Geger Sinuwun dan Kanjeng Ratu Digiring ke Polres, Keraton Agung Sejagat Mendadak Jadi Tempat Wisata hingga Polisi Sita Benda Penting Ini

Rabu, 15 Januari 2020 | 08:30
Kolase Kompas.com dan Tribunjateng

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat kini diamankan oleh Polres Purworejo pasca viralnya kemunculan mereka ke publik

Suar.ID - Beberapa waktu ini viral di media sosial tentang kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo.

Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara wilujengan dan kirab budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020).

Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu.

Baca Juga: Mengaku sebagia Penerus Sah Majapahit yang Pernah Menguasai Nusantara 500 Tahun yang Lalu, Keraton Agung Sejagat Tegas Menolak Disebut Aliran Sesa

Melansir dari Kompas.com, Polres Purworejo menangkap Raja Keraton Agung Sejagat, Sinuhun Totok Santosa, dan istrinya Fanni Aminadia pada Selasa (14/1/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat ditangkap saat mereka dalam perjalanan menuju ke Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.

Sinuhun sebelumnya akan mengajak awak media untuk berbincang-bincang.

Adanya penangkapan itu dikonfirmasi Dandim 07/08 Purworejo Letkol Muchlis Gasim.

Baca Juga: Bikin Heboh Mengaku Punya Kekuasaan di Seluruh Dunia, Inilah Sosok Pemimpin Kerajaan Agung Sejagat, Janjikan Uang Berjumlah Fantastis untuk Pengikutnya

"Memang benar, raja dan istri Keraton Agung Sejagat sudah diamankan di Polres," ujar Gasim seperti dikutip dari Tribunjateng, Selasa (14/1/2020).

Tak hanya menangkap Raja Keraton Agung Sejagat Sinuwun Totok Santosa dan istrinya, polisi juga menggeledah tempat berkumpulnya kelompok itu.

Penggeledahan berlangsung tak lama setelah Totok dan Fanni ditangkap.

Beberapa polisi berseragam dan berpakaian biasa tampak memeriksa beberapa ruangan di Keraton Agung Sejagat hingga malam hari.

Tribunjateng
Tribunjateng

Istana Keraton Agung Sejagat digeledah polisi

Baca Juga: Anak Bungsunya Alami Cidera Serius, Kepanikan Anji Saat Dokter Tak Angkat Telepon: Anak Saya Masih 4,5 Tahun dan Autism

Anggota Bhabinkamtibmas dan Humas Polres Purworejo terlihat pula di lokasi.

Hanya saja tidak ada pernyataan yang disampaikan.

Warga juga nampak memenuhi keraton selagi penggeledahan berlangsung.

Kini Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat sudah dibawa ke Mapolres Purworejo untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Dari tangan mereka polisi juga menyita sejumlah dokumen yang diduga merupakan formulir rekrutmen anggota Keraton Agung Sejagat.

Baca Juga: Tak Tega, Nunung Tak Bisa Jujur ke Sang Ibunda Bahwa Dirinya Divonis 1,5 Tahun, Ini yang Diucapkan ke Ibunya

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan, Totok dan istrinya ditangkap karena diduga menyebarkan berita bohong.

"Dugaan sementara pelaku melakukan perbuatan melanggar pasal 14 UU RI No.1 th 1946 tentang peraturan hukum pidana terkait penipuan," jelas Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna dilansir dari Kompas.com.

Berdasar pasal tersebut Sinuhun Totok dan istrinya terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Facebook via Tribunnews
Facebook via Tribunnews

Pemimpin Kerajaan Agung Sejagad, Purworejo

Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat.

Dia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 15 Januari 2020: Libra Mendapat Hadiah Atas Kerja Kerasnya, Sagitarius Keluar dari Zona Nyaman

Perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.

Jodiningrat menyampaikan dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.

Menurutnya, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

Sedangkan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Purworejo Rita Purnama menuturkan berdasarkan laporan Kepala Desa Pogung Jurutengah melalui Camat Bayan kegiatan di Keraton Agung Sejagat terindikasi merupakan suatu penipuan.

Pasalnya, cerita sejarah yang disampaikan banyak tidak sesuai.

"Banyak yang tidak sesuai dengan sejarah yang ada, karena dalam rapat terbatas tadi juga mengundang sejarawan di Purworejo," kata Rita.

Baca Juga: Tafsir Mimpi Disambar Petir, Benarkah ini Malah Sebuah Pertanda Buruk?

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber Kompas.com, TribunJateng