Melansir dari akun Instagram @fakta.indo, Minggu (2/2/2020) kerusuhan massa terjadi di akses jalan gerbang menuju Bandara Raden Sadjad, Ranai, Kabupaten Natuna.
Ratusan orang terlibat aksi saling dorong dengan aparat menjelang setibanya WNI yang telah berhasil dievakuasi dari Wuhan yang turun dari Bandara Batam menuju Natuna.
Kekhawatiran yang tinggi terhadap Virus Corona yang akan menyebar ke daerah mereka mengakibatkan warga Natuna menolak upaya karantina ratusan WNI dari Wuhan.
MeskipunKemenkes memastikan para WNI yang dievakuasi dalam kondisi sehat, namun warga tetap menolak proses karantina di Natuna.
Aksi penolakan sudah terjadi sejak, Sabtu (1/2/2020) setelah kabar bahwa Natuna akan dijadikan lokasi observasi selama 14 hari.
Bahkan hingga malam, demonstrasi warga pecah di Kantor DPRD hingga gerbang Bandara Lanud Raden Sadjad.
Rencana Mahfud MD untuk Mencegah Wabah Virus Corona
MenkopolhukamMahfud MD memimpin rapat membahas persiapan pulau atau tempat khusus untuk penanggulangan penyakit menular, seperti virus Corona.
"Kita ingin melakukan pembicaraan pendahuluan, apa yang diarahkan Presiden," katanya, saat memimpin rapat di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (7/2/2020) melansir dari Antara.
Rapat tersebut dihadiri sejumlah menteri dan pejabat terkait, antara lain Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto, Kepala BNPB Doni Munardo, Kapuskes TNI Mayjen Bambang DH.
Mahfud menjelaskan rapat itu merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden RI Joko Widodo atas kemungkinan membangun satu tempat tertentu yang sifatnya eksklusif untuk penanggulangan penyakit menular.
"Pada 4 Februari lalu, Presiden memberi arahan segera dipikirkan kemungkinan membuat satu tempat tertentu yang sifatnya eksklusif dan dijadikan rumah sakit menanggulangi kalau ada penyakit menular seperti virus Corona, SARS, dan sebagainya," katanya.
Keberadaan pulau atau tempat khusus itu, kata Mahfud, akan disiapkan dengan standar sehingga membuat langkah penanggulangan penyakit menjadi efektif.
"Jadi, ada tempat isolasi tertentu, dan memenuhi standar. Lalu, aman dan nyaman," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Sebelumnya, Mahfud menyampaikan masih mencari pulau kosong yang dapat digunakan sebagai lokasi penanganan virus-virus menular.
"Kita akan cari satu tempat kosong, kita punya masih banyak, ribuan pulau yang masih kosong. Rencana akan dipilih satu, khusus untuk rumah sakit, bukan hanya corona. Presiden minta yang jangka panjang disiapkan RS khusus yang menangani virus-virus menular," kata Mahfud di Kantor Staf Presiden (KSP) Jakarta, Kamis (6/2/2020)).
Mahfud menyampaikan hal tersebut seusai dalam rapat koordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Wishnutama, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio dan pejabat terkait lainnya.