Bisa Bikin Kejang-kejang hingga Mengantarmu ke Liang Lahat, Inilah Bahaya Narkoba Happy Five yang Ditemukan di Kediaman Penabrak Apotek Senopati, Justru Nggak Bikin Happy!

Minggu, 29 Desember 2019 | 18:00
Twitter/TMC Polda Metro Jaya

Penabrak Apotek Senopati positif menggunakan narkoba jenis happy five.

Suar.ID -Penabrak Apotek Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, positif narkoba.

Pria yang menabrak apotek dengan mobil BMW-nya itu, disebut polisi, positif menggunakan obat penenang dan ganja.

"Memang itu kecelakaan tunggal, tapi setelah dicek urine yang bersangkutan itu memang baru selesai menggunakan obat penenang dan juga jenis narkotika ganja," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Minggu (29/12/2019).

Selain itu, saat polisi menggeledah rumah tersangka di kawasan Tangerang Selatan, ditemukan juga satu butir narkoba jenis happy five.

Atas temuan tersebut, pengemudi BMW itu ditahan di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

"Kita kenakan UU 114, 112, Undang-Undang 35 Tentang Narkotika, ancamannya diatas 5 tahun," ujar Yusri.

Selain itu, untuk mencegah kejadian serupa berulang, Ditlantas Polda Metro Jaya akan memasang sebuah penghalang cukup tinggi di lokasi tersebut.

Diberitakan sebelumnya, sedan BMW menabrak apotek di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2019) dini hari.

Kanit Laka Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Suharno mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 WIB dini hari.

"Kejadian itu terjadi sekitar jam 04.30 pagi dini hari tadi," ucap Suharno saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Padahal, baru pada Oktober lalu, sebuah mobil menabrak apotek tersebut di titik yang sama.

Tentu kita bertanya-tanya, apa itu narkoba jenis happy five?

Happy five atau happy 5 dikenal juga sebagai erimin.

Ia merupakan jenis obat keras untuk gangguan psikologi dengan nama generiknimetazepam.

Menurut laman Hello Sehat, obat ini dikembangkan di Jepang dan China, dan termasuk dalam golongan benzodiazepine.

Pada awalnya, obat ini diresepkan untuk pasien dengan gangguan tidur, termasuk insonia dan kejang otot.

Dengan obat ini, aktivitas sistem saraf pusat di otak bisa diperlambat.

Meski begitu, obat jenis ini baru diresepkan oleh dokter bila si pasien tidak merespon dengan jenis obat lainnya.

Gampangnya, obat ini diberikan jika terpaksa.

Yang ngeri, obat ini sering disalahgunakan sebagai narkoba, termasuk juga di Indonesia.

Bagi mereka yang menyalahgunakan, erimin dianggap bisa memberikan sensasi yang uni, bisa tenang dan rileks.

Perlu dicatat, jika obat ini dipakai sebagai narkoba, ia akan membahayakan tubuh si pengguna.

Mulai dari kecemasan berlebihan, gelisah, linglung, kejang-kejang, hingga bisa menyebabkan si pengguna tewas.

Ngeri, bos!

Itu belum risiko kanker dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Mereka yang kerap mengonsumsi obat nimetazepam dalam jangka panjang juga lebih rentan mengalami efek samping dan gejala putus obat yang parah.

Jadi, alih-alih bisa happy, obat ini justru bisa mengantarmu ke liang lahat!

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad