Suar.ID -Kecelakaan maut Bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang lalu terseret arus Sungai Lematang menyisakan kisah pilu tersendiri.
Aisyah, bocah 9 tahun yang menjadi salah satu korban selamat, benar-benar merasakan itu.
Selasa (24/12) dini hari, sebuah bus penuh penumpang menjebur jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Sejauh ini, kecelakaan tragis itu telah menewaskan setidaknya 27 penumpang.
Aisyah, juga neneknya, termasuk sedikit dari korban yang berhasil selamat.
Dia tidak pernah membayangkan bus Sriwijaya dengan nomor polisi BD 7031 AU rute Palembang-Bengkulu yang ditumpanginya terjun bebas ke jurang dengan kedalam 75 meter.
Menurut Hasanah, nenek Aisyah, sebelum bus yang ditumpanginya masuk ke dalam jurang, dia sedang bercanda dengan teman duduknya.
Aisyah juga.
Dalam perjalanan dari Bengkulu ke Palembang, bus yang dikemudikan Feri sempat terperosok ke parit di Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang, Sumsel.
Untuk mengeluarkan bus yang masuk dalam parit, seluruh penumpang disuruh keluar lalu bus ditarik oleh mobil lain.
"Bus kami hampir terbalik. Seluruh penumpang langsung disuruh turun. Waktu itu ada mobil travel yang lewat, kami minta tarik," kata Hasanah, yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Besemah, Kota Pagaralam, Selasa (24/12/2019).
Belum lama bus melaju, sambungnya, Bus Sriwijaya yang dikemudikan Fery menabrak pembatas jalan dan langsung masuk ke jurang.
"Sopir kami itu bawa mobil ngebut. Saya tidak lagi tidur, waktu itu lagi ngobrol sama cucu. Tiba-tiba bus langsung terjun begitu," jelasnya.
Untuk keluar dari dalam bus, lanjutnya, para penumpang pun memecahkan kaca.
"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," ujarnya yang duduk di nomor 4 dari belakang bus dikutip dari TribunSumsel.com.
Saat keluar dari bus, ia dan cucunya terseret arus sungai yang deras.
"Dari situ, kami berpegangan batang. Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras. Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," ungkapnya.
Menurutnya, tidak semua penumpang terbawa arus sungai yang deras, beberapa penumpang ada yang bertahan di atas badan bus.
Saat itu, dirinya pun berterak minta tolong, bahkan cucunya Aisyah yang masih berusia 9 tahun pun ikut berteriak minta tolong orang sekitar.
"Cucu saya teriak, om tolong kami, yang ada di atas tolong kami. Kondisi malam itu tidak ada orang," ujarnya.
Tak lama itu, lanjutnya, beberapa warga setempat mulai berdatangan.