Enggak Ridho Anak-anak Tumbuh dengan Budaya K-pop, Pria Ini Bangun Gedung Kesenian Megah di Desanya, Begini Pertunjukan Pertamanya

Selasa, 04 Februari 2020 | 19:39
Hbb

Sendratari Roro Jonggrang di Grha Purbo Waseso Kencono, Klaten, Jawa Tengah

Suar.ID -Di sebuah desa yang tak jauh dari Candi Prambanan, persisnya di Desa Prambanan, Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Jawa Tengah, telah berdiri sebuah gedung kesenian yang cukup megah.

Gedung bernama Grha Purbo Waseso Kencono itu diresmikan langsung oleh pemilik Galuh Group, One Krisnata, pada Senin (3/2) malam.

Dia beralasan, pendirian gedung ini semata-mata untuk membangkitkan kelompok seni lokal yang ada di daerahnya.

Baca Juga: Teror Warga Klaten karena Tewaskan Warganya, Begini Cara Penanganan Tawon Endhas, Jenis Tawon yang Bisa Mematikan Binatang Lain hingga Manusia!

"Jika tidak segera dimulai, siapa yang peduli dengan budaya Jawa," ujarnya di sela-sela peresmian gedung kesenian.

Lebih dari itu, dia juga enggak ingin anak-anak tumbuh dengan budaya asing alih-alih budaya lokal yang sangat kaya.

"Biar ibu-ibunya saja yang terjangkit K-pop--sudah terlanjut--anak-anaknya jangan," tegasnya.

One mengaku inisiatif untuk membangun gedung sejatinya sudah sejak setahun yang lalu.

Tapi baru tahun ini bisa diwujudkan.

Terkait lokasi yang berdekatan dengan wisata Candi Prambanan, One sendiri berharap keduanya bisa saling bersinergi.

"Harapannya, bisa menambah keberadaan Candi Prambanan yang sudah ada sebelumnya," terangnya.

Baca Juga: Mitos Sekitar Patung Buddha di Candi Borobudur, Percayakah Anda?

Dibuka dengan Sendratari Loro Jonggrang

Sendratari Loro Jonggrang menjadi sajian pembuka perempuan gedung kesenian tersebut.

Menurut One, sendratari ini diangkat dari kisah yang bersetting Mataram Kuna, sekitar abad ke-9, atau sekitar masa pemerintahan Rakai Pikatan.

"Ada empat tokoh utama yang diangkat pada cerita tersebut," ujar One.

Selain Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, tambahnya, ada juga Prabu Triyambaka yang merupakan ayah Roro Jonggrang dan Prabu Damarmaya yang merupakan ayah dari Bandung Bondowoso.

Untuk menyukseskan pertunjukan ini, pihaknya mengajak para pelaku seni lokal dari Klaten.

Sementara untuk para pengajar dan sutradaranya mengambil langsung dari ISI Yogyakarta Timbul Haryono, begitu ujar One.

Semoga keberadaan gedung kesenian ini semakin mengangkat potensi kesenian yang ada di Klaten pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya