Staf Medis yang Masih Terbilang Muda Ini Tewas setelah Bekerja di Garis Depan untuk Memerangi Virus Corona

Kamis, 06 Februari 2020 | 08:15
The Paper

Song Yingjie

Suar.ID - Seorang apoteker muda yang berada di garis depan dalam memerangi virus coronadiWuhan, China, telah pingsan dan meninggal karena terlalu banyak bekerja.

Dia ditemukan tewas di asramanya oleh rekan-rekan kerjanya.

Melansir dari The Paper (4/2/2020), staf medis tersebut diidentifikasi sebagai Song Yingjie dan usianya baru 28 tahun.

Dia adalah wakil pemimpin kelompok farmasi di sebuah pusat kesehatan di daerah Henshang dan dia juga terlibat dalam menjaga agar virus tersebut tetap di luar jangkauan.

Baca Juga: Belum Ditemukan Vaksinnya, Ahli dari China Ini Malah Rekomendasikan Obat HIV untuk Cegah Penyebaran Virus Corona, Kok Bisa?

Dia telah bekerja di pusat kesehatan sejak April 2016 dan bergabung dengan tim yang akan ditempatkan di Yuelin Expressway.

Song ingin melakukan bagiannya dan bersikeras untuk bekerja setiap hari mulai tanggal 25 Januari, yang merupakan hari pertama Tahun Baru China.

Dia bertanggung jawab atas distribusi pasokan medis ke rekan-rekannya dan bekerja keras selama 10 hari dan sembilan malam saat negara itu berjuang untuk menjaga virus Wuhan.

Pada 3 Februari, ia akhirnya menyelesaikan shift jam 12 pagi dan kembali ke asramanya untuk istirahat.

Baca Juga: 6 Zodiak Ini Paling Takut Merasa Terluka, Membuat Mereka Tak Segan Menyakiti Orang Lain Lebih Dulu

The Paper

Song Yingjie berfoto bersama rekan-rekan kerjanya.

Sedihnya, rekan-rekannya menemukan dia meninggal di asrama dan diyakini bahwa dia meninggal karena serangan jantung mendadak karena terlalu banyak bekerja.

Pihak berwenang masih menyelidiki kasus tersebut.

Sebelumnya, Kantor berita yang dikelola oleh pemerintah China melaporkan bahwa seorang dokter bernama Liang Wudong (62), telah meninggal karena virus corona.

Sebenarnya dokter yang sudah berusia senja itu telah pensiun dari pekerjaannya.

Namun lantaran situasi genting, ia harus bertugas kembali untuk menangani pasien akibat virus corona.

Wudong meninggal sesaat setelah ia merawat seorang pasien virus corona.

Diberitakan oleh China Global Television Network, ada juga seorang dokter yang meninggal saat merawat pasien terjangkit virus corona.

Jiang Jijun, meninggal dunia karena serangan jantung ketika merawat orang yang menderita wabah misterius ini.

Baca Juga: Sempat Mengejek Wali Kota Surabaya dengan Sebutan Kodok Betina, Zikria Dzatil kini telah Mengirimkan Dua Surat Permintaan Maaf kepada Tri Rismaharini: Saya Sama Sekali tidak ada Maksud Menghina Bunda Risma

Belum diketahui secara detail penyebab kematian dokter Jiang Jijun akibat serangan jantung atau justru ikut terjangkit virus yang berasal dari daerah Wuhan itu.

AS bereaksi dengan cepat atas wabah yang menjangkit Negeri Tirai Bambu tersebut.

Sekitar 1.000 warga Amerika Serikat telah dievakuasi dari daratan China.

Di dalamnya termasuk diplomat dan warga sipil AS.

Sekitar 56 juta orang sekarang tunduk pada pembatasan pergerakan, karena pihak berwenang memperluas larangan bepergian di provinsi Hubei tengah, yang kini dikabarkan telah mempengaruhi 18 kota.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan telah membentuk enam tim medis yang berjumlah 1.230 staf medis untuk membantu menangani masalah tersabut.

Video dari dalam rumah sakit China menunjukkan pasien berdesakan di koridor yang penuh sesak dan terbaring di lantai.

Bandara global telah meningkatkan penyaringan penumpang dari China, meskipun beberapa orang mempertanyakan nilainya.

Baca Juga: Dulu Partainya Sempat jadi Rival Panas PDIP, kini SBY Restui Partai Demokrat Untuk Dukung Putra Sulung Jokowi Maju dalam Pilkada Solo, Begini Tanggapan Gibran Rakabuming

China mengatakan virus telah bermutasi dan dapat ditularkan melalui kontak manusia, sebagian besar mempengaruhi yang memiliki kekebalan tubuh rendah dan tua.

Shanghai telah menutup semua bioskop hingga 30 Januari sebagai upaya untuk mencoba dan menghentikan penyebaran virus mengerikan tersebut. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber mirror.co.uk, thepaper.cn