Jauh Lebih Merugikan Negara daripada Skandal Garuda dengan Total Kerugian Rp 13,7 Triliun, kini Jiwasraya Diduga dengan Sengaja Melakukan Goreng Menggoreng Saham BUMN!

Sabtu, 11 Januari 2020 | 12:00
Carolus Agus Waluyo

Warga melintas di depan kantor Pusat Asuransi Jiwasraya Jakarta, Selasa (15/1). Untuk mengatasi masalah lukuiditas di Jiasraya pemerintah akan mengundang BUMN dan investor asing masuk menjadi pemegang saham di Jiwasraya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/01/2019.</p>

Suar.ID -Analis menilai langkah Jiwasraya membeli saham BUMN yang masuk kategori "gorengan" hanya untuk mengelabui auditor.

Sebelumnya, persoalan mengenai Jiwasraya disadari telah ada sejak 2006.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui permasalahan keuangan yang mendera asuransi Jiwasraya sudah berlangsung lama, bahkan hampir berjalan 10 tahun lalu dan bukan persoalan yang ringan.

Jokowi juga menyatakan, pemerintah akan turun tangan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan asuransi Jiwasraya.

Baca Juga: Jangan-jangan Saya Dulu Juga Tertipu oleh Direksi Jiwasraya, Begini Curhatan Sosok yang Pernah Dikaitkan dengan Korupsi Gardu Listrik Ini

Namun Jokowi menegaskan, jika permasalahan ini sudah memasuki wilayah hukum, maka proses hukum tetap harus berjalan.

"Ini adalah persoalan yang sudah lama sekali, hampir sudah 10 tahun yang lalu. Dalam 3 tahun ini, sebetulnya kami (Pemerintah) sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini. Tapi ini juga bukan masalah yang ringan," kata Jokowi, dilansir dari tayangan YouTube Kompas TV.

Kasus Jiwasraya telah didiskusikan bersama dengan kementerian-kementerian terkait.

Jokowi menyebut, gambaran solusi terkait permasalahan Jiwasraya sudah ada.

Baca Juga: Sempat Bungkam dan Dikabarkan Menerima Iming-iming hingga Rp 100 Miliar dari PT. Jiwasraya yang Jauh Merugikan Uang Negara Dibandingkan dengan Garuda, Erick Thohir: Saya agak Mau Curhat Nih, Bukannya Baper

Namun keseluruhan solusi tersebut masih dalam proses.

"Kemarin kami sudah rapat dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, yang jelas gambaran solusinya sudah ada, masih dalam proses semuanya," jelas Jokowi.

Sebelumnya, dalam rapat bersama komisi VI DPR RI, Direktur Umum Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko menyebut kewajiban pelunasan Rp 12,4 triliun yang dijanjikan akhir tahun ini tak mampu dibayarkan lantaran dana tak mencukupi.

Baca Juga: Gercep saat Mengatasi Garuda, kok Erick Thohir Memilih Bungkam saat Ditanya Soal Masalah di Jiwasraya?

"Kalau uangnya tidak mencukupi harus diatur, bagaimana memanfaatkannya. Saya enggak bisa menjanjikan apapun saat ini," ungkapnya di Gedung DPR RI, Senin (16/12/2019).

Hexana menyebut pihaknya tidak bisa menjanjikan kapan akan melakukan pelunasan.

Hal ini menurutnya harus menunggu closing investor yang akan masuk pada awal 2020.

"Ada faktor X tapi di awal tahun 2020 diharapkan closing pertama investor. Ini bisa mengurai tapi pembayarannya dicicil dan tidak full," katanya.

Baca Juga: Rombak Jajaran Direksi hingga Angkat Ahok Jadi Komisaris Utama, Berikut Daftar BUMN yang Susunan Direksinya Masuk 'Antrean' Utak-atik Erick Thohir

Jiwasraya Beli Saham Gorengan

Analis menilai langkah Jiwasraya membeli saham BUMN yang masuk kategori "gorengan" hanya untuk mengelabui auditor.

Analis dan pengamat pasar modal Satrio Utomo menilai hal ini hanyalah akal-akalan Jiwasraya agar portofolio investasinya kelihatan bagus.

"Agar bagus kalau diperlihatkan kepada orang yang tidak ngerti saham. Jadi itu kan mereka menganggap auditornya BPK dan lainnya pasti orang yang tidak ngerti saham. Ketika dikasih saham BUMN, maka akan dilihat sebagai saham BUMN yang bagus," kata Satrio kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Kontan
Kontan

Baca Juga: Inilah 5 Impian Besar Eks Menteri BUMN Rini Soemarno yang 'Dihancurkan' oleh Erick Thohir, Salah Satunya Pemecatan 'Anak Emasnya'

Satrio menilai, Jiwasraya sudah tahu bahwa produk asuransi yang bermasalah tersebut memang akan diaudit.

Maka dari itu, Jiwasraya mencari "jalan aman", dengan membeli saham BUMN gorengan.

"Nah tujuan memasukkan saham itu, ya memang supaya suatu hari kalau diaudit seperti sekarang, itu mereka bisa ngeles kalau 'kami juga sudah berusaha untuk berinvestasi bertanggung jawab dengan membeli saham-saham yang bagus dan ini yang kami beli saham BUMN'," jelasnya.

Menurut Satrio, Jiwasraya hanya mengejar keuntungan saja tanpa mempedulikan kerugian nasabah yang bakal timbul dari aksi goreng menggoreng saham tersebut.

Baca Juga: Menteri BUMN Dibikin Geli dengan Anak Perusahaan Garuda ini, Rupanya Seperti inilah Website PT Garuda Tauberes!

"Iya, kan kemarin direksinya juga mengakui sendiri kalau mereka membeli saham yang tidak bagus karena mereka memang mengejar return. Kalau sekarang, mereka bilang mereka belinya saham bagus dengan mengaku itu BUMN, berarti mereka memang inkonsisten disitu," tegasnya.

Adapun kategori saham gorengan adalah saham yang berkinerja jelek.

Meskipun BUMN, tak semua saham BUMN memiliki kinerja positif.

"Kalau sudah yang kinerjanya jelek dan likuiditasnya juga buruk, itu biasnaya termasuk kategori saham gorengan," jelasnya.

(Kompas TV dan Kompas.com)

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Kompas.com, Youtube Kompas TV